Gelisah

5.2K 272 0
                                    

Saat ini ada sedikit kegelisaan di hatiku. Melampaui batas dan berubah menjadi kekhawatiran. Ini adalah malam pertamaku bersama suamiku Dave. Ya.. walau aku tau ini bukan malam pertama untuk Dave.

Aku masih saja gelisah, melangkahkan kakiku mondar mandir di dalam kamar.

"oh... apa yang harus ku lakukan?"

Banyak sekali pertanyaan yang bersarang di benakku sejak tadi. Aku tidak memikirkan ini sebelumnya, namun setelah semua kejadian aneh ini. Lamaran mendadak dan menikah karna alasan perjodohan balas budi.

"Kurasa kau harus memikirkan nya Jane"

Aku berkata pada diriku sendiri. Masih dalam keadaan gusar yang terkadang mengelilingi ruang kamar. Sesekali kulirik kasur di sampingku. Kasur dengan ukuran cukup besar dengan banyak bunga di atas nya. Ini membuatku sedikit takut.

Oh... ya... bahkan aku belum pernah memiliki satu hubungan yang di sebut pacaran. Mungkin aneh, tapi itulah aku. Aku pernah menerima pernyataan perasaan beberapa pria sebelumnya, namun aku tak pernah membalas seorang pun. Ini benar benar membuatku buta.

Samar - samar ku dengar langkah kaki mendekati kamar. Kuputuskan untuk naik ke ranjang dan menutup mataku.

"Jane..?"

Aku tau itu Dave, dia menyebut nama ku pelan beberapa kali. Bukan untuk membangunkan ku dari tidur pura - puraku, Namun untuk memastikan apakah aku sudah tenggelam jauh dalam mimpiku.

Aku hanya tetap diam. Kudengar langkah kaki Dave menjauh, suara pintu terbuka kemudian ditutup dengan perlahan memberitauku dengan jelas. Dave meninggalkan ku.

Aku membalik badan ku menghadap langit langit, berfikir sejenak bahwa aku mengharapkan hal yang tak pernah ada. Berharap Dave akan bersamaku di ranjang ini.

"kau bodoh Jane, kalian hanya akan berteman, pernikahan cuma status"

Pikiran tragis mulai menghampiriku.

Kuharap aku akan dapat bertahan, Setidak nya bertingkah seperi pasangan bahagia di hadapan keluarga Dave, atau bahkan bertindak seperti seorang istri yang sesungguh nya di hadapan ibu Enjela.

Lelah dengan semua fikiran yang memaksaku membuka luka luka dihatiku, kuputuskan untuk menutup mataku dan menemui para mimpi. Berjalan dengan mereka, atau terbang kedunia mimpi tanpa kekhawatiran.

******

Kurasakan sesuatu mengusik ketenangan tidurku. Kerongkongan terasa kering dan Aku begitu haus. Kuputuskan untuk membuka mata dan bangun, Sejenak aku melirik kesebelah kanan ku. Tak ada Dave disana.

Bangkit dari ranjang Dave yang kini telah menjadi ranjang ku dan berjalan menuju dapur. Menyusuri rumah Dave yang luas untuk menemukan segelas air yang mampu membunuh rasa hausku.

Aku lega saat sedikit demi sedikit air yang kuminum membasahi kerongkonganku. Haus ku telah pergi jauh dan aku tau suatu ketika dia akan datang lagi. Berjalan berbalik menuju kamar, samar samar kudengar suara tangisan.

Oh..., tangisan seorang bayi.

'Apakah dirumah ini ada bayi?'

Aku bertanya dalam hati. Bergerak berusaha mengikuti suara, ku buka telingaku lebar lebar.Kujumpai satu kamar dengan pintu yang sedikit terbuka.

Tangisan bayi itu terdengar lebih jelas.Dan suara itu berasal dari kamar yang saat ini aku berdiri di depannya. Perlahan kugerakkan tanganku untuk membuka pintu itu.

Ada keraguan di diriku.

'apakah aku seorang gadis yang tidak sopan memasuki kamar orang lain tanpa permisi?'

Hatiku bimbang.

Namun rasa penasaran ku semakin mendorongku untuk melihat ada apa dengan bayi itu, kenapa dia menangis terus.

Perlahan tapi pasti kubuka pintu itu lebih lebar. Aku terkejud saat ku temukan Dave sedang mengendong seorang bayi kecil yang sedang menangis. Tak pernah kulihat Dave begitu sedih, Begitu terpancar di wajahnya saat dia berusaha menenangkan bayi itu. Terkadang berusaha tertawa untuk membuat bayi itu tertawa bersamanya.

Perasaan apa ini, aku bingung karnanya. masih kupandang mereka lekat lekat.


************

Shisilia-kou & Sakurakiome

BEING MAMA ✔Where stories live. Discover now