Part 35

104K 4.1K 21
                                    

Dikediaman Aletta sudah ramai pegawai yang sedang mendekorasi setiap sudut ruangan rumah Aletta, untuk acara pernikahan Aletta yang akan diadakan besok, Aletta melihat seseorang berpakaian serba hitam di luar pagar rumahnya, tapi orang itu hanya mengintip sebentar, lalu pergi seperti sedang mengawasi seseorang.

"El masuk yuk!" Seru Aletta memanggil El yang sedang bermain di halaman depan rumahnya, Aletta khawatir orang yang tadi mengintip adalah seorang penculik, dan akan menculik El lalu dijual keluar negeri, memikirkannya saja Aletta tidak sanggup apa lagi jika terjadi sungguhan.

El menghampiri Aletta dengan berlari kecil, Aletta tersenyum melihat buah hatinya ceria kembali.

"Uh anak bunda makin berat ya." Gurau Aletta saat menggendong El membuat bibir El maju.

"El nda ndut kan bunda?" Tanya El cemberut.

"Bunda gak bilang El gendut loh ya."

"Tadi bunda bilang El belat."

"Itu tandanya El sehat bukan gendut sayang, uuh gemes deh bunda." Aletta menciumi wajah El.

Aletta membawa El masuk kedalam rumah, putranya kini sudah berumur tiga tahun, dan itu tandanya selama tiga tahun ini Aletta sudah hidup bersama malaikat kecilnya.

"Bunda."

"Iya sayang?"

"El mau beli mainan yang banyaaaak banget." Ucap El.

"Iya nanti bunda beliin, tapi El harus jadi anak yang pinter supaya banyak yang sayang sama El."

"Siap bunda." Seru El senang.

~~~

"Aku sangat bahagia mendengar kabar ini, tapi tolong aku gak mau terjadi sesuatu sama kamu sayang." Tegas Rigo.

"Aku mohon sama kamu Rigo, aku mau mempertahankan anak ini hiks. kalo kamu gak mau, biar aku yang pergi dari kehidupan kamu untuk bisa bersama anakku nanti." Isak Siska.

"Kamu apa-apaan sih, aku cuma gak mau terjadi sesuatu sama kamu, dan aku sangat mencintai kamu, aku gak mau kehilangan kamu Siska, seharusnya kamu ngertiin aku dong, aku juga menginginkan seorang anak, tapi apa yang bisa aku lakukan jika itu menyakiti kamu, lebih baik aku tidak memiliki keturunan dari pada harus kehilangan kamu." Ucap Rigo panjang lebar bertujuan agar Siska mengerti apa inginnya.

Siska menangis sersedu-sedu, Siska hanya ingin sama seperti wanita lain yang bisa memiliki seorang anak. Siska juga tidak akan tega jika harus mengugurkan kandungan nya.

"A-aku sayang sama anakku, aku tidak ingin kehilangan untuk yang kedua kalinya." Lirih Siska.

Rigo membawa Siska kedalam dekapannya, disitu sepasang suami istri itu menangis bersama. Semua orang mengenal Rigo dengan sifat yang keras dan kejam, lain dengan saat ini, Rigo juga sama dengan manusia pada umumnya, menangis saat tak tau apa yang harus dipilihnya, cintanya atau buah cintanya.

"Kali ini saja Rigo, Aku janji kalo aku gak kuat aku akan menyerah." Bujuk Siska.

Dalam hati Rigo sangat bimbang, sungguh Rigo sangat mencintai istrinya, dan tidak mau terjadi sesuatu pada istrinya.

"Baiklah, kamu harus menyerah saat tidak kuat." Putus Rigo.

"Terimakasih hiks." Ucap Siska Seraya memeluk erat suaminya.

"Jangan nangis sayang, aku gak suka." Rigo menghapus air mata Siska, dan setelahnya mengecup bibir ranum milik istrinya itu.

"Kok cuma segitu sih." Rengek Siska pada Rigo.

"Segitu apanya sayang?" Tanya Rigo karena tidak mengerti apa yang Siska inginkan.

"Aku mau dicium bukan dikecup Rigo."

"Astaga ini rumah sakit sayang, kita tidak bisa melakukannya disini." Ucap Rigo.

"Iiih dasar mesum, aku hanya ingin dicium tanpa melakukan apapun." Ucap Siska sambil mencubit perut Rigo.

"Aduuh sakit sayang." Ringis Rigo.

Siska malah tertawa melihat Rigo yang kesakitan, hal itu tidak lepas dari penglihatan Rigo. Rigo sangat bahagia melihat istrinya bisa tertawa bahagia selepas ini, dan Rigo berharap bisa melihat tawa istrinya sekarang dan selamanya.

Sedangkan ditempat lain Lio sedang menuju rumah Aletta, untuk menemui putra tampannya yang ingin dibelikan mainan, Lio tidak masalah jika anaknya meminta apapun padanya, toh Lio senang jika El bermanja padanya.

Ah rasanya Lio tidak sabar untuk segera sampai dirumah Aletta, bukan hanya ingin bertemu El saja, Lio juga merindukan bidadari hatinya yang sebentar lagi akan Lio jadikan istri.

Lio memberhentikan mobilnya di depan rumah Aletta, karena tidak mungkin membawa mobilnya masuk ke dalam halaman rumah Aletta yang sudah disulap menjadi seperti aula, Lio yang masih menggunakan pakaian kantor nya langsung memasuki rumah Aletta.

"Ayaah." Teriak El saat melihat ayahnya yang datang menemui nya, Lio tersenyum melihat putranya yang saat ini terlihat begitu ceria.

"Uuh anak ayah kok mukanya ceria gini sih, jadi makin gemes deh ayah." Ucap Lio sambil menggendong El.

"Kata bunda El halus jadi anak pintel, bial banyak yang sayang sama El." Ucap El pada ayahnya.

"Oh ya? Sekarang dimana bundanya?" Tanya Lio saat tidak melihat keberadaan Aletta.

"Di dapul yah." Dengan menggendong El Lio menuju dapur, dan benar saja, Lio melihat Aletta yang sedang membikin minuman.

"Hey sayang." Sapa Lio.

"Eh kak udah nyampe, maaf ya baru bikin minuman soalnya tadi abis nyuapin El."

"Gak papa."

"Yuk kita ke ruang tengah aja." Ajak Aletta saat selesai membuat minuman untuk Lio.

"Bun kapan beli mainan nya." Rengek El.

"Sayang nanti dong ayahkan baru nyampe, El gak kasian sama ayah?" Ucap Aletta mencoba memberi pengertian untuk El.

"Gak papa kok Aletta, kasian juga El udah mau mainan baru, kan dia gak pernah minta sesuatu sama aku."

"Mending kakak minum dulu aja, biar aku bawa El ganti baju dulu." Ucap Aletta.

"Ayo sayang ganti baju dulu, abis itu kita ke toko mainan." Ajak Aletta pada El yang sedang dalam mode marahnya, gara-gara tidak langsung berangkat membeli mainan.

"Uh anak bunda manja ya sama ayahnya." Ucap Aletta, bertujuan menggoda El yang tidak pernah lepas dari ayahnya sejak masuk toko mainan tadi.

Saat ini Aletta dan Lio bertujuan mencari tempat makan untuk makan siang, El sudah tertidur di gendongan Lio dari tadi, dan Aletta tahu pasti El sangat berat jika sedang tidur seperti ini.

"Kak biar aku aja yang gendong El nya."

"Gak usah, aku masih kuat sayang." Ucap Lio.

"Oke lah."

***

I'm Leaving (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang