part 4 (Valentine day)

10.1K 1.4K 170
                                    

"Hei, kita sudah sampai" tegur Jaemin.

Haechan yang awalnya sedang melamun di dalam bus langsung bangkit berdiri. Ia kembali berjalan dengan cepat meninggalkan Jaemin satu langkah dibelakang.

"Jaemin!! Haechan!!" sebuah teriakan dari arah belakang terdengar. Haechan dan Jaemin kompak menoleh. Disana, ada Renjun —teman sekelasnya— yang berlari kearah mereka.

"Tunggu aku!!"

Hosh... Hosh... Ketika sampai, suara nafas Renjun terdengar begitu keras. "Jaem... Kabar buruk..."

"Ada apa?" tanya Jaemin bingung. Haechan sebenarnya ikut penasaran, tapi, sepertinya Renjun hanya mengajak berbicara Jaemin. Jadi, ia diam saja.

"Lucas tidak bisa datang" ucapan Renjun terdengar sedih. "Dia bilang, nenek kami di China sedang sakit. Jadi, ia tidak jadi datang kesini"

Jaemin melirik kearah Haechan, well, ia merasa bersalah karena gagal mengatur kencan buta untuk Haechan. "Haechan, maaf ya... Kau tidak jadi bertemu dengan kenalanku..."

Haechan memutar bola matanya malas. Lagi-lagi pembahasan ini. See, Jaemin itu bebal. Sepertinya ia tidak mengerti segala ancaman Haechan saat pergi tadi.

"Renjun aku ikut sedih mendengarnya..." ungkap Jaemin jujur. "Semoga nenekmu cepat sembuh ya..."

Haechan mendengus sebelum pergi memasuki gedung C sekolahnya, meninggalkan Jaemin bersama Renjun yang masih berbicara.

.

Pemandangan pertama yang dilihat Haechan saat memasuki gedung adalah sosok Jeno yang sedang bersandar di dinding samping pintu. Ia menunduk memperhatikan ujung sepatunya. Yah, terlihat tampan seperti biasa.

Dengan langkah pelan, Haechan berjalan kearah Jeno dan berhenti tepat didepannya.

Jeno yang merasa ada seseorang berdiri didepannya langsung mendongak. Tapi, keningnya menjadi berkerut saat tahu yang ada didepannya adalah Haechan. Bukan Jaemin yang ditunggunya.

"Ada ap–"

"Jauhkan Jaemin dariku" Haechan berkata cepat sebelum Jeno sempat berkata-kata. "Malam ini saja, jangan biarkan Jaemin mengusikku. Aku sedang tidak berselera diganggu olehnya"

"Baiklah" Jeno tersenyum singkat. "Aku juga sebenarnya tidak ingin berbagi Jaemin di malam Valentine ini. Jadi, akan kulakukan permintaanmu dengan senang hati"

"Harusnya kau berterimakasih dan berhenti menjadi sainganku setelah ini" Haechan berkata sarkas.

"Terimakasih rivalku yang baik..." Jeno berkata sambil tersenyum. Kali ini senyumnya lebih lebar hingga matanya menjadi segaris.

Uh, Haechan kuat. Ia sudah berhenti menyukai Jeno sejak ia merelakan hubungan Jeno dan Jaemin. Tapi, kalau Jeno bertingkah semanis ini, bisa-bisa ia kembali jatuh.

Tidak! Tidak! Haechan sudah cukup muak dengan cinta. Ia yakin tidak akan mau berhubungan dengan yang namanya cinta lagi. Sudah cukup semua orang yang disukainya berakhir bersama orang yang disayanginya. Jaehyun hyung dengan kakaknya, dan Jeno dengan sahabatnya. Mungkin kalau Haechan berani jatuh cinta lagi, orang itu akan berakhir bersama dengan sepupunya, atau dengan ibunya, atau yang lebih parah lagi dengan neneknya. Membayangkannya saja Haechan tak mampu.

"Haechan-ah... Kenapa meninggalkanku lagi..." ucap Jaemin yang baru saja datang dengan nada manja. Tangannya bergelayut manja pada Haechan, yang langsung ditepis malas.

"Sana, pergi dengan kekasihmu... Ini kan hari kasih sayang, bukan hari persahabatan" usir Haechan sambil mendorong pundak Jaemin.

"Tapi, aku kan sudah berjanji mengenalkanmu dengan seseorang"

Valentine day [✅]Where stories live. Discover now