Prolog

11.6K 573 20
                                    

Napas Arabella masih memburu setelah kenikmatan dahsyat yang menghantamnya. Ia menarik selimut menutupi tubuhnya berniat untuk tidur ketika pria di sampingnya menyelipkan sebelah tangan di bawah kepalanya, menarik kepalanya agar berbaring di atas dadanya seperti yang biasa mereka lakukan setelah percintaan panas mereka.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

"Menemanimu tidur, tentu saja. Memangnya apa lagi?" sahut Jack tidak suka. Pasalnya ini untuk pertama kalinya Arabella menanyakan hal itu sejak mereka berbagi ranjang seminggu terakhir.

Arabella mengangkat kepalanya, "Apa maksudmu dengan menemaniku tidur, My Lord?"

Jack dengan santai mengangkat bahunya, "Kita sudah menghabiskan beberapa malam bersama, jadi apa salahnya sekarang kalau aku ingin tidur denganmu?"

"Salah, jelas itu salah," Arabella menegakkan tubuhnya hingga ia tidak lagi berbaring, "Tempatmu bukan di sini, melainkan di kamarmu sendiri. Kamar Marquess dan aku ingin menegaskan hal itu malam ini padamu."

Jack ikut duduj, menatap Arabella dengan kening berkerut, "Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan."

"Seharusnya aku mengatakan ini sejak awal, tapi kau selalu berhasil membuatku melupakan segala hal tapi sekarang kau harus mendengarkan semuanya," Arabella menghela napas sebelum kembali melanjutkan kalimat yang sejak tadi sudah dipikirkannya sebelum Jack memasuki kamarnya.

"Aku berterima kasih padamu atas semua yang kau berikan padaku. Kau membuatku tidak lagi ketakutan padamu dan itu sungguh pencapaian yang luar biasa. Jadi aku pikir, ketika kau sudah berhasil membuatku tidak lagi ketakutan padamu dan ketika kau sudah mendapatkan apa yang seharusnya kau dapatkan, maka semua sudah selesai diantara kita. Kau tidak bisa terus-menerus tidur di sini denganku. Tempatmu bukan di sini, tapi di kamar Marquess. Kamarmu yang sesungguhnya."

"Kalau begitu kau tidak memiliki pilihan lain," Jack menatap Arabella dengan tatapan yang tidak bisa di mengerti wanita itu.

Mata Arabella menyipit, "Apa?"

Jack tersenyum. Senyum yang sangat manis, "Kau harus bersedia menjadi istriku, dengan begitu aku tidak harus tidur lagi di sini. Bukankah itu penyelesaian yang tepat?" sahut Jack santai seolah kalimat pengusiran yang dilontarkan Arabella sebelumnya tidak pernah ada.

Arabella tertegun selama beberapa saat, mencerna maksud ucapan Jack. Sebenarnya tidak butuh waktu lama bagi Arabella untuk mengerti maksud ucapan pria itu, karena Jack sudah dengan sangat jelas mengungkapkan keinginannya. Keinginan untuk menjadikannya seorang istri.

Yang jadi pertanyaan saat ini adalah bisakah ia mempercayakan hati dan hidupnya pada pria yang duduk di hadapannya ini ataukah ia akan tetap bertahan dengan keputusan untuk tidak menikah? Pantaskah ia bahagia dan menjadi istri seorang pria terhormat seperti Jack sedangkan ia sendiri bukanlah wanita terhormat. Ia pernah tercoreng.

"Menikahlah denganku Arabella."


====090519====
Aku belum tahu kapan part pertama yang pasti aku dahulukan Drunk on Love soalnya itu cerita udah lama. Di tunggu aja yah bang Jack dan arabella-nya

Finally, I Found Someone (Sequel Love Me, Pleasee!!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang