Prolog

1.8K 111 44
                                    

Ada trailernya nih sob

anjay trailer

dah, monggo dibaca

***

   "Neduh dulu nggak pa-pa kan, Key?"

   Aku mengangguk dan ikut turun dari ninja hitamnya, duduk di sebuah halte yang sepi di pinggiran ibu kota. Aku dan dia duduk bersisian. Ditemani hawa dingin yang datang dengan derasnya rintikkan hujan. Pakaianku sudah habis basah, begitupun dia. Jaket tebal yang sama-sama kami pakai tak mempengaruhi kehangatan yang kami harap akan datang. Semua basah.


   "Lo yakin masih mau kayak gini lagi?" tanyaku padanya.

Ia mengangguk. "Kalo setelah ini ada cara yang lebih baik pasti bakal gua lakuin."

   "Tapi lo nyakitin diri lo sendiri."

   "Nggak masalah, sampe kita sama-sama nemuin cara baru, gua janji gua bakal baik-baik aja," balasnya, sambil menatap kearahku. "Tapi tolong lo temenin gua ya," lanjutnya.

   Aku tersenyum dan mengangguk, dan tanpa alasan, bersandar pada bahunya, dan kemudian, ia merangkul, mendekapku. Aku merasakan dadanya yang kembang kempis menarik napas, aku melingkarkan tanganku dalam tubuhnya yang terbalut pakaian kuyup.

   Sejenak kami sama-sama bungkam, tatapanku terpaku pada derai hujan di depan yang nampak elok dipandang dengan sekian lampu jalanan yang menyinari malam ini.

   Disela hujan yang kian deras, pelukanku dan dia juga kian mengerat.

   Hingga kemudian aku mendongak, menatap wajah tampannya. Sesaat tersenyum, hingga sadar luka-luka itu menghias pada sudut bibir, pelipis, dan tulang pipinya. Aku melepas pelukanku, menatapnya sejenak.

   "Gue cari obat dulu ya, Le."

   Hampir saja aku bangkit, tapi urung. Uluran tangannya lebih dulu menahanku. Ia tersenyum lembut, dan menarikku untuk duduk kembali di sampingnya. Aku terdiam, hingga kemudian lingkar tangannya kembali membuatku jatuh dalam dekapan itu.

   "Nggak usah, Key," ujarnya, lalu pelukan itu semakin erat. "Kita gini aja."

***

Homesick Heart : Begin

Homesick HeartWhere stories live. Discover now