5 : kissmark

10.9K 987 249
                                    

warning. chapter ini rated, please. kalo gak suka gausah dibaca.


"HAAAAI."

yena, lagi-lagi cuma yena yang suka ngajakin gue ngobrol. gue yang lagi ngehapus papantulis otomatis berhenti buat nengok ke arah dia.

gue masang wajah malas, "apa yena?"

yena memanyukan bibirnya, mirip bebek. "lo udah ngerjain tugas matematika belum nih?" gue ngangguk pasti, "kenapa? mau nyontek ya lo?" tukas gue.

yena tertawa, "tuh tau."

"gue juga mau nyontek dong!" teriak seseorang yang ngebuat gue sama yena nengok ke arah dia, ahn yujin.

yena menatapnya sengit, "yeu gak boleh! cuma gue yang boleh liat!"

"apa sih? boleh kan yayaya?" yujin memasang wajah imutnya dan menggoyang-goyangkan bahu gue, yang bikin gue pengen nampol dia.

gue ngangguk gak peduli, "terserah." tangan gue bergerak buat menghapus papan tulis lagi sampe suara yujin bikin gue membeku.

"leher lo kenapa?"

yena menatap yujin, kemudian beralih menatap leher gue, "loh iya merah gitu?" yena mendekati gue buat berusaha liat leher gue, reflek gue pegang leher gue, "mungkin kulit gue lagi sensitif." jawab gue cepet terus naruh penghapus papan tulis ditempatnya.

alis yena mengekerut, lalu membulatkan matanya, "loh disini juga ada?" yena menunjuk sisi leher gue yang lain, yang ngebuat yujin memekik kaget.

yujin memincingkan matanya, sedangkan yena tiba-tiba nanya, "herpes ya lo?!"

yujin memutar bola matanya, "yena, lu kalo goblok tuh jangan diumbar napa. mana mungkin herpes kaya gitu bentukkannya?"

gue cuma senyum, kaki gue baru bergerak selangkah buat ninggalin mereka tapi gagal ketika yujin narik tangan gue. "jujur deh sama kita."

"j-jujur apa?"

yena menatap yujin aneh, sedangkan yujin menengok kanan dan kiri, kayak mastiin kalo dikelas cuma ada kita bertiga, dan eric yang lagi sibuk main game di handphonenya.

yujin memelankan suaranya, "itu kissmark 'kan?"

yena memekik, "HAH?! NGACO LU!"

gue bingung, perasaan gue udah tutupin pake concealer tadi pagi, tapi ternyata masih keliatan tau gimana gue gak ngerti, yang jelas gue panik tiba-tiba yujin ngomong begitu, jangan tanya gue siapa yang bikin kissmarknya. siapa lagi kalo bukan dia. iya bekas tadi malem.

"yakali kissmark. lo tuh yang goblok, yujin. dia kan polos yakali aduh aduh stop gue juga masih polos." gue cuma diem, yena yang malah ribut.

yujin gak meduliin ucapan yena, dia natap gue, terus natap leher gue.

"kissmark 'kan? ngaku deh sama gue."

gue menggeleng cepat, "gak, bukan lah. gue cuma alergi." jawab gue cepet.

yena menghentak-hentakkan kakinya,  "oh come on, gausah ngelak, gue tau kissmark itu kaya gimana."

gue diem, gak mau jawab, tapi tiba-tiba yujin melanjutkan omongannya, "soalnya gue juga pernah punya."

yena memekik lagi, "hah siapa yang bikin anjir? kotor lu!"

yujin menutup mulutnya dengan kedua tangannya, berusaha berbisik, "kak hyunjin."

anjir.




gue memencet bel apartemennya kak lino, gue kira yang keluar bakalan kak lino, tapi ternyata kak juyeon.

"hai, kak juyeon."

"oh, lo. masuk."

gue ngikutin kak juyeon, "kak linonya kemana kak?"

kak juyeon menaikkan bahunya, "dia udah pulang sih tadi, tapi pergi lagi gak tau kemana. tapi gue liat dia kayak murung gitu?"

gue duduk disofa, kak juyeon matiin laptopnya, "ini gue mau ada perlu, gue tinggal gak apa-apa 'kan?" tanya kak juyeon, dia masukin laptopnya ke tasnya, "coba telfon aja, atau nanti kalo ketemu di kampus gue kasih tau lo ada disini."

"kak juyeon sore-sore gini mau ke kampus?"

"iya,"

"oke deh, hati-hati ya kak."

gue nunggu kak lino sambil nonton tv, sekitar setengah jam, gue denger bel bunyi, gue fikir ada tamu, tapi pas gue buka ternyata kak lino.

"loh kak? kenapa gak langsung masuk aj- awh!"

tubuh gue langsung didorong kak lino ke tembok, terus tangan kanannya nutup pintu apartement.

matanya sayu, dia juga agak keringetan gitu, "k-kak? are you okay?"

"no, can you give me your lips?"

"hah?"

sedetik kemudian bibirnya menyatu sama bibir gue, kedua tangannya berada dibahu kiri dan kanan gue, ngunci badan gue.

bibirnya ngelumat gue tanpa ampun, gue berusaha buat ngebales lumatannya, tubuhnya menghimpit tubuh gue yang kecil.

kak lino memberi sedikit jarak diantara bibir kita berdua, "i love you. so you're mine. gak ada yang bisa nyentuh kamu kecuali aku."

dia meluk pinggang gue, nyium gue lagi, terus nuntun gue buat jalan ke arah sofa, tangannya sesekali ngusap pinggang gue, ngebuat gue ngerasain sensasi geli dan aneh.

dia gigit bibir gue, yang otomatis bikin mulut gue kebuka makin lebar, ngebiarin kak lino nyium gue makin intens dan lebih.....kasar.

tangan gue ngelingkar di leher kak lino, sesekali gue jambak pelan rambutnya kak lino.

kak lino nindih gue di sofa, napasnya memburu, dia seperti gak sabaran, ciumannya penuh nafsu, gue bisa ngerasain itu, gue mau ngelawan tapi gue gak bisa, gue juga gak mau bikin kak lino kecewa gara-gara gue nolak ciumannya.

kak lino mengerang pelan disela ciumannya, gue berusaha nyari oksigen karena gue ngerasa sesek banget. "kak, let me--" kak lino ngeberin posisi tubuhnya, biar gak terlalu nindih gue, tangan kirinya dia gunain buat nopang badannya sedangkan tangan kanannya masih sibuk ngelus pinggang gue.

kak lino melepas ciumannya, bibirnya bergerak buat ngecupin pipinya gue, dan berakhir diceruk leher gue.

tubuh gue bergelinjang geli, dan gue merasakan sensasi aneh itu lagi, panas, gerah.

gue bisa merasakan gerakan bibir kak lino dileher gue, gue mendongak, terus entah kenapa gue malah dorong pelan kepalanya kak lino, gue.......suka.

gue menggigit bibir gue, nahan suara yang gak mau gue keluarin, gue bisa mendengar dengan jelas suara kak lino yang husky itu. "kamu cantik." bisik kak lino, cuma dua kata, yang berhasil bikin gue merinding sekujur tubuh.

gue mengatur napas, kak lino mendongak buat natap gue, "i wanna touch you more." ucapnya pelan.

"i'm yours."

kak minho nelusupin tangannya masuk ke dalam kaos gue, bibir gue jadi makanan dia lagi, gue gak bisa bohong, kalo gue gak masalah kalo kak lino ngelakuin hal yang lebih dari kemarin.

gue ngebales ciumannya kak lino, gue ngelumat bibirnya kak lino, sesekali ngehisapnya pelan.

kak lino nenggelamin kepalanya dileher gue lagi, "mhhh- kak." shit.

gue merasakan gerakan tangan kak lino ditubuh gue, "yes, babe?"

"more." bisik gue pelan, kak lino bikin kissmark lagi dan lagi, ngebuat gue mengeluarkan suara menjijikkan lagi.

"minju,"

wait.

kak lino kecup hidung dan bibir gue bergantian, "minju, lo milik gue, gue gak rela liat lo sama orang lain."

gue dorong bahunya keras supaya dia menjauh dari gue.

who the fuck is minju? i'm not minju.

brengsek.



24/7 • lee know [fin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang