μηδέν

12.9K 1.4K 258
                                    

caution;
short story-
not really rated M, but still-
fast storyline-
it's a bxb story and theres no gs at all, homophobes better fuck off.-

enjoy!

starring;

starring;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

with

- - -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- - -

Para siswa yang terlambat dan atributnya tidak lengkap berjejer di tengah lapangan sekarang. Haechan menyipitkan matanya, berusaha meminimalisir cahaya yang masuk. Kenapa juga mereka harus dijemur? Biasanya langsung kena poin. Merepotkan.

Anggota komisi kedisiplinan mendatangi mereka satu-satu. Ada yang namanya dicatat, disinisi bahkan dipukul seenaknya.

"Cih, sok hebat." Haechan menggumam sambil terus mengemut permen penyegar di mulutnya

Kemudian ia merasa tubuhnya ditutupi seseorang hingga cahaya matahari tidak menyapanya lagi. Haechan mendangak dan irisnya bertubrukan dengan Son Eric, anggota kedisiplinan dari angkatannya.

"Kau berulah apa lagi manis?" Eric mencolek dagu Haechan menggunakan pena nya.

"Jauhkan tanganmu keparat." Haechan menggeram marah, jika ia tidak suka komisi kedisiplinan maka Eric adalah salah satu penyebabnya.

"Lima poin untuk berkata kasar. Wah, kau benar-benar konsisten dalam mencetak poin." Eric berdecak saat melihat catatan kelakuan Haechan di bukunya.

Mata keduanya kembali bertatapan. Eric menatap Haechan lamat yang dibalas tatapan tidak suka. Jika Haechan tidak senakal sekarang mungkin seantero sekolah akan memujanya. Paras manis dan suara Haechan yang terbilang lembut itu berkebalikan dengan hobinya; bolos dan adu jotos.

"Kau-"

Belum menyelesaikan kalimatnya, tangan Haechan digenggam lalu diangkat oleh seseorang, "biar aku yang urus."

"Tapi, sunbae-"

"Tak apa, bocah nakal harus diberi pelajaran." pemuda yang dipanggil sunbae itu-Mark-yang menjabat sebagai ketua komisi kedisiplinan itu menatap Haechan tajam.

"Iya 'kan? Haechan-ssi?"

Haechan hanya diam menunduk bahkan saat Mark membawanya dari lapangan entah mau kemana.

"Mark sunbae pasti akan menghukumnya habis-habisan."

"Bagaimana jika Haechan disuruh membersihkan toilet satu sekolah?"

"Aku malah takut mereka akan bertukar bogeman di dalam ruang kedisiplinan."

"Siapkan saja anak kesehatan."

Salah besar.































Mark tidak sejahat itu pada baby kesayangannya.


- - -

Keringat menghiasi tubuh eksotis Haechan. Lelaki manis itu menggigiti punggung tangannya guna menahan suara laknat yang ingin dia keluarkan sedari tadi. Putingnya bergesekkan dengan meja si ketua, Mark Lee. Pria yang sedang menggagahi tubuhnya saat ini.

"Ngh! Ngh! Markhh!" Tubuh Haechan terhentak konstan dengan tusukkan Mark yang semakin keras.

Si dominan merendahkan tubuhnya dan menciumi punggung sempit Haechan, "lubangmu tercipta hanya untukku baby."

Tangan Mark mengocok penis Haechan pelan membuat empunya semakin ribut. Ia berusaha membuat suara sekecil mungkin namun Mark malah memberinya kenikmatan sebanyak ini.

"Ahngg!" mata Haechan terbelalak saat kejantanan Mark menyentuh bagian terdalamnya.

Tanpa disuruh Mark menumbuk titik tersebut tanpa ampun. Beberapa tusukan terakhir dan keduanya keluar bersama. AC di ruang kedisiplinan sama sekali tidak berpengaruh, mereka banjir peluh sekarang.

Mark mencabut kejantanannya membuat beberapa tetes semen mengalir dari lubang sempit submisifnya. Ia langsung menahan tubuh Haechan yang sudah lemas itu.

"Kau bisa berdiri? Aku mau mengambil handuk dan baju." Mark berujar datar sambil merapikan rambut lepek Haechan.

Haechan hanya mengangguk dan menahan bobot tubuhnya dengan berpegang pada meja. Tidak lama, Mark kembali dengan hoodie dan sebuah handuk kecil. Ia mengelap tubuh atas Haechan telaten dan memakaikan hoodienya pada tubuh kurus Haechan.

"Pulanglah ke apartemenku, aku akan membuat surat izin."

"Tapi Eunhye noona?"

"Dia pasti membiarkanmu menginap, Haechan." Mark menatap Haechan dengan tatapan memerintah.

Lagi-lagi Haechan hanya mengangguk dan memasukkan seragamnya yang berserakan di lantai ke dalam tas. Baru akan mendorong pintu ruang kedisiplinan, tangannya kembali di tahan oleh Mark.

Pria setengah Kanada itu menarik Haechan ke dalam pelukannya. Mark menghirup wangi rosemary dari ceruk leher Haechan dengan rakus. Yang dipeluk juga melingkarkan tangannya ke tubuh Mark, Haechan mengubur wajahnya di dada bidang Mark sambil menahan air matanya.

"Aku mencintaimu, Lee Donghyuck. Sangat."

Haechan tersenyum kecut mendengar kalimat Mark yang sudah ia hafal di luar kepala.

"Iya, aku-











































"tahu itu."

- - -

[✅]A Space ft. markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang