6. Akhir dari Penyerahan Diri

2K 171 19
                                    

Ya Allah, jika memang Engkau belum memberikan keturunan kepada kami karena tumpukan dosa-dosa kami, jadikanlah setiap tetes air mata ini sebagai pelebur kesalahan-kesalahan kami.

Ya Allah, jika memang Engkau takdirkan kami tidak memperoleh keturunan sampai akhir hidup kami, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang sabar dan berserah diri.

Kira-kira selama setahun, hampir setiap hari pada sepertiga malam terakhir, Vin menangis. Ia selalu teringat akan calon bayi yang belum ditakdirkan untuk kami.

Sampai suatu ketika Vin mengajak saya memeriksakan kandungannya ke dokter rumah sakit. Bukan karena ada tanda-tanda kehamilan, tetapi karena memang ada keluhan sakit.

"Selamat pak, bu, ada calon janin di rahim ibu," kata dokter.

Saya dan Vin saling berpandangan. Persis seperti adegan-adegan sinetron.

"Serius dok?" tanya saya.

"Iya, ini coba lihat di monitor," jawab dokter.

Masih tidak percaya, saya dan Vin hanya bengong.

"Kali ini benar-benar dijaga ya pak bu, semoga sehat dan selamat sampai persalinan nanti."

Keluar dari ruangan dokter, saya dan Vin terus-terusan tersenyum seperti orang gila. Kami tidak bisa menyembunyikan betapa gembiranya kami mendengar kabar ini. Tidak ada firasat sama sekali bahwa hari itu usaha dan doa kami diijabah.

Singkat cerita, pada usia kandungan ke delapan bulan, anak saya lahir. Seorang putri kecil yang cantik seperti ibunya. Meskipun prematur, dia tumbuh sehat dan lahir lewat persalinan normal.

Saya masih ingat bagaimana saya bergetar memegang tangan Vin saat persalinan.

Saya masih ingat bagaimana kepala bayi itu keluar dari lubang rahim Vin.

Saya masih ingat bagaimana air mata saya mengalir saat saya mengumandangkan azan dan iqomah di telinga kanan dan kiri putri saya.

Saya masih ingat bagaimana pertama kali saya menggendongnya.

Sampai saat ini, saya semakin yakin kalau Tuhan memang sudah menentukan untuk seseorang punya anak, maka jadilah ia punya anak. Walau kita berusaha semaksimal apapun, apabila memang belum takdirnya ya tidak akan terjadi.

Usaha, berdoa, dan pasrahkan hasilnya. Maka Tuhan akan berikan keajaiban bagi orang-orang yang sabar.

Semoga cerita sederhana ini bisa jadi pelajaran untuk pembaca.

Aamiin.

***

"Wahai putri kecil ayah, ayahmu ini adalah lelaki yang pertama kali mencintaimu, dan akan selalu mencintaimu walaupun kamu mencintai lelaki lain."

***

TAMAT

***

Terbit pertama tanggal: 20 Juni 2019
Edit terakhir tanggal: 20 Juni 2019

Antara Harapan dan Kenyataan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang