Tragedi Fuyuki (2)

59 3 0
                                    

Disclaimer : BSD adalah milik Harukawa Sango sensei dan Kafka Asagiri sensei. Serial fate adalah milik Nasuverse dan Kinoko Nasu sensei beserta cabang-cabangnya (Lord El Melloi II case files adalah milik Sanda Makoto dan Mineji Sakamoto). Kesamaan karakter, latar, dan tempat hanyalah kebetulan semata dan untuk keperluan fanfiksi. Cerita bersifat AU (Alternate Universe). Akan dilakukan perbaikan EYD kedepannya.


"There are two tragedies in life. One is to lose your heart's desire. The other is to gain it." - George Bernard Shaw 

.

.

Selamat membaca!

.

.

"Namaku Emiya Kiritsugu. Mungkin kau tidak percaya, aku adalah seorang penyihir," pria itu bertutur seolah-olah tak berbohong. "Maukah kau ikut denganku?" sambungnya. Aku diam sejenak, sembari melihat kondisi di sekelilingku. Benar-benar beruntungnya aku bisa mendapatkan seorang ayah baru setelah kebakaran hebat itu. Hari demi hari pun berlalu, waktu yang beku pun mulai berjalan. Diri sempat merasa bahwa tak pantas aku hidup bila tak bisa menolong orang disekitar, termasuk ayahku. Rasa ini pun meneror bertahun-tahun lamanya, seolah tak berhenti mengingatkan alasan tubuh ini masih dapat bergerak.

"Masakan Shirou benar-benar enak!" puji Fuji-nee dengan senyuman jahil. Siang ini, aku memasak Hamburger beserta beberapa potong sayuran sebagai pelengkap.

Melihat senyuman ayah mencicipi masakan, dengan refleks semburat merah bersemu di pipi. Sebuah perasaan senang, yang bahkan hingga saat ini tak bisa kujelaskan dengan mudah. Aku memang masih belum mahir memasak, karena kutahu ayah sering keluar negeri. 

"Kalau begitu, selamanya saja ayah disini. Aku akan memasak hamburger dan makanan lain yang lebih enak."

"Baiklah, jika itu maumu,"

Beberapa tahun kemudian, semua berubah semenjak perang cawan suci kelima. Aku terlibat peperangan yang bahkan aku sendiri takut untuk membayangkannya kembali. Ketika kawan menjadi lawan, kuputuskan keinginanku dari seorang pembela kebenaran dari skala besar menjadi hanya untuk satu orang yang benar-benar berarti untukku..

.

.

"Terimakasih banyak atas informasinya. " sesaat Dazai menyesap teh yang ia hirup sebelumnya. "Sama-sama. Jadi, munculnya cawan suci kali ini kondisinya berbeda. Aku harus bertanya pada Sakura nanti,"

Tamat

Yup, buku ini berakhir disini(karena posisinya sendiri sebagai pembuka dan aku nggak mau spoiler banyak soal FSN: Heavens feel)

Nantikan cerita tiap rutenya segera!


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Setitik embun dibalik saljuWhere stories live. Discover now