26.

6 3 0
                                    

1 tahun kemudian..

"Ka,kapan balik nih? Ngga kangen apa sama rumah?"

"1 mingguan lagi,sabar kenapa sih"
"Lagian baru ditinggal belum ada setaun"

"Uang kas sisa sekolah lu yg dibayarin gue belum dibalikin! Balik dulu sini baru tenang disana"

Tuut tuut..

Aku mematikan telponku dengan orang disebrang sana dengan sepihak. Aku kesal walau sebenarnya.. rindu..

Ka Mark sekarang kuliah di Kanada,seperti yang pernah papa bilang kalau saat lulus dia akan dikuliahkan dan tinggal di Kanada bersama nenek. Dia kuliah mengambil jurusan hukum disalah satu universitas Toronto,Kanada.

Aku sebenarnya rindu dengannya,rumah sedikit sepi,tidak ada keributan kecuali kak Candra yang merengek meminta sesuatu. Kak Candra juga sekarang sering sendirian lagi dirumah kalau ibu atau papa atau bahkan aku keluar secara bersamaan,jika sudah begitu kak Candra hanya mengandalkan gadget dan memainkan permainan yang sudah Diwariskan Kak Mark.

"Kakaa,makan dulu hayu jangan mainan mulu" kataku ketika menemui kak Candra masih sibuk dengan gamenya.

"Nanti" jawabnya. Singkat. Padat. Jelas. Sambil terus menekan nekan layar gadgetnya.

Keterlaluan! Mana sifat polos kak Candra yang dulu! Otaknya sudah tercemar ulah kak Mark. Awas saja kalau pulang.

Meninggalkan kak Candra yang sibuk bermain game,aku teringat hari ini Wildan,Vita dan Guntur mengajakku belajar bersama sambil jalan jalan. Kami sekarang kelas 12,sudah saatnya untuk lebih serius.

Bicara tentang serius,aku ingat saat bunda Risa mengatakan "kalian kapan seriusan? Masih mau jalan tanpa status?" Kata kata itu bahkan terus berkeliaran dipikiranku. Aku dan Wildan memang sudah tidak ada jarak lagi,kami saling mencintai. Itu sudah tidak kami tutup tutupi lagi,tapi... ah aku bingung! Sebenarnya,status tidak terlalu penting jika saja ia benar mencintaiku,tidak akan bertele tele dia akan menikahiku. Itu konsep cinta menurutku dimasa depan!.

Baiklah,cinta memang membuatku pusing. Mending aku bersiap siap menunggu Wildan datang menjemputku. Sambil mendengarkan musik diponselku,aku sedikit membuka grup chat yang rupanya sudah lumayan ramai. Dari Vita yang marah marah karna Guntur tidak bisa dihubungi pribadi,Wildan yang sibuk membantu bunda hingga akhirnya berakhir di Guntur yang minta maaf didalam grup. Apa apaan mereka ini,konyol.

Tok took took..

Tanpa basa basi aku langsung berdiri dan berjalan menuju pintu rumah. Kudapati sosok yang sampai saat ini terus bersamaku,sosok yang bisa membuat jantungku berdegup kencang saat didekatnya. Kami yang bersama karna terbiasa,hingga memutuskan untuk bersatu.

Ia tersenyum menyeringai dihadapanku,senyuman manis khasnya yang membuatku ikut mengukir senyumku.

"Mau masuk dulu atau langsung?" Tanyaku menawarkan.

"Kakak dirumah kan? Kalo ada aku mau ketemu dulu" jawabnya.

Aku mempersilahkannya masuk untuk menemui kak Candra. Ya Tuhan,bisa bisanya saat Wildan datangpun kak Candra tidak menyadari kedatangan Wildan.

"Kaaa,udah dong jangan ngegame mulu,nanti papa marah loh hpnya nanti disita kalo kebanyakan main. Tuh ada Wildan"

Mendengar nada bicaraku sudah sedikit kesal,kak Candra langsung memberhentikan aktivitasnya dan mendapati Wildan yang sudah duduk disampingnya.

"Wildan ngapain kesini?" Tanya Kak Candra

"Nih buat kakak. Tadi lewat depan rumahku" jawabnya yang lalu memberikan bungkusan yang entah apa isinya.

Del Amor Al Amor(Dari Cinta Untuk Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang