( 05 )

4.1K 497 35
                                    

Sorry for typo(s)

Kalian tau kan cara menghargai karya seseorang itu seperti apa?

***

Entah sudah keberapa kali Renjun mengeluarkan nafas lelah nya karena melihat dua insan di depan nya yg asik bermesraan. Dia mengambil ponsel nya dan memainkan game yang ada di ponsel canggih nya itu.

Untuk menghilangkan rasa bosan serta menutupi rasa cemburu nya yang sudah menguar kemana-mana.

Apakah Mark tidak bisa melihat wajah nya yang sudah murung sedari tadi? Menyebal kan, ingatkan Renjun untuk menculik Yeri dan membuang nya ke rawa.

"Yeri, kau tau aku sangat merindukan mu?" ujar Mark yang kini masih setia bergelayut manja pada Yeri.

Yeri tersenyum dan menganggukan kepalanya, "aku tahu, sangat tahu. Karena kau tidak henti-henti nya tiap malam menelfon ku." Yeri mengusap lembut rambut Mark yang kini berpindah posisi menjadi tiduran di paha nya Yeri. Yang mana membuat Renjun yang disana menjadi semakin kesal.

Renjun duduk di sofa single , dan kedua matanya melirik kedua insan itu dengan ekor matanya. Entah apa yang dilakukan Renjun, seperti Renjun sedang menggali kuburan nya sendiri.

Sudah tak terhitung berapa kali Renjun mendengus sebal. Bahkan game yang dimainkan oleh nya sudah menang sepuluh kali lebih dan Renjun sudah bosan karena menang terus.

Akhirnya Renjun beranjak dari sofa. Dan melangkahkan kaki nya ke kamar nya, Mark yang melihat itu hanya menatap bingung, serta Yeri pun menatap Renjun dengan bingung.

Pasalnya, sejak awal berkenalan hingga Mark membawa nya kerumah. Renjun terus menekuk wajah nya, dan menatap sinis Yeri.

"Renjun kau mau kemana?" teriak Mark saat Renjun berjalan dengan menghentakan kaki nya

"kamar."

BRAKK

Mark dan Yeri terkejut karena pintu kamar Renjun yang ditutup kencang oleh pemilik nya.

"adik mu kenapa Mark?" tanya Yeri bingung, yang mana dijawab hanya gedikan bahu acuh oleh Mark

"aku tidak tahu. Mungkin nanti akan ku tanya langsung."

Yeri menganggukan kepala nya dan kembali bermanjaan dengan Mark

***

R

enjun menarik selimut nya hingga batas leher nya, posisi nya tidak berubah sejak tadi siang. Yeri sudah pulang, dia tahu saat mendengar Mark akan mengantar nya.

Apakah Mark tidak peka dengan perasaan nya? Apa memang kakak nya itu bodoh?

Renjun menghela nafas nya, dia sudah akan menyerah dengan perasaan nya jika tidak mengutarakan nya sekarang.

"menyebalkan, rasanya aku ingin pulang saja ke Kanada jika seperti ini."

Ddrrtt drrtt..

Renjun mengangkat kepalanya dan melihat ponsel nya yang menyala dan menampilkan pop up pesan dari seseorang.

Na Jaem.
Renjun, gimana kabar mu? Aku dan Jeno akan pulang ke Korea lusa nanti.

Renjun membelakan matanya, senyum nya melebar saat melihat pesan yang di kirim kan oleh sahabat nya itu.

Renjun dengan cepat membalas pesan dari sahabat nya saat pertama kali berada di Kanada itu.

INCESTWhere stories live. Discover now