3. Menanti Dua Garis Merah

2.3K 140 5
                                    

Tiga bulan menikah, Vin mulai khawatir karena ia masih juga mendapat haid. Saya sebenarnya juga sedikit memikirkan hal itu. Hanya saja, saya harus lebih tenang untuk memberi dorongan semangat dan motivasi kepada Vin.

"Val, kok aku belum hamil juga ya?" tanya Vin dengan mata berkaca-kaca.

Saya mengelus-elus rambutnya.

"Mungkin belum rejeki kita, sayang. Mungkin Allah masih ingin beri kesempatan untuk kita pacaran dulu. Mungkin juga di mata Allah kita belum siap, makanya belum dikasih," kataku kepada Vin.

Singkat cerita, sebulan kemudian, dia terlambat datang bulan. Akhirnya hal yang amat kami tunggu-tunggu tiba juga. Ketika Vin meminta saya untuk beli testpack sepulang kerja, saya segera mencari apotek terdekat. Tidak tanggung-tanggung, saya langsung beli lima. Namun sayangnya, ketika sudah digunakan, semua testpack itu hasilnya sama.

Satu garis merah.

Sambil terus melihat semua testpack itu, Vin bertanya, "Val, apa memang kita sebenarnya gak bisa punya anak?"

Saya terdiam memikirkan kata-kata yang tepat untuk menyemangati Vin.

"Jangan bilang begitu Vin. Kamu tahu? Di luar sana ada orang yang sudah menikah setahun, dua tahun, tiga tahun, sepuluh tahun, bahkan sampai meninggal dunia tidak dikaruniai anak. Sementara kita, setahun saja belum ada. Jadi, sabar ya, pasti bisa," balas saya sambil tersenyum.

"Semoga bulan depan ya," ucap dia.

"Aamiin," tanggap saya.

Benar saja, pada bulan berikutnya, saat saya masih di tempat kerja, Vin mengirimkan sebuah foto lewat WA dengan sebuah kabar gembira.

"Sayang, alhamdulillah pagi ini testpack-nya positif. Dua garis merah!"

***

Terbit pertama tanggal: 20 Juni 2019
Edit terakhir tanggal: 20 Juni 2019

Antara Harapan dan Kenyataan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang