39. Bimbang

304 31 187
                                    

Tap here to start reading

Sweet Night (V BTS)

IG : desiirmynt_
desiyayaaa (ada postingan quotes dari Masa, sih?!) Semisal kalian ada yang mau bikin, tag aja ya. Follow juga gapapa huhuhu.

ASSALAMU'ALAIKUM.

MASA, SIH?! UDAH SETAHUN (15 April 2019) TAPI MASIH BELUM RAMPUNG. GIMANA DONG???

Yang baca Masa, sih?! dari awal pasti tau kan aku pernah males banget buat upload cerita ini (sebulan lebih cuma sekali) wkwk. Kenapa ya?

Karena sepi, mungkin?

Oh iya, ada yang mau temenan tapi malu-malu? Sini-sini🤗

Oke-oke. Silakan. Enjoy this chapter!

***

Kila rasa semuanya sudah selesai. Lingga baru saja memperjelas hubungan mereka yang selama ini gantung. Kepastian yang seringkali Kila pertanyakan hingga cewek itu tampak mengemis.

"Kalau gitu, aku permisi, Kak."

Lingga sama sekali tidak mencegah kepergian Kila. Meskipun ia ingin. Entah kenapa, lidahnya mendadak kelu. Lingga berdiri sambil mengacak frustrasi rambutnya. Faktanya, Lingga masih ingin bersama Kila. Lebih lama lagi.

Namun pada akhirnya, Lingga hanya mampu menatap nanar punggung cewek itu. Ikatan rambut yang tampak bergelombang, outfit sederhana -berupa jaket, celana training, serta sandal biru, dan wajah tanpa polesan. Semua itu membuat Kila terlihat begitu apa adanya.

"Gue beneran sayang. Sementara dia nggak merasa gue sayangin. Itu artinya, kita nggak benar-benar saling sayang."

Lingga menggeleng. Cowok itu menepis segala pemikiran yang baru saja muncul di benaknya. Ia tidak peduli bagaimana rupa maupun karakter Kila. Lingga menyukai Kila karena memang hatinya ingin.

"Gimana? Gue hebat, 'kan?"

Tangan Lingga terkepal dengan sendirinya begitu mendengar suara itu. Wajahnya mengeras saat ia menoleh. Emosi cowok itu langsung naik ke permukaan. Lingga salah ketika berpikir jika Aura telah berubah -menjadi lebih baik. Nyatanya, cewek itu melakukan hal sebaliknya dari yang ia janjikan. Aura justru membuat Kila semakin salah paham -dan benar-benar pergi.

"Mau lo apa, sih?" tanya Lingga disertai desisan tajam. Sebisa mungkin, ia mengontrol diri supaya emosinya tidak tersulut.

Aura memainkan drawing pen yang seharusnya menjadi milik Kila. Cewek itu tersenyum lebar. Bukannya terlihat sebagai pemeran antagonis, Aura justru berlagak sok polos. Kemudian melontarkan jawaban yang membuat Lingga seketika menggeram tertahan.

"Gue mau ... kita balikan."

"Apanya yang balikan? Kita bahkan nggak pernah pacaran!"

"Jadi, lo lupa pernah deketin gue?"

"Dari awal, yang gue mau cuma Kila."

Menohok. Sejujurnya, kalimat yang Lingga utarakan sangat terdengar menyakitkan. Cewek manapun akan merasa tertolak. Aura meringis kecil saat hatinya mendadak ngilu. Tidak bisa dipungkiri, ia juga ingin menangis. Aura tidak sekuat itu. Namun, ia tetap memaksakan sebuah senyuman -berpura-pura kuat.

"Tapi lo nggak nyangkal anggapan Kila. Berarti, lo ngakuin gue sebagai mantan," ucap Aura. Dibalik suaranya yang bergetar, ada air mata yang mati-matian ditahan.

Masa, sih? (Revisi) Where stories live. Discover now