Dua Puluh Satu

7.7K 359 6
                                    

"Kenapa kau memasak sangat banyak pagi ini?" tanya Brian yang sudah rapi dengan setelan jasnya, saat baru keluar dari kamarnya. Tidak biasa Jessica memasak sebanyak hari ini.

"Ini untuk merayakan pekerjaan baruku" jawab Jessica lalu duduk di samping Brian.

"Memangnya kau bekerja dimana? Ini masih jam 6 pagi lewat 45 menit. Kenapa harus berangkat secepat itu?"

"Brian, ini hari pertamaku bekerja di sana. Aku harus datang lebih awal. Bagaimana kalau macet? Ingat kesan pertama. Kesan pertama itu penting. Yasudah, kau makan saja. Aku akan berangkat sekarang"

"Aku akan mengantarmu"

"Tidak perlu. Kau harus sarapan dlu, kan?"

"Aku ingin kau menaruh ini di wadah. Aku akan memakannya di kantor"

"Tapi sepertinya arah tujuan kita berlawanan"

"Tidak masalah. Aku ingin berkeliling dulu sebelum ke kantor"

"Bagaimana kalau macet?"

"Apa kau ingin naik helikopter ke kantor?"

"Tidak"

"Yasudah bereskan makanan ini cepat"

"Semuanya?"

"Tidak. Sisakan buat satpam di bawah"

"Baiklah"

Sangat mustahil Jessica bisa menang melawan Brian. Walaupun bisa, iu harus Jessica catat sebagai hari bersejarah di hidupnya.

***

Brian mengintip dari jendela kaca mobilnya, sebuah toko kue yang lumayan besar yang terletak di seberang jalan. Toko itu baru saja buka.

"Disini?"

"Alamat yang Rian berikan sudah benar disini. Wah!! Aku tidak menyangka tokonya akan sebesar ini." Jessica memandang kagum toko kue itu.

"Jangan berlebihan"

"Baiklah. Terimakasih atas tumpangannya. Aku pergi dulu. Selamat bekerja, pak Brian. Semangat!" 

"Tunggu sebentar." Brian menahan tangan Jessica. Di dalam laci dashboard mobilnya, ia mengambil obat luka bakar yang pernah ia berikan ke Jessica. "Kau harus memakaikan ini pada lukamu itu agar tidak berbekas dan cepat sembuh"

Sepelan mungkin Brian mengoleskan obat luka itu pada tangan Jessica. Dia meniupnya pelan agar Jessica tidak merasa perih. "Selesai"

"Terimakasih, pak Brian. Sekali lagi, semangat! Jangan lupa makan sarapanmu. Aku pergi sekarang. Dahh!"

Brian tersenyum simpul saat melihat Jessica dengan semangat berlari kecil ke toko itu.

Jessica baru bertemu Rian sekitar pukul 7 pagi. Sebelum bertemu Rian, pegawai yang bekerja di kedai itu menyambutnya dengan baik. Mereka sudah tahu nama Jessica bahkan sebelum wanita itu memperkenalkan dirinya.

Kini Jessica berada di dapur, berdua dengan Rian. Pegawai yang lainnya belum datang.

"Baiklah, Jes. Kau akan bekerja di bagian dapur khususnya membuat kue. Untuk hari ini, kau hanya perlu mengerjakan itu dulu" jelas Rian yang di balas anggukan oleh Jessica.

"Bagaimana kalau aku membuat kue ku sendiri? Maksudnya aku membuat kue dengan resep ku sendiri lalu menjualnya di sini"

"Aku harus mencoba kue itu dulu. Kau bisa membuatnya setelah bekerja nanti. Bagaimana?"

"Setuju!"

"Satu lagi, jangan pakai gaun terlalu bagus di sini. Bajumu akan kotor dan" Rian mendekat ke arah Jessica, memajukan wajahnya sampai tepat berada persis di depan telinga Jessica. "Kau membuatku gugup. Jangan berdandan terlalu cantik" sambungnya.

After Met You (COMPLETE) ✅✅Where stories live. Discover now