Rumput Liar

5.7K 281 0
                                    

"Apa kau gugup sayang...?"

Tanya ibuku seraya masih berdiri di belakangku. Pandangan kami bertemu karna saat ini aku berada di depan cermin rias.

"yah... sedikit bu"

Jawab ku, Aku memang sedikit gugup, Ini adalah hari pernikahan ku, walaupun aku tak menginginkan pernikahan ini, namun tetap saja aku gugup.

"Santai saja sayang, semua akan baik baik saja"

Ibu memegang pundak ku dan menatapku dalam dari cermin yang mempertemukan pandangan kami.

"Ya.. baiklah bu."

Aku mulai menenenangkan diri.

"Oh.. ibu rasa ibu harus keluar, banyak tamu undangan yang harus di sambut."

"Iya bu, aku baik baik saja."

Ibu melangkah keluar, Kutarik napasku dalam lalu kukeluarkan. Sesaat kurasa aku lebih seperti ibu hamil yang siap melahirkan dari pada seorang pengantin. Beberapa kali, aku sedikit berputar di depan cermin, melihat apa ada sedikit kesalahan pada gaun yang ku pakai.

Namun, sekejap kudengar suara agak meninggi dari luar ruangan. Kucoba berjalan untuk memastikan siapa yang berdebat di hari penikahan ku. Ku temukan Dave dan ibu Enjela tengah berdiri berhadapan.

kulihat sesekali Dave bergerak gelisah.

"Dave, kali ini saja sayang, biarkan mereka yang mengurus Loly"

Ibu Enjela memohon pada putranya.

"Ibu..,, ibu tau Loly sedang sakit, bagaimana mungkin aku meninggalkan nya"

Dave mulai merusak tatanan rambutnya. Dia lebih terlihat seperti seorang pria frustasi dari pada pengantin pria.

"Dave, ibu akan menjaganya.

Tenanglah, ibu janji dia akan baik baik saja."

Ibu Enjela meyakinkan putranya.

'Siapa Loly?

apa itu putrinya?,'

Pertanyaan itumelintas di benakku.

'Apa Dave bermaksud meninggalkan acara pernikahan ini?'

Hatiku sedikit sakit saat pertanyaan yang satu ini terngiang. Aku memutuskan meninggalkan mereka dan kembali ke meja rias. Banyak hal yang masih kupikirkan.

Seketika kudengar suara sepatu mendekat dari arah pintu.

"Dave?"

ku sebut namanya saat kulihat dia datang dengan senyuman. Dia berbeda dari pria frustasi yang ku jumpai tadi.

"Jane, sebentar lagi acaranya akan dimulai, Apa kau sudah siap?"

Dia bertanya padaku,

"Aku sudah siap"

Kujawab singkat.

'Diantara kita siapa yang tidak siap Dave, Aku tau malah Kau?'

Tanya ku dalam hati,

Ingin rasany kutanyakan itu, Namun mengingat ini lebih seperti pernikahan karna perjodohan, kuurungkan niat ku.

"Tapi sebelum itu, ada yang ingin ku sampaikan Jane"

Aku sedikit terkejud mendengarnya.

'Apa yang ingin Dave katakan?, apa dia berniat membatalkan acara ini?'

Fikirku tragis.

"Aku tidak akan membuat ini menjadi sulit Jane, Aku tau kau masih terlalu muda untuk ini. Aku tak bisa menolak saat ibuku memintaku menikahi seorang gadis muda yang Ayah nya adalah pasienku. Maafkan aku berkata seperti ini Jane."

Kulihat tak ada kebohongan dimatanya.

"Tidak apa Dave"

Jawabku, ternyata pernikahan ku memanglah suatu hal yang dimulai dari perjodohan gila. Kini kusadari hal itu.

"Aku tidak akan melarang atau mengekang mu setelah kita menikah nanti, aku ingin kau tetap mengejar apa yang jadi impian mu,"

Dave menambahkan.

'Apakah kau yang tidak ingin di kekang oleh ku Dave?'

Tanya ku dalam hati.

"Ya.. trimakasih atas pengertian mu Dave."

Jawab ku dengan semyum kebohongan. Aku tau dia menyadari itu.

******

Dan saat ini, di sinilah kami berdiri.

Sepasang pengantin yang terlihat serasi di hadapan pastur mengucapkan janji untuk tetap 'setia' selamanya. Bisakah aku memegang janji itu, Janji untuk selalu setia dengan orang yang bahkan tak mengharapkan kehadiran diriku di hidupnya.

Akankah aku seperti rumput liar yang terabaikan oleh pepohonan?. Entahlah.., tapi kuharap waktu tak akan menjawabnya terlalu cepat.


***********

Shisilia-kou & Sakurakiome

BEING MAMA ✔Where stories live. Discover now