Chapter 2; And ... i fell

182 105 266
                                    

Grrrt ...

Tanah bergetar di bawah kakiku.

Sebenarnya, situasi bodoh macam apa ini? A—aku sangat tidak mengerti, mau dipikirkan dari sudut pandang mana pun, situasi semacam ini amat sulit dicerna oleh akal sehat! Sangat tidak logis! Di luar nalar manusia!

Petra, Lizia, Moris. Apa itu artinya, belahan bumi yang menjadi tempatku berpijak sekarang ini adalah Tèssera? Begitu?

Tch, omong kosong apa itu? Seseorang tolong sadarkan aku bahwa ini hanyalah delusiku belaka! Ini sungguh tidak lucu! Aku ingin segera bangun dari halusinasi tolol ini—

"JANGAN CUMA MELONGO, BODOH! CEPAT LARIII!" Teriakan Petra membuatku tersadar seketika.

Sial ...

Ini nyata?

Plak!

Kupukul wajahku menggunakan telapak tangan. Sakit. Pukulanku barusan sakit.

Tubuhku seketika menegang. Ini nyata ...,

GRAAUUUURRRRRR!

DUAR!

Gempa. Seluruh reruntuhan itu berderak oleh gempa!

Kubalikkan badan ke arah sampingku dan,

HOLY SHIT—

GRAAAAUUURRRR!

BRAK!

Makhluk pemakan manusia itu menerjang tubuhku hingga terpental. Aku langsung menjerit senyaring-nyaringnya saat makhluk ini berusaha mencakar wajahku.

"MENJAUH KAU, MAKHLUK BRENGSEK!"

Jleb!

Darah muncrat ke wajah serta pakaianku bersamaan dengan makhluk bernama moris ini yang tumbang ke samping. Aku langsung menolehkan kepalaku menatap Petra yang menurunkan busur panahnya dan berlari ke arahku.

Dia menarik tanganku berlari menyusul yang lainnya yang sudah pergi lebih dulu.

"Ini tidak nyata! Tidak masuk akal! A—aku tidak percaya dengan ini semua!" bantahku mentah-mentah sembari menyentak tangan Petra dari pergelangan tanganku.

"Dunia ini, maksudku!" tandasku ketika melihat tatapan Petra yang seolah kebingungan memandangiku. "Dunia ini sama persis dengan dunia yang kubaca di buku itu! Hewan berbulu putih mirip beruang yang ternyata pemakan manusia, dan ... kau! Kau Petra! Dan dunia ini ... apa ini Tèssera, huh?"

"Otakmu konslet? Kau menderita demensia di usia muda? Sadarlah, Bodoh!"

Petra kembali menarik tanganku pergi dari sana, namun, aku kembali menyentak.

"Ada apa sebenarnya denganmu?" keluh Petra.

"Itu maksudku! Apa yang sebenarnya terjadi denganku! Sebanyak apa pun aku memikirkannya, aku tetap tidak bisa menafsirkan situasi bodoh ini menggunakan logika!"

"..." Kulihat Petra tidak berkata-kata. Dia hanya memandangku dengan wajah datarnya.

"Alien yang jenius pun juga pasti akan kebingungan jika berada di posisi ini. Secara, tiba-tiba saja dunia yang normal mendadak berubah menjadi—

After The FallWhere stories live. Discover now