19 : who?

4.9K 493 80
                                    

🔞⛔⚠️
WARNING!






"siapa no?" tanya cewek itu. gue reflek benerin rambut gue supaya nutupin leher gue, takutnya ada bekas, gue lupa ngaca dulu tadi.

kak lino ngeliat ke gue, terus bilang ke cewek itu. "pacar gue."

gue cuma bisa diem, canggung gini. pergi gak ya? atau nontonin mereka gini?

cewek itu terkejut. "o-oh pacar lo. lo gak pernah bilang ke gue kalo lo punya pacar." jawabnya pelan.

"ngapain gue harus bilang sama lo?" kak lino menatap cewek itu malas. "mending lo pulang sekarang, lia."

cewek itu namanya lia, menunjukkan ekspresi memelas. "lo tega no? gue gerimis gini relain kesini dan sekarang lo ngusir gue?"

"gue gak pernah nyuruh lo kesini. dan juga lo bahkan gak ngehubungin anak yang lain." dari ekspresi kak lino sih dia keliatan males dan kesel sama cewek ini. sedangkan cewek ini cuma bisa diem.

"perlu gue pesenin ojek online?"

"gausah, no. gue balik." jawab lia cepat, dia melangkah pergi setelah natap gue yang mematung ngeliatin mereka. kak lino nutup pintu apart dan nyamperin gue.

"siapa sih kak?" tanya gue penasaran.

"gak penting. lanjutin dulu yang tadi." ucapnya langsung meluk gue erat, gue menghela napas dan mendorong kak lino. "jawab dulu siapa?" tanya gue kesel.

"temen kelompok kuliah kakak, dek. dia kesini katanya mau ngerjain projek bareng biar cepet selesai. tapi dia gak ngehubungin anak yang lain."

gue merengut, "ih modus tuh ke kakak!" ucap gue kesel. kak lino keliatan gak peduli. "jangan deket-deket dia pokoknya!"

"ampun iya sayang gausah teriak." ringis kak lino sambil menutup telinganya. "tapi kakak jahat banget langsung ngusir dia. kasian tau."

kak lino ngeraih pinggang gue. "biarin aja. dia ngejer kakak dari awal semester ini. malesin kayak benalu kalo di kampus." raut wajahnya lucu kalo lagi kesel.

"yaudah jangan kakak ladenin, ya?"

"iya sayang. mungkin sekarang gak akan ngejer lagi, dia tau aku punya kamu dan mungkin ngeliat bekas ini." kak lino ngusap ceruk leher gue lembut.

gue langsung ngeraih tangan kak lino. "HAH MERAH KAK?" tanya gue panik.

"ijo."

"jangan becanda ih."

"gak kok sayang gak merah."

pipi gue memerah, "ya ampun kalo merah malu tau!" kak lino terkekeh pelan. "aku bikin merah ya."

"ih kak---" kak lino kecup bibir gue berkali-kali terus senyum. "ya? lanjutin yang tadiiii." ucapnya manja, gue cuma bisa menghela napas.

"ada kak juyeon ih!"

"biarin dia lagi dikamarnya, pasti lagi teleponan sama ceweknya."

"ya?"

"iyaaaa. tapi----mhh--" oh shit, gue gak sengaja mendesah ketika lidah kak lino berada di ceruk leher gue. gak tau kenapa kak lino suka banget begitu. he's obssesed doing that and i'm fucking obssesed with him.

kak lino meremas bokong gue pelan dan masih sibuk nyiumin leher gue.

"ahh-- kak--" gue meremas rambut kak lino kuat, biarin aja sakit, gue tersiksa kalo dia terus begini. karena bikin gue gak mau ngebiarin kak lino berhenti ngelakuin ini, gue suka.

kak lino meraih bibir gue, gue melompat supaya kaki gue mengait di pinggangnya, dia gendong gue membawa tubuh gue menuju sofa panjang di depan tv.

kak lino mendominasi ciuman, gue gak bisa ngimbanginnya, sensasi aneh menjalar ke seluruh tubuh gue karena ciumannya, kemudian dia duduk di sofa, gue berada di atas pangkuannya, tangan kak lino masuk ke dalam kaos gue, gue melumat dan mengulum bibirnya tanpa ampun karena sentuhannya di tubuh gue.

24/7 • lee know [fin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang