Chapter 2

3K 159 3
                                    

Tsunade membuat sebuah keputusan yang sangat mengejutkan. Ia mengangkat Naruto sebagai anaknya. Para tetua kebingungan dibuatnya.
"... Aku ingin membuat akhir hidupnya bahagia. Dengan penyakit yang menggerogotinya saat ini, Naruto tidak boleh sendirian. Bisa jadi dia pingsan bersimbah darah lagi. Dia butuh perawatan intensif", kata Tsunade.
"Terserah apa maumu, Hokage-sama", kata Koharu.
"Aku bisa membayangkannya. Jika aku jadi Naruto, aku pasti selalu membayangkan hidupku tak lama lagi", kata Homura.
"Rapat dibubarkan".

Konoha Hospital

"Naruto, apakah kau bisa mendengarku sekarang?". Namun yang terdengar hanya suara EKG.

1 Jam kemudian...

"Enggghhhhh....". Naruto membuka kedua matanya, menampakkan iris biru safirnya. Di dekatnya ada senseinya, Sasuke, dan Sakura.
"Naruto!". Sakura langsung memeluknya. "Kami sangat mengkhawatirkanmu".
"Syukurlah kau sudah sadar, Naruto", kata Kakashi.

Lalu seorang dokter datang untuk memeriksa keadaan Naruto.
"Syukurlah pasien sudah sadar. Naruto sudah bisa dipindahkan ke ruang perawatan sekarang".

Sekarang Naruto sudah dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Naruto sekarang dipasangi selang yang tersambung ke tabung oksigen untuk membantunya bernapas.
"Uuuggghhh". Naruto memegangi kepalanya.
"Jangan banyak bergerak dulu", kata Sasuke.
"Sebenarnya kami tak ingin kau tahu, Naruto. Tapi kau terkena kanker otak", kata Kakashi.

DEG!

Hati Naruto bagaikan ditusuk dengan kunai. Tak disangka, Naruto menderita penyakit mematikan itu.

Tak lama kemudian, seorang perawat masuk ke kamar rawat Naruto.
"Naruto harus menjalani kemoterapi. Tapi sayangnya, dia sudah kehilangan banyak darah. Jadi, kami memberinya sebuah obat untuk membantu mempercepat produksi sel darah merahnya. Jika ia kembali muntah darah lagi, kirim sampel darahnya untuk dicek di laboratorium". Si perawat kemudian memberikan sebuah amplop kepada Kakashi.
"Ini hasil CT Scannya". Kakashi kemudian membuka amplop itu. Hasilnya, ada bagian berwarna putih di ganbar itu.

"Untuk sementara waktu, kami hanya bisa memberikan obat untuk menghambat pertumbuhan tumor di otaknya", kata si perawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untuk sementara waktu, kami hanya bisa memberikan obat untuk menghambat pertumbuhan tumor di otaknya", kata si perawat. "Saya permisi dulu".

Jam kunjung pasien sesi pagi sudah usai. Kakashi, Sakura, dan Sasuke akan meninggalkan kamar rawat Naruto.
"Kami akan ke sini lagi jam 4 sore". Mereka bertiga meninggalkan kamar rawat Naruto.

Kemudian, Tsunade masuk ke kamar rawat Naruto.
"Naruto, ada sesuatu yang ingin kuberikan kepadamu". Tsunade memberikan sebuah amplop. Naruto kemudian membuka amplop itu.
"I-Ini!?". "Ya. Ini adalah surat adopsi. Mengingat keadaanmu yang seperti ini, tak baik jika kau tinggal sendirian. Aku menjadikan kau sebagai anakku".
"Kaa-chan!". Naruto langsung memeluk Tsunade. Tapi, tiba - tiba Naruto merasa mual. Tsunade langsung mengambil ember yang ada di bawah ranjang Naruto.

HOEEEKK !!
HOEEEKK !!
HOEEEKK !!

Naruto kembali memuntahkan darah dari mulutnya. Tsunade kemudian menyeka mulut Naruto dengan lap. Naruto langsung tertidur setelah memnuntahkan darah dari mulutnya.
"Duh, Naruto muntah darah lagi. Apa yang harus aku lakukan? Sepertinya aku akan mengambil darah hasil muntahannya untuk dites di lab", batin Tsunade. Tsunade kemudian menutupi tubuh Naruto dengan selimut. "Tidur ya, sayang". Tsunade mengecup kening Naruto. "Cepat sembuh ya, Naruto". Tsunade kemudian meninggalkan kamar rawat Naruto dengan ember di tangannya.

Laboratorium Konoha Hospital

"Ada apa, Tsunade-sama?", tanya salah seorang petugas lab.
"Pasien bernama Naruto muntah darah lagi. Ini sampel darahnya. Tolong kalian lakukan tes pada sampel darahnya, ya".
"Hai!".

Yakiniku Q

"Kalian dengar tidak Naruto masuk rumah sakit?", tanya Ino. Semuanya menggeleng.
"Menurut informasi dari Sasuke, Naruto pingsan bersimbah darah di kamarnya", kata Shikamaru.

Sakura kemudian ikut nimbrung dengan para rookie lainnya.
"Naruto sudah sadar. Dia hanya perlu istirahat saja kok", katanya.
"Syukurlah kalau begitu", kata Hinata. "Ngomong - ngomong, Naruto-kun sakit apa? Kok bisa pingsan bersimbah darah gitu?".
"Sebenarnya aku tak ingin kalian mengetahuinya. Tapi Naruto terkena kanker otak".

DEG!

Hati Hinata bagaikan hancur berkeping - keping. Tak disangka orang yang membuatnya menjadi kuat sampai saat ini sakit parah. Para rookie lainnya terkejut tak percaya.

"Sebenarnya aku ingin menjadikannya sebagai rahasia untuk tim 7. Tapi karena keadaannya sudah memburuk, aku rasa kalian berhak mengetahuinya", kata Sakura sedih.
"Kapan kita bisa menjenguknya?", tanya Lee.
"Jam 4".
"Kalau begitu nanti kita ke rumah sakit bersama - sama".

TBC...

Duh, Naruto muntah darah lagi. Kira - kira bagaimana hasil tes sampel muntahannya?
Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Read and Comment, Please!

It's Time To Say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang