( 03 )

4.4K 547 36
                                    

Kalian tau kan cara menghargai karya orang lain?

sorry for typo(s)

***

Renjun termenung di kamar nya, sudah terhitung sudah dua hari sejak Mark mengatakan bahwa dia sudah memiliki kekasih yang bernama Yeri, atau lebih lengkap nya Kim Yeri.

Dan, Renjun hanya diam termenung di kamar nya.

Renjun bahkan bingung dengan diri nya sendiri, kenapa dia bersikap seperti ini? Renjun meyakinkan dirinya bahwa dia baik-baik saja, dan bahkan otak dia berkata bahwa dia tidak sakit hati, tapi hati nya berkata lain.

Mark, lelaki tampan itu juga merasakan ada yang aneh pada Renjun. Adik nya itu sekarang lebih banyak diam, tidak se-berisik seperti biasanya, dan tidak ceria seperti biasanya.

Renjun hanya keluar kalau dia lapar, dan kembali ke kamar setelah kenyang. Tidur sebelum Mark kembali dari pekerjaannya, dan terbangun saat Mark masih tertidur.

Ya, Mark merasakan perbedaan itu.

***


Sinar mentari mulai menyinari kamar yang bernuansa klasik tapi terlihat nyaman itu. Dan membuat pemilik kamar itu terusik, karena cahayanya menusuk hingga menyinari wajah tampan nya itu.

Lelaki tampan itu merenggangkan otot nya yang tegang, dan mulai bangun dari tidur nya dan mengubah nya menjadi posisi duduk, dia mengarahkan pandangan nya  pada jam dinding yang berbentuk singa di depan nya.

"ah, masih jam enam pagi ternyata."

Lelaki tampan itu pun turun dari kasur king size nya, dan melangkahkan kaki nya menuju kamar mandi hanya untuk sekedar cuci muka dan sikat gigi.

Setelah itu dia keluar kamar, dan menghampiri daun pintu di sebelah kamar nya, yaitu kamar Renjun.

Saat akan mengetuk pintu, tangan nya terdiam di udara dan dia mendengar suara berisik dari arah dapur. Lelaki tampan itu mengurungkan niat nya dan memilih untuk ke dapur.

Dia melihat seseorang sedang memasak dengan terampil.

"Renjun?"

Renjun memgalihkan pandangan nya yang tadi nya hanya terfokus pada masakan nya, menjadi ke seseorang yang memanggil namanya tadi.

"Mark hyung? Kau sudah bangun?"

Mark, dia hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya, dan melangkahkan kedua tungkai nya untuk menghampiri adik nya.

Dia senang melihat adik nya yang manis ini kembali seperti biasa, ya walaupun tidak bisa dipastikan sih, tapi, Mark benar-benar bersyukur saat Renjun mau keluar kamar.

"kau, memasak apa Renjun?" tanya Mark lalu mensejajarkan tubuhnya disamping Renjun

"hanya... Nasi goreng kimchi, tidak apa-apa kan? Kau belum belanja, jadi aku memakai apa saja yang bisa digunakan dari kulkas." jelas Renjun sembari menaruh nasi nya yang dirasa sudah cukup matang itu di piring.

Mark hanya menganggukan kepalanya, dan memilih untuk duduk di meja makan.

Renjun menyajikan dua piring nasi goreng itu, satu untuk nya dan satu untuk Mark.

Acara sarapan benar-benar terasa tenang, maksudnya tenang disini tidak ada yang bersuara atau pun memulai obrolan. Karena, biasa nya acara sarapan pagi Renjun yang membuat heboh, padahal dia meja makan hanya mereka berdua.

"hm, Renjun?"

Akhirnya Mark memecah keheningan diantara mereka

"ya hyung?" balas Renjun dengan mulut penuh nasi itu, dan menatap kakak nya dengan wajah yang terbilang sangat imut.

INCESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang