2. Bulan Madu

3.1K 170 16
                                    

Sesuai kesepakatan kami berdua, setelah menikah kami harus tinggal terpisah dari orangtua. Meskipun hanya "ngontrak", menurut saya itu lebih baik dibandingkan harus "nyampur" dengan orangtua. Bukannya tidak sayang dengan orangtua, tetapi kami sadar setelah menikah kami harus hidup mandiri tanpa ada campur tangan siapapun. Jika nanti ada permasalahan atau konflik antara saya dan Vin, kami berdualah yang harus memecahkannya sendiri, bukan orang lain.

Bulan-bulan pertama setelah menjadi sepasang suami istri, kami menjalani hari-hari layaknya pengantin baru pada umumnya. Kalau kata anak-anak zaman sekarang, lagi so swit so swit-nya.

Kami menghabiskan waktu seminggu untuk berbulan madu di Yogyakarta, berjalan-jalan dan bercanda riang di alun-alun kota, berboncengan di atas motor sepanjang jalan dengan pelukan mesra, menjelajahi kuliner khas Yogya di berbagai macam tempat wisata, dan yang paling memorable bagi saya adalah duduk berdampingan dalam gazebo di atas tebing pinggir salah satu pantai pasir putih yang ada di Gunung Kidul untuk menikmati matahari terbenam di cakrawala.

Saat itu kepala Vin bersandar di bahu saya, dan saya pun menggenggam erat tangan Vin yang telah terpasang cincin mas kawin pernikahan kami berdua.

"Vin, apapun keadaannya, saya tak akan mau pisah dari kamu," ucap saya.

"Gombal, kamu kayak sinetron," balas Vin.

"Serius, Vin."

Saya masih ingat betul Vin memandang jauh ke arah laut yang bertemu dengan langit berwarna oranye. Kerudungnya bergerak melambai-lambai ditiup angin. Suara desir ombak jadi pengiring percakapan saya dan Vin.

"Kalo aku meninggal duluan, apa kamu akan nikah lagi?" tanya Vin.

"Tidak," jawab saya.

"Kenapa?" tanya Vin lagi.

"Kalau kita berdua ditakdirkan untuk jadi penghuni surga, saya tidak mau kamu bingung mengapa ada bidadari lain di samping saya. Bidadari saya itu cuma satu. Kamu."

Mendengar saya bicara seperti itu, Vin tersenyum. Ya, senyum itu. Senyum yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya.

***

Terbit pertama tanggal: 20 Juni 2019
Edit terakhir tanggal: 20 Juni 2019

Antara Harapan dan Kenyataan [TAMAT]Where stories live. Discover now