Chapter 7

1.9K 106 7
                                    

(Note: Putar musiknya untuk sensasi baper)

Tsunade mendapatkan hasil tes darah dari lab. Hasilnya, Naruto mengalami peningkatkan leukosit. Sekarang, leukositnya berjumlah 20.000 sel per mikroliter darah. Jumlah eritrosit dan trombositnya masih sama seperti pemeriksaan sebelumnya. Tsunade menetapkan stadium kanker yang diderita Naruto menjadi 2B.

"Bagaimana keadaan Naruto, Tsunade-san?", tanya Kakashi.
"Kondisinya sudah stabil, tapi sayangnya dia mengalami koma".

Kakashi, Konohamaru, Moegi, dan Udon hanya bisa menunduk lesu mendengar perkataan Tsunade. Kakashi lalu memberitahu Sasuke dan Sakura. Betapa hancur hati mereka mendengar bahwa teman yang adalah rekan setim mereka mengalami koma.

Di rumah, Sakura menjadi tidak nafsu makan. Orang tuanya jadi bingung dengan perilakunya.
"Ada apa, Sakura?", tanya Kizashi, ayah Sakura. "Ceritakan saja segalanya kepada tou-chan dan kaa-chan".
"Naruto masuk rumah sakit lagi, tou-chan".

DEG!

Kizashi kaget mendengarnya. Seingatnya, rekan kerja Sakura di tim 7 itu sempat masuk rumah sakit beberapa bulan yang lalu.
"K-Kenapa bisa?".
"Katanya Hokage-sama dia pingsan bersimbah darah di kamarnya".

Hati Kizashi jadi sedih. Tak disangka orang yang telah menyelamatkan desa dari bijuu ekor satu dan Pain itu jatuh sakit.
"Memangnya dia sakit apa?", tanya Kizashi.
"Dia... dia...". Sakura mulai menangis. Kizashi langsung memeluk putrinya.
"Katakan Sakura. Jangan menangis".
"Dia... kena... kena... k-k-k-ka...n...ke...r, t-tou-s-san".

DEG!

Mata Kizashi terbelalak. Sakura terus menangis di pelukannya.
"Sekarang bagaimana keadaannya?", tanya Mebuki.
"Dia sekarang koma, kaa-chan", kata Sakura menangis. "Sekarang stadiumnya 2B".

Kizashi dan Mebuki menjadi sedih. Tak disangka teman baik anaknya itu terserang penyakit ganas yang akan merenggut nyawanya.
"K-Kapan kita bisa menjenguknya?".
"Jam 6 sore".

Sementara itu, Konohamaru, Moegi, dan Udon melihat Naruto yang tengah dirawat di ruang ICU.

PIP... PIP... PIP... PIP... PIP... PIP...

"Naruto-nii". Konohamaru mulai menangis. "Kenapa kau bisa jadi seperti ini?".
"Jam kunjung sesi siang sudah berakhir". Konohamaru, Moegi, dan Udon pergi dari ruangan itu.
"Naruto-nii... cepatlah bangun...", batin Konohamaru, Moegi, dan Udon.

Jam 6 sore, keluarga Haruno pergi ke rumah sakit.
"Di manakah ruang ICU?", tanya Kizashi.
"Di lantai 6, belok kanan setelah lift sampai mentok".
"Arigatou".

Keluarga Haruno kemudian naik lift ke lantai 6. Mereka belok kanan setelah lift hingga sampai ke sebuah koridor bertuliskan ICU.

Di dalamnya, terdapat lorong panjang berisi banyak ruangan. Setiap ruangan dilengkapi jendela agar pengunjung bisa melihat keadaan pasien saat pasien sedang ditangani dokter.
"Aku tak yakin tou-san dan kaa-san kuat untuk melihatnya. Keadaannya begitu menyedihkan", kata Sakura sedih.
"Di mana ruangannya?", tanya Mebuki.
"Di sebelah sini".

Sakura membuka pintu salah satu ruangan ICU. Terlihat Naruto yang berbaring dengan banyak peralatan medis yang merekat pada tubuhnya. Di hidung dan mulutnya ada masker oksigen, di dadanya ada perekat yang tersambung ke EKG, dan di tangan kirinya ada selang infus.

PIP... PIP... PIP... PIP... PIP... PIP...

"Naruto, aku kembali". Sakura duduk di kursi di samping ranjang Naruto.

Kizashi dan Mebuki merasa mual melihat keadaan bocah itu. Me-nye-dih-kan. Itulah yang terlintas di pikiran mereka. Mereka merasa bersalah karena dulunya berlaku kasar pada Naruto. Mereka berdua bertekad untuk berubah. Berubah, sebelum Naruto pergi untuk selamanya.
"K-Kenapa dia jadi seperti ini?", tanya Kizashi sedih.
"Kata Tsunade-sama, penyakitnya kumat lagi. Sekarang sudah stadium 2B", kata Sakura.

Kizashi mendekati ranjang Naruto dan mengelus rambut pirangnya.
"Naruto, maafkan paman dan bibi, ya. Kami begitu kasar padamu. Kami dibutakan oleh duka sehingga kami memperlakukanmu seperti sampah". Kizashi menghapus air matanya. "Sekarang tolong bangun, nak. Kami ingin melihat mata biru langitmu yang indah".
"Naru, apakah kau bisa dengar bibi, nak?", tanya Mebuki pelan. Melihat keadaan anak itu sudah membuat hatinya tersayat. Rasanya anak itu seperti akan menemui ajal.

PIP... PIP... PIP...

Yang terdengar dari ruangan itu adalah EKG yang terpasang pada tubuh Naruto.
"Waktu itu Naruto ditemukan pingsan bersimbah darah di kamarnya. Setelah darah hasil muntahannya dites, eritrosit dan trombositnya mengalami penurunan. Anehnya, leukositnya mengalami peningkatan", kata Sakura sedih.

PIP........ PIP....... PIP....... PIIIIIIIIIIIIPPPP!!!

"NARUTO BANGUN! NARUTO JANGAN TINGGALKAN AKU!", teriak Sakura sambil mengguncang - guncangkan tubuh limbung Naruto.

EKG yang terpasang pada Naruto memberi sinyal panjang dan menunjukkan garis lurus horizontal, menandakan jantung Naruto berhenti berfungsi. Sakura segera menekan tombol merah untuk memanggil dokter.

Tak lama kemudian, Tsunade bersama dengan dokter lainnya datang untuk menyelamatkan nyawa Naruto. Keluarga Haruno menunggu di luar ruang tempat Naruto dirawat.

PIIIIIIIIIIIIIPPPPP !!!!

"Ayolah...". Tsunade mengalirkan chakra medisnya untuk merestart jantung Naruto. Dokter lainnya menggunakan alat kejut jantung.
"Ayolah gaki, kau itu kuat!". Tsunade menggunakan ninjutsu medis itu ke jantung Naruto.

TBC...

Duh, EKG yang terpasang pada Naruto menunjukkan garis lurus horizontal, nih.
Keadaan Naruto tambah memburuk. Sudah stadium 2B, ditambah koma lagi...
Akankah Tsunade dan dokter lainnya berhasil menyelamatkan nyawa Naruto?
Kapan Naruto sadar dari komanya?

Read and Comment, Please!

It's Time To Say GoodbyeWhere stories live. Discover now