21 : choose

4.9K 498 105
                                    

"lo abis ngapain sama eric?" gue yang lagi nelungkup di meja terkejut denger suara yena.

gue langsung membenarkan posisi gue buat menengok ke arah dia yang lagi asik makan es krim. matanya ngeliat ke arah leher gue.

"hah maksud lo?"

yena menghela napas. "yaelah, itu leher lo merah gue tau itu bekas---" gue langsung membekap mulut yena.

"jangan ngomong macem-macem nanti yang lain denger!" bisik gue, yena mengerjapkan matanya kemudian menepis tangan gue. "oh berarti bener lo habis ngapa-ngapain sama dia." lanjutnya santai.

"siapa yang habis ngapa-ngapain?" sunwoo yang nyamperin yena terus ngerebut es krim cup dari tangan yena menatap kita berdua penasaran.

yena senyum menatap gue, kemudian matanya menatap pintu. ada eric berjalan masuk ke kelas dan nyamperin kita bertiga. "oh, gue tau." kata sunwoo mengangguk.

"nih yang." tangan eric nyodorin es krim cup ukuran besar.

yena melebarkan matanya, "udah jadian ya kalian???" hebohnya karena perlakuan eric yang manis ke gue, walaupun bisanya eric emang kaya gini, tapi feel-nya sekarang beda.

gue menghela napas, dan eric cuma tertawa kecil. yena sama sunwoo udah heboh banget natap gue sama eric bergantian. sedangkan gue makin pusing. gue bangkit dari kursi dan berjalan cepat keluar menuju toilet, membiarkan mereka menatap gue aneh.

gue mencuci muka gue di wastafel, menatap diri gue di cermin dan menghela nafas frustasi. sekarang gue harus gimana?

setelah benerin poni gue yang berantakan, gue berjalan keluar dan berpapasan sama eric di depan pintu toilet.

"lo kenapa?"

gue mengalihkan pandangan gue dari dia, berjalan cepat berusaha ninggalin dia tapi tangannya dengan cepat narik lengan gue.

"gue ada salah?" tanyanya pelan.

gue berhenti dan melepas tangan eric.  "pulang sekolah kita perlu ngobrol." tukas gue kemudian berjalan cepat ninggalin dia.

Kak Lino
dek, pulang jam brp hari ini?

You
jam 3 kak, bentar lagi nih

Kak Lino
kakak udah kelar ngampus nih, kakak jemput ya.

You
kakak gak capek?

Kak Lino
capek tapi pengen ketemu
udah dua minggu gak ketemu kamu

You
jemput setengah 4 aja kak, aku ada perlu dulu soalnya hehe

Kak Lino
oke sayang




"mau ngomong apa, cantik?" tanya eric setelah kelas udah sepi karena udah jadwal pulang. tinggal sisa gue sama eric di kelas, di luar pun udah sepi.

"stop panggil gue kayak gitu."

eric tersenyum, "terus gimana? sayang? baby?" gue mendesah frustasi. "ric, gue serius."

"kenapa? bukannya waktu itu lo suka dipanggil gitu? waktu itu----"

"stop! bisa gak lo gak usah bahas itu lagi? dan berhenti panggil gue sayang atau apapun lah itu."

gue menahan tangis gue. "gue salah, kita salah, ric. ini tuh salah, gak bisa kita kaya gini. gue gak bisa karena gue tersiksa. please, berhenti suka sama gue. lupain semuanya, kita balik kaya dulu lagi."

eric menatap mata gue intens.

"lo yakin, lebih milih pacar lo daripada gue?" tanya eric meraih pinggang gue, gue langsung mendorong dada eric.

"ric, kita tuh temen. sampai kapanpun kita cuma temen, gak lebih. gue minta maaf sama lo, gue gak bisa bales perasaan lo."

"sampai kapan lo mau denial?"

"gak, ric. gue gak denial. gue sayang sama lo cuma sebagai temen."

eric menatap gue kecewa, dia jalan ke arah pintu kelas dan nutup pintu itu kencang, gue cuma diem, dia berjalan ke arah gue lagi, lengannya tiba-tiba menarik pinggang gue, dengan sekali hentak dia mengunci gue di depan loker, pinggang gue terbentur sama loker.

"aah!"

eric natap gue tajam, kedua tangannya menahan gue yang berontak.

"eric, stop it! lo gila?!" teriak gue.

eric mendekatkan wajahnya, mengapus jarak diantara kita berdua. "lo yang bikin gue gila!"

gue memberontak sekuat tenaga, gue berhasil dorong dia. gue segera berlari ke luar kelas, tangis gue gak bisa gue tahan.

gue mengusap pipi gue kasar sambil berjalan menuju ke gerbang, beberapa orang natap gue aneh, tapi gue gak peduli dan segera berjalan menuju keluar, gue melihat mobil kak lino terparkir di pinggir jalan.

dari arah kaca, kak lino tersenyum tapi perlahan senyumnya memudar ketika gue membuka pintu mobil dan mata gue yang memerah.

gue menunduk sambil mengatur napas gue.

"kamu kenapa, dek?" tanya kak lino setelah gue menutup pintu mobil.

gue menggeleng pelan, "gapapa kak. perut aku nyeri karena lagi datang bulan."

kak lino mendekat buat mengelus kepala gue. "mau beli sesuatu? udah minum obat buat penghilang nyeri?"

gue mengangguk kecil. "udah kak. gak kok aku gak mau beli apa-apa."

"tadinya kakak mau ngajak kamu nonton, tapi mending gak usah deh kalo kayak gini." kak lino menatap gue tidak tega. gue mejamin mata dan ngatur nafas gue. tanpa sadar air mata gue mengalir.

"dek? sakit banget ya?"

"kak, anter aku pulang aja, please." ucap gue memohon. kak lino ngecup puncak kepala gue dan mengangguk.

kenapa gue jahat banget?






















Gue menangis di kamar, ada 5 panggilan tidak terjawab dari Kak Lino. Jam udah menunjukkan pukul 9 malam. Gue menatap handphone gue, mata gue perih dan gue udah berantakkan banget.

Gue mengatur napas gue, tiba-tiba layar handphone gue nunjukkin notif dari sunwoo.

Sunwoo
lo berantem sama eric apa gimana?
anaknya jadi sensi banget anjir
tadi habis banting hp
terus abis itu diem aja gue takut sial
serem kayak kerasukan
????
diajak ngomong gak jawab
iya kan, lo berantem?
kenapa sih?

You
tolong jagain ya

Sunwoo
lah?????
heran abis begituan malah berantem







Kak Lino is calling you....

"dek?"

"iya kak?"

"gimana? masih sakit?"

"udah gak kok kak."

"hm, yaudah kakak tenang kalo gitu."

"kak?"

"hm?"

"i love you."

".......tumben?"

"......"

"kok diem? haha malu ya?"

"........iya."

"yaudah istirahat ya, tidur jangan kemaleman. i love you more."

gue nangis lagi.

24/7 • lee know [fin]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu