part 1 (the bad day ever)

15K 1.7K 144
                                    

14 februari 2019

Haechan berdecak sebal saat matanya tak sengaja melihat tanggal di layar handphonenya. Hari Valentine. Cih, dalam hati Haechan mengutuk orang yang sudah membuat hari ini menjadi hari kasih sayang. Kalau saja Haechan memiliki kekasih, mungkin ia justru berterima kasih sekarang. Tapi, hal itu sepertinya tidak akan pernah terjadi. Karena Haechan sudah bertekad untuk tidak memiliki kekasih. Omong kosong dengan cinta. Haechan sudah muak merasakannya.

"Haechan!!" Haechan mempercepat langkahnya memasuki gedung sekolah. Sebisa mungkin ia mengabaikan teriakan Jaemin yang terdengar semakin dekat.

"Haechan tunggu aku!!" karena Jaemin yang terlihat semakin gigih, mau tak mau Haechan berlari. "Ya!! Haechan!! Jangan lari!!"

"Behenti mengikutiku bodoh!!" balas Haechan dengan teriakan.

"Kau yang jangan menghindar sialan!!" Jaemin mengumpat. Sekarang mereka berdua sudah pasti menjadi pusat perhatian di tengah koridor sekolah yang cukup ramai.

"Aku tidak menghind-" ucapan Haechan berhenti mendadak saat pundaknya menabrak punggung seseorang cukup keras.

"Jeoseonghamnida.." Haechan membungkuk sambil lalu. Mungkin ia terlihat tidak sopan. Tapi kalau sampai ia tertangkap Jaemin sudah pasti hari ini hidup Haechan tidak akan tenang. Sekilas Haechan melihat pemuda yang ditabrak merupakan kakak kelas. Uh, lain kali ingatkan Haechan untuk meminta maaf dengan benar kalau mereka bertemu.

"Haechan!!!" teriakan Jaemin mengingatkan Haechan untuk berlari semakin kencang. Meninggalkan sang kakak kelas yang menggeleng pasrah.

***

Malam harinya, Haechan kembali mengumpat dalam hati. Bagaimana ia tidak kesal kalau usahanya untuk menghindari Jaemin sepanjang hari harus sia-sia gara-gara kakaknya yang polos -atau mungkin pura-pura polos - malah membiarkan Jaemin masuk ke rumah dan ikut-ikutan memaksa Haechan untuk pergi ke pesta tidak berguna yang diadakan oleh sekolahnya.

"Jangan menekuk wajah seperti itu... Aku kan sudah mengizinkanmu untuk ikut ke pesta Valentine itu asal kau pulang sebelum jam sepuluh malam" ujar Taeyong di pintu kamar Haechan sambil terkikik pelan.

"Aku kan tidak meminta hyung mengizinkanku! Lagipula aku tidak ingin datang ke pesta tidak berguna itu" sungut Haechan.

"Seingatku sebulan yang lalu kau masih memaksa ingin datang"

"Itu kan sebulan yang lalu!!"

"Lalu apa bedanya dengan sekarang?"

'Tentu saja beda, karena waktu itu Jaemin masih sendiri' Haechan menjawab dalam hati.

Melihat Haechan yang diam saja, Taeyong bergegas menarik Haechan yang sedari tadi tiduran di atas ranjangnya. "Sudah... Sana pergi... Kasihan Jaemin menunggumu dari tadi"

Haechan mendengus, tapi tetap bangun dengan terpaksa "bilang saja hyung tidak mau aku mengganggu kencan hyung dengan Jaehyun hyung" ucap Haechan pelan.

"Kau bilang apa? Hyung tidak dengar" kata Taeyong yang sungguh tidak mendengar gumaman Haechan.

"Lupakan! Hyung keluar sana... Aku mau berganti pakaian" Haechan langsung membuka kaos santainya sambil memunggungi Taeyong.

"Huh, dasar adik tidak sopan"

.

Haechan mendengus saat melewati Jaemin dan Taeyong yang sedang berbincang di ruang tamu. Ia berjalan cepat menuju pintu tanpa memperdulikan Jaemin yang masih berpamitan pada Taeyong.

"Haechan!! Tunggu!!" Teriak Jaemin.

"Hati-hati dijalan... Pulang sebelum jam sepuluh ya..." Susul teriakan Taeyong kemudian.

Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Jaemin tak henti-hentinya mengganggu Haechan dengan pembahasan yang begitu sensitif bagi Haechan. "Haechan-ah... Nanti aku ingin mengenalkan seseorang padamu"

Lagi-lagi pembahasan ini... Argh!!! Haechan mengerang dalam hati. Inilah alasan mengapa Haechan selalu menghindari Jaemin selama beberapa hari terakhir. Jaemin sedang berusaha menjadi cupid untuk Haechan.

"Yuta hyung bilang, kali ini pemuda itu pasti cocok denganmu" ujar Jaemin santai. Tanpa sadar raut wajah Haechan yang berubah semakin masam. "Aku rasa juga seperti itu! Aku sempat bertemu dengannya dan beberapa kali mengobrol. Ia tampan, asyik, dan sedikit konyol. Kurasa sifat kalian benar-benar mirip"

Haechan mengambil nafas dalam dan menghembuskannya kasar. Sungguh ia begitu jengah dengan pembahasan tentang pasangan, kekasih, atau apapun itu yang berhubungan dengan cinta.

"Dia juga tinggi dan hot. Sungguh tipe ideal mu sekali" Jaemin terus berceloteh. "Ah! Iya, dia juga bukan orang Korea asli. Kalau tidak salah sih orang Mand-"

"Berhenti mengoceh!" Haechan membentak. Secara refleks bibir Jaemin mengerucut. "Sekali lagi kau buka mulut tentang siapapun itu kenalan-kenalamu, aku pulang! Kau, pergi saja ke pesta sendirian!" ancam Haechan.

"Maaf..." lirih Jaemin. Lalu terdiam.

Haechan memalingkan wajahnya kearah lain. Selain tak ingin melihat wajah memelas Jaemin, ia merenung. Semua ini berawal dari Lee Jeno, kekasih Jaemin! Atau... Jaehyun hyung? Atau bahkan dirinya sendiri? Entahlah... Yang jelas, takdir percintaan Haechan selalu buruk. Dan Haechan membenci itu.

Tbc

Gimana?? Gimana?? Coba kasih kritik saran dong... Eh... Emang ada yang baca ya? 😅😅

Valentine day [✅]Where stories live. Discover now