Tiga Puluh Enam

7K 317 22
                                    

Dua minggu berlalu seperti biasa. Dhafin mulai terbiasa dengan Brian dan Jessica. Meski sifat pendiamnya masih tidak bisa hilang.

Sabrina, wanita itu juga mulai mengalami kemajuan. Usahanya berlatih berjalan setiap pagi tidak sia-sia. Buktinya sekarang ia tidak menggunakan kursi roda dan lebih memilih menggunakan tongkat.

Dan Brian, sepertinya pria itu berniat memindahkan kantornya ke rumah. Dia semakin malas untuk ke kantor dan memilih mengerjakan semuanya di rumah saja. Kecuali jika ia ada pertemuan dengan klien dan sangat mendesak.

Suara riuh dari kamar mandi mulai terdengar. Di dalam sana ada Dhafin yang sedang bermain busa di dalam bathup dan Jessica yang setia menggosok tubuhnya dengan sabun.

"Dhafin, berhenti memukul air. Kau membuatku basah kuyup" tegur Jessica yang daritadi tidak berhenti tersenyum.

"Afin mau berenang. Berenang seperti nemo. Afin mau terbang seperti superman"

"Iya, iya. Kau bisa terbang nanti"

"Sekarang tidak bisa?"

"Dhafin mau terbang tanpa baju?"

"Tidak"

"Sepertinya aku harus membeli rumah baru yang lebih luas dengan kamar mandi yang jauh. Kalian terlalu ribut." Brian tiba-tiba muncul, berdiri di depan pintu kamar mandi sambil melipat tangannya di depan dadanya.

Atensi pria itu mencuri perhatian Dhafin dan Jessica.

"Ayah, rumah baru?"

"Iya. Dhafin mau rumah baru? Yang ada lapangannya dan kolam renangnya lebih luas?"

"Mau!"

"Dhafin harus berkemas, oke?"

"Berhenti menebar janji dan pergilah ke kantor, Brian. Aku curiga kau pasti bankrut, kan, dan kau berubah menjadi gila" sela Jessica dengan nada ketusnya.

"Hei, hei. Kau tidak lupa siapa yang baru saja mendapat penghargaan kemarin? Kau lupa perusahaan siapa yang di beri penghargaan oleh presiden? Kau lupa?"

Jessica diam. Dia kehabisan kata-kata. Bagaimana mungkin ia lupa tentang fakta bahwa semalam Brian mendapat undangan langsung untuk makan malam bersama para pejabat dan presiden. Bahkan saat pria itu diberi penghargaan, kamera menyorot wajahnya. Semua orang tahu siapa itu "Brian".

"Apa? Kau ingin berkata apa lagi?"

"Dhafin, jangan mengikuti sifat sombong ayahmu. Mengerti?" tanya Jessica yang dibalas anggukan oleh Dhafin.

"Apa ayah benar-benar punya uang yang banyak?" tanya Dhafin dengan wajah polosnya. Sebelum Brian berbicara, Jessica lebih dulu menjawab pertanyaan Dhafin.

"Benar. Tapi kau harus ingat ini lagi, uang tidak bisa menjamin kau tetap bahagia selamanya. Ingat dongeng raja yang sombong?"

"Hm. Ingat! Raja kaya raya tetapi kesepian"

"Mau seperti dia?"

"Tidak!"

"Kalau begitu, bilang pada ayahmu kalau sombong itu bukan perilaku yang baik"

Masih dengan wajah polosnya, Dhafin menatap Brian. "Ayah, sombong itu tidak baik"

Brian tersenyum gemas. Anaknya benar-benar pintar. "Baiklah. Ayah minta maaf. Ayah tidak akan bersikap sombong lagi. Itu juga hanya bercanda"

"Keluarlah sekarang. Aku tidak bisa memandikan Dhafin jika kau di situ terus" tegur Jessica.

"Kalian berdua sangat menggemaskan"

After Met You (COMPLETE) ✅✅Место, где живут истории. Откройте их для себя