Wanita Itu

728K 12.9K 109
                                    


Sheila

Setelah kejadian dokter-dokteran bodoh itu aku mengurung diri di kamar sampai pagi, tak kupedulikan ketukan di pintu kamar dengan suara Rendra yang terus menyuruhku membukanya. Aku sangat kesal saat itu, hingga malam aku mendiamkannya dan memilih untuk tidak menghiraukan dia. Siapa yang tidak kesal dengan permainannya yang keterlaluan itu, padahal nafsuku sudah di ujung tanduk tapi dia malah tersenyum mengejek dan malah mengabaikan permohonanku. Padahal aku sudah merendahkan diri untuk memohon padanya. Huh. Lelaki itu memang bodoh dan menyebalkan.



Besoknya aku masih tetap dengan aksi diamku, memilih untuk mengunjungi tempat Ami yang katanya sudah menemukan tempat tinggal untuk kutempati. Lebih cepat lebih baik kukira, karena dengan begitu aku bisa lepas dari kekangan Rendra bosku yang arogan. Setidaknya pulang bekerja aku tak akan melihat wajahnya.


Sekarang aku sedang berdiri di depan apartement Ami, yah dia memang tinggal dengan pacarnya, tapi dia bilang hari ini pacarnya sedang tidak ada di sana, entahlah aku tak menanyakan lebih lanjut. Kuketuk pintu apartementnya, "Ami..." panggilku setengah berteriak namun tak ada jawaban, bahkan saat menekan bel pun tak ada tanda bahwa ada orang di dalam. Apa mungkin wanita itu pergi? Tapi kan dia sudah janji padaku. Dengan pelan kucoba membuka pintunya dan.. wow, ternyata tidak dikunci. Ceroboh. Aku sedikit mengintip ke dalam, terlihat sepi rupanya. Dengan handphone di tangan yang terus menerus mencoba menghubunginya aku melangkahkan kakiku untuk masuk, mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan ini sebelum kemudian telingaku menangkap suara-suara aneh dari dalam kamar.



"Ahh..uhhh.ahh.."



Tunggu, apa itu suara desahan? Biasanya pada saat seperti ini rasa ingin tahuku muncul seketika, suara yang kuyakin berada di balik pintu kamar beberapa meter di depanku ini sangat menggoda rasa penasaranku. Dengan pelan aku melangkah, mendekati pintu itu dan menempelkan telingaku di sana.



"Sayang.. ayo cepat.. ah ..ah.."



Ya ampun apa yang mereka lakukan? Apa itu Ami? Apa mereka sedang melakukan seks? Beberapa pertanyaan berkelebat di benakku.



"Masukan sekarang babe..yeah.. ukh.. akhh.." suara Ami sungguh seksi, hm apakah suara perempuan yang mendesah memang ditakdirkan untuk seksi? Dan sial. Aku jadi teringat kejadian kemarin. Bahkan Ami mengatakan sekali saja lelakinya sudah mengerti dan melakukannya dengan sukarela. Apa yang terjadi kemarin sangat merusak moodku. Lelaki bodoh itu.



"Ohh...kenapa suka sekali dengan payudaraku babe.. dari tadi kau memainkan yang itu saja..ahh ahh.." ucap suara yang kukira itu adalah Ami. Wow, jadi sekarang adegan hisap-menghisap ya?



"Hmpphh.. aku sedang dalam masa pertumbuhan babe... tentu saja butuh susu...lagipula.. kau suka kan??hahaha... Hmmpppphh," jawab lelaki di sana, lalu terdengar suara cekikikan dari wanita itu sebelum kembali mengerang dan mendesah. Apa dia bilang? Masa pertumbuhan?? Jawaban apa itu? Bodoh sekali. Tapi.. apa Rendra juga berpikir hal yang sama tentang payudaraku yah? Hmm.. payudaraku tak kecil, tapi kalo dibilang besar sih tidak terlalu besar juga, hanya sedikit lebih besar dari genggaman tangannya, sedikit saja, dia suka payudaraku tidak ya? Apa dia suka yang besar? Seperti Julia perez misalnya... dan.. arghh.. kenapa aku jadi memikirkan lelaki itu? Hush hush.. pergi kau dari otakku.



"Aku keluar sayang.. .hah hah hah.." wow pria itu kuat juga, dia kelihatan sangat puas sekali. Sepertinya aku harus segera berbenah agar tidak ketahuan sedang menguping, maksudku .. tidak sengaja menguping.

Sleeping With The BossWhere stories live. Discover now