part 7 (Perfect Mark Lee)

10.2K 1.4K 119
                                    

Hallo Tuhan... Ini Haechan.
Aku ingin memiliki kisah cinta yang bahagia seperti orang lain...
Tolong beri aku kekasih yang sempurna,
Yang baik dan sopan seperti Jaehyun hyung...
Yang pintar dalam segala hal seperti Lee Jeno...
Dan jangan lupa, yang tampan juga... Hihihi...

***

Pagi ini, Haechan berangkat sekolah bersama Mark lagi. Mereka berdua bangun tepat waktu. Jadi, tidak kehabisan kursi bus seperti dua hari yang lalu. Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah, mereka tidak banyak berbicara. Mark hanya berbagi headset bersama Haechan. Mereka menikmati lagu yang dipilih oleh Haechan sambil menutup mata. Manis bukan?

Saat pemberhentian di halte ketiga, Mark tiba-tiba berdiri. Haechan merasa heran. Tapi, pertanyaannya terjawab saat seorang ibu hamil duduk disampingnya menggantikan Mark.

"Anak muda itu baik sekali ya..." ibu hamil itu berbisik pada Haechan sambil tersenyum. Haechan hanya membalas dengan anggukan sambil tersenyum pula. Hatinya menghangat saat memandang Mark yang tengah berdiri sambil berpegangan dengan sebelah tangan. Dia, baik hati dan sopan... Seperti Jaehyun hyung... Sepertinya Haechan harus mempertimbangkan lagi, mungkin jatuh cinta lagi tidak ada salahnya. Toh, cintanya yang sekarang tidak bertepuk sebelah tangan.

***

Haechan kembali dipanggil kepala sekolah. Sekedar mengingatkan Haechan bahwa waktu olimpiade matematika tinggal sebulan lagi. Haechan diminta berhenti mengikuti kelas Dance dan club memanah untuk sementara waktu. Haechan hanya bisa mengangguk pasrah. Padahal, Haechan sangat tidak ingin berhenti dari kedua hal itu. Meski sementara, Haechan tetap merasa sedih. Beginilah tidak enaknya menjadi pintar dalam hal akademik.

Haechan memilih pergi ke perpustakaan untuk membaca beberapa buku. Sekalian latihan menjawab beberapa soal. Sebenarnya, perpustakaan itu bukan gaya Haechan sekali. Tapi, mau bagaimana lagi, Haechan tidak ingin malu kalau kalah. Karena kepala sekolah sudah lebih memilihnya daripada Jeno.

Haechan sangat sibuk belajar, ia bahkan mengabaikan Jaemin yang mengajaknya makan siang di kantin seperti biasa. Beginilah Haechan saat fokus mengejar sesuatu yang ia inginkan. Lupa dengan segala hal. Ia bahkan tidak sadar kalau sedari tadi Mark duduk disampingnya sambil membaca buku.

"Yang itu salah" tunjuk Mark pada soal yang tengah diisi Haechan. Wajahnya terlampau dekat saat Haechan menoleh. Bahkan hidung Haechan membentur pipi Mark. Membuat wajah Haechan memanas seketika.

"H-hyung.. kenapa berada disini?" Haechan bertanya dengan suara yang tergagap.

"Melihatmu belajar" jawab Mark singkat seperti biasa. Ia tidak terlalu memperhatikan wajah Haechan yang memerah. "Bagian ini, seharusnya memakai rumus yang ini" tunjuk Mark pada salah satu soal yang sudah dikerjakan Haechan.

Haechan kembali menoleh kearah soal-soalnya. Mencoba membenarkan sesuai arahan Mark.

"Bukan begitu..." ujar Mark. Ia meraih bolpoin di tangan Haechan dan mencoret-coret pekerjaan Haechan. "Lihat ini, seharusnya seperti ini. Lalu, yang ini, pakai rumus ini. Kemudian... Saat dihitung lagi akan menjadi seperti ini. Paham?" Mark menoleh kearah Haechan. Sekarang ia baru sadar, wajah Haechan terlihat memerah. Haechan balas menoleh kearah Mark, dan wajahnya menjadi semakin merah.

Mark terkekeh sambil menggusak rambut Haechan gemas. "Sudah makan siang?" tanyanya.

Haechan menggeleng. Raut wajah Mark seketika menjadi gelap. Ia tidak suka saat Haechan mengabaikan makan siang karena belajar terlalu keras. "Ayo makan dulu" kemudian Mark menarik Haechan keluar dari perpustakaan tanpa menghiraukan segala alasan dan rontaan Haechan.

Valentine day [✅]Where stories live. Discover now