15. Perhatian Kecil-kecilan

412 41 6
                                    

Tap here to start reading

***

Falah : Kilaaa!
2:01 PM

Falah : Bendahara kesayangan gue.

Falah : Lo mau nggak jadi bendahara buat acara perpisahan sekaligus pensi nanti?
2:02 PM

Falah : OK! Harus mau karena lo nggak bisa nolak. Haha!
2:04 PM

Kila hanya mampu geleng-geleng kepala setelah membaca pesan dari Falah. Mau tahu siapa Falah sebenarnya? Baik, kapan-kapan saja Kila beritahu.

Kila : Dinda kayaknya udah bisa tuh kalau CUMA NGURUS DUIT.
2:07 PM

Tidak sampai satu menit, pesan balasan datang dari Falah. Rupanya laki-laki miring itu memang sedang aktif.

Falah : Nggak usah bilang CUMA, kalau kwitansi pembelian hilang satu aja lo MEWEK!
2:08 PM

Bibir Kila spontan mencebik. Dia yang biasanya bilang kalau jadi bendahara itu tugasnya hanya mengurus perihal keuangan. 'Cuma ngurus duit nggak ada susahnya kali!' begitu katanya.

"Nyebelin! Bisanya nyuruh doang!"

Hanya sebatas begini Kila mengutarakan perasaannya. Bukan maksud mengatakan ia menyesal dipilih menjadi Bendahara OSIS, tapi memang Falah yang seringkali menyalahgunakan jabatan.

"Kil, nomor 7!"

"Kil, revisi lagi gih laporannya!"

"Kil, rencana anggaran naikin lagi!"

"Kil, kata Emak gue lo harus jadi mantunya!"

Kata 'tolong' adalah kata yang amat Falah hindari setiap kali meminta bantuan orang lain. Bila keceplosan pun, ia pasti akan langsung meralatnya. Alasannya, 'Jaga image. Gue kan pemimpin, tugasnya emang nyuruh.'


Kila : Kalau gitu, iya. Tapi bendahara untuk acara bukber dan sanlat jangan aku, ya.
2:10 PM

Falah : Ih, nggak konek nih.

Falah : Itu kan tugasnya Desi, bendahara organisasi Rohis. Ngapa jadi elu?
2:12 PM

Falah : Koordinasi, ya, gue bilang.

Kila : IYAAA!
2:13 PM

Berakhir centang dua biru. Si Ketua OSIS yang tidak ada wibawa-wibawanya itu pasti sedang main game online. Garis bawahi. Ketua OSIS lho si Falah. Percaya atau tidak, begitulah faktanya. Kila sendiri tidak menyangka ketika penyampaian visi misi Falah bisa menjelma jadi orator ulung.

"Ngapain, sih lo mantengin ponsel terus? Chatting sama Alif lo, ya?"

Kila menepuk jidat ketika mendengar suara cempreng milik Shofi. Ia nyengir. "Bukan. Sama Falah," aku Kila jujur. Sayang, si Babon cantik itu sama sekali tidak percaya. Dengan gerakan cepat, ia merebut ponsel Kila.

Masa, sih? (Revisi) Where stories live. Discover now