44. Kecemasan

4.6K 221 15
                                    

Happy reading guys:)))

Vote dulu baru baca. Baca dulu baru komen :))

*

"Eh, lihat Arsya nggak?" tanya Maya pada seorang cewek yang baru saja keluar dari bilik toilet.

"Arsya? Enggak tuh. Dari tadi, nggak ada murid cewek yang datang ke sini." jelas cewek berambut panjang itu.

"Oh, gitu yah. Kalo gitu makasih atas infonya."

"Iya, sama-sama." kata cewek itu seraya tersenyum, lalu berangsur pergi meninggalkan Maya yang nampak cemas dan kebingungan. Pasalnya, sudah sekitar satu jam lebih Arsya tak kunjung menampakan diri. Dan kembali ke stand milik David.

"Duh, Arsya ke mana yah? Diteleponin dari tadi juga nggak nyaut. Apa dia lagi sama Farhan yah? Coba deh, gue telepon Farhan." Maya mengutak-atik ponsel di tangannya dan mulai menghubungi Farhan, namun tidak diangkat. Maya semakin khawatir.

"Duh, nggak diangkat lagi." Maya menurunkan ponselnya dari telinga dan mengantunginya. Cewek itu kini berjalan menuju kelasnya, siapa tau saja Arsya sudah berada di kelasnya.

Tapi, saat Maya sampai di kelasnya, yang ia dapati adalah kelasnya yang kosong melompong, di sana hanya ada Bella yang sedang mengunyah makanannya dengan santai.

"Bel, lo ada ngelihat Arsya kemari nggak?" tanya Maya, berharap, Bella dapat memberikan informasi seputar Arsya.

"Enggak tuh, dari tadi gue sendirian di sini. Emangnya kenapa? Tuh bocah ngilang? Biasanya juga sama lo kan, dempetan?" balas Bella dengan nada meledek.

"Enak aja dempetan." cetus Maya tak terima.

"Gue nanya serius nih, Bel. Lo beneran nggak ngelihat Arsya di sini?" tanya Maya sekali lagi untuk memastikan.

"Masya Allah, May. Gue beneran nggak ngelihat, masa iya, gue ngebohong, buat apaan coba. Kalo nggak percaya yaudah, lo coba aja tuh cari si Arsya sampai ke kolong-kolong siapa tau aja ada." kesal Bella.

"Yee.. Nih anak, emangnya si Arsya tikus apa, pake dicari di kolong segala. Yaudah kalo gitu, biar gue cari di tempat lain deh. Duluan, Bel." pamit Maya, lalu berjalan ke selasar kelas.

"Yoi." sahut Bella sambil mengacungkan jempolnya.

****

Mira sedang membelikan teh hangat di kantin untuk seorang siswi yang tadi pingsan di area toilet sekolah. Dirinya yang pertama kali melihat siswi itu sudah tergeletak di depan toilet sekolah. Beruntung, tidak ada luka atau penyakit yang serius yang diderita siswi itu.

"Mbak, Jum. Nih uangnya pas yah." ucap Mira sambil menaruh uang lembaran dua ribuan di atas etalase milik mbak Jum. Lalu dengan tangan satunya lagi, ia membawa segelas teh hangat pesanannya. Namun saat akan melenggang pergi, tiba-tiba mbak Jum menginterupsi dan membuatnya berhenti melangkah.

"Nggak sekalian minum di sini?" kata mbak Jum, dengan tampang keheranan.

"Enggak mbak, teh angetnya mau aku kasih ke cewek yang habis pingsan di uks, mbak."

"Ohh, gitu yah... Mbak Jum kira, si eneng ini mau minum di kelas." cengir mbak Jum.

"Hehe nggak, mbak. Yaudah aku duluan yah, mbak."

"Iya, neng."

Mira pun kembali melangkah menuju uks dengan langkah tergesa, siapa tau saja, orang yang tadi menyuruhnya membeli minuman sudah menungguinya.

"Buru-buru banget?"

"Eh?" Mira terperanjat setelah mendengar suara asing menerpa telinganya. Dengan spontan, Mira pun memberhentikan langkahnya dan menatap seorang cowok yang tau-tau sudah berdiri tepat di sampingnya.

Reyhan dan Arsya [Completed]Where stories live. Discover now