40

3.5K 103 4
                                    

Happy Reading!
*****

"apa kamu bilang?! Ketemu Rachel?!" tanya Bram membuat Rafael mengangguk patah-patah.

"kamu udah gak waras ya?!" tanya Bram dengan mata memicing.

"enak aja! Waras lah pa! Emang kenapa?" sewot Rafael.

"ya yang bener aja, Rachel kan di Surabaya. Masa bisa sampe ke sini." sang papa memberikan argumen.

"iya tau pa, soalnya perusahaan papanya Rachel pusatnya di sini." ucap Rafael.

"perusahaan? Yang mana?" tanya Bram. alisnya terangkat sebelah.

"nggak tau juga sih, nanti Rafael coba tanya ke Rachel"

Makan malam sudah selesai. Rafael meminum air putih yang ada di depannya. Memang biasa minum air putih saja setelah makan. Itu lebih terasa segar menurutnya.

"Rafael ke kamar dulu" pamit Rafael lalu segera berlalu.

Sampai di kamarnya, dia langsung merebahkan diri di kasur empuknya, lalu mulai memainkan poselnya. Banyak pesan masuk dari grup para sahabatnya, Rachel, dan sebagian dari penggemarnya yang bejibun.

Rafael tak memperdulikan semuanya, jarinya lalu mengklik icon panggilan ke Rachel.

Di tempelkan benda pipih itu di telinganya. Menunggu balasan dari sebrang sana.

Tak lama terdengar suara serak khas orang tidur di sebrang sana.

"hallo... Ngapain si,nggak tau aku ngantuk!?" rengek Rachel yang merasa tidurnya terganggu.

"ck! Baru jam segini udah tidur aja!kangen akutu" decak Rafael kesal.

"cape banget akutu. Kamu uda makan?"

"udah, barusan. Kamu udah makan?" tanya Rafael.

"nggak sempet, tadi kecapean abis nangis. Hehe" jawab Rachel cengengesan.

"kamu apa-apaan sih! Kalo sakit gimana? Kamu boleh ngefans sama seseorang tapi jangan sampe lupa kewajiban kamu juga dong chel!" Rafael benar-benar kesal. Apakah gadis ini tak lapar sejak tadi siang tak makan?.

"kok lo nyolot sih!" teriak Rachel kesal di sebrang sana.

"lah, siapa yang nyolot coba?" dengus Rafael.

"kamu!" balasnya lalu memutuskan sambungan sepihak.

Rafael menatap ponsel itu dengan wajah frustasi. Fiks! Rachel kesal dengannya. Kecemasannya pun bertambah menyadari Rachel belum makan sedari siang.

"gimana kalo dia balik tidur lagi trus belum sempet makan malam?" tanya Rafael kepada dirinya sendiri.

Dia lalu bergegas mengganti baju dan menyambar kunci motor.

Sesampainya di ruang tv, Rafael berpapasan dengan kedua orang tuanya.

"mau kemana? Udah malem" tanya Bram melihat anak semata wayangnya itu terburu-buru.

"mau ke rumah Rachel. Dia belum makan dari tadi siang. Rafael takut dia sakit" jawab Rafael sambil berlenggang begitu saja.

*****

Lain halnya dengan Rafael yang tampak cemas memikirkan Rachel, Rachel malah kesal setengah mati dengan Rafael.

"dasar nggak peka! Dari dulu marah mulu kerjaannya! Gue bilang belum makan bukannya di bujuk biar makan malah dimarahin!" dumel Rachel sambil bersiap tidur kembali. Masa bodo dengan perutnya yang sedari tadi minta jatah.

Rafachel (TERBIT)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz