Epilog

1.9K 73 5
                                    

Setelah kejadian kemarin, saat ini Aiza dan keluarga sedang menunggu kedatangan Fathan bersama keluarganya yang ingin melamarnya.

"Eleaa.. Kapan pulang?" tanya Aiza yang ada di dalam kamarnya. Karena kata Yumna dia tidak boleh bertemu Fathan sampai pernikahannya tiba. Dan itu sangat membuat Aiza penasaran. Tapi ia hanya bisa menurut. Kata Yumna sih biar kejutan.

"Lo nikah kan bulan depan tuh.. berarti gue pulang seminggu lagii. Gue ijin, tenang aja!" ucap Elea di panggilan tersebut.

"Selamat ya Za.. Penantian lo gak sia sia." Ucap Elea yang di angguki oleh Aiza.

"Kak Azka, gimana?" tanya Elea.

"Aiza sudah tulis surat buat Kak Azka. Permohonan Maaf, dan Abang yang akan kasih ke Kak Azka." ucap Aiza sedikit menunduk.

"Gakpapa Za.. Itu Hak lo, menolak dan menerima." ucap Nara tiba tiba.

"Oh iya, Itu keluarga Azka sudah datang, dan sebentar lagi Kak Hanum bakal kesini buat ngasih cincin lamarannya." ucao Nara yang di angguki oleh Aiza.

"Assalamu'alaykum."

"Wa'alaykumussalam." jawab Aiza dan Nara bersamaan.

"Ini cincin dari Fathan. Dia benar benar berubah Dek.. Pesona Abang kalah dehh! Dia benar benar berubah 180 derajat, Kakak aja kaget ngeliat dia." ucap Hanum tambah membuat Aiza penasaran.

"Sabar ya Za.. Sebulan lagi." ucap Nara meledek Aiza yang di balas tawa keduanya.

"Kak.." panggil Aiza pada Hanum.

"Kenapa dek?" tanya Hanum pelan.

"Abang gak ada negur adek semenjak dia meluk kemarin." ucap Aiza sedih. Hanum yang mendengar itu tersenyum lucu.

"Abang lagi menenangkan diri. Hak nya menjaga Adek mau di ambil orang lain." jawab Hanum sambil meninggalkan Aiza yang menunduk sedih.

"Sudah ya Za.. nanti lo ajak bicara aja Kak Haikal baik-baik. Lo tau kan, Kakak lo gak bakal bisa diemin lo lama-lama." ucap Nara yang di angguki saja oleh Aiza.

****

Acara Pertunangan berlangsung sangat baik, dan semua orang sudah mulai meninggalkan rumah kediaman Aiza. Saat ini keluarga Aiza sedang berkumpul di ruang makan untuk melaksanakan makan malam bersama yang sudah jadi kebiasaan di rumah tersebut. Aiza hanya diam memperhatikan makanannya sambil sesekali melirik Haikal yang berada di depannya.

"Adek? Kenapa gak di makan, makanannya?" tanya Yumna yang sedari tadi memperhatikan tingkah anak bungsunya itu.

"Ah.. Iya.. Ini Adek makan kok." jawab Aiza sambil memakan makanannya tetapi masih sesekali melirik Haikal. Yumna dan Banyu saling melirik untuk memberikan kode akan sikap kedua anaknya yang di lihat sangat aneh saat ini. Makan malam pun selesai tapi tidak satupun dari mereka meninggalkan meja makan. Mereka hanya berempat, karena Hanum sore tadi di jemput oleh suaminya untuk pulang ke rumahnya.

"Abang.. Gak baik diemin Adek lama-lama. Gak kasian sama Adek? Lagian ntar lagi Adek akan tinggal sama keluarga barunya, apa kamu gak nyesel nantinya?" ucap Banyu yang membuat Haikal menatap Aiza dalam, Aiza yang di tatap hanya menampakkan wajah sedihnya.

"Bulan depan, tepat tanggal 8, di hari kamis, akad nikah akan di laksanakan. Hari minggu lalu resepsinya. Abi hanya mengingatkn." Banya lalu pergi meninggalkan kedua anaknya tersebut di ikuti oleh Yumna.

Aiza yang melihat Umi dan Abinya pergi pun kemudian berdiri dan berpindah duduk di samping Haikal lalu menggenggam tangan Haikal yang ada di atas meja makan.

Maaf, Saya Menyimpan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang