2nd Season: Tiga Puluh Satu

3.2K 207 63
                                    

Semua orang tahu, tak boleh ada yang masuk selagi pemeriksaan berlangsung. Gaara hanya dapat mematung menatap pintu putih yang sesaat lalu menelan tunangannya.

"Untuk orang yang tak peduli pada adikku, wajahmu sangat tertekan, Gaara." Suara hadir di belakang. Gaara menoleh, di sana Naruto berdiri sambil melipat tangan.

"Naruto ... luka-lukamu—"

"Apa? Luka-luka ini tak seberapa." Naruto segera memotong, dengan sebal memperlihatkan lebam di tangan kanan. "Luka-luka Shiina yang lebih serius." Masih berbicara ketus, Naruto melirik ke arah lain.

Gaara kembali menghadap pintu. Padahal baru saja ia menyesal tidak ikut menyelamatkan, sekarang dia kembali menyesal karena langsung pergi begitu dadanya merasa cemburu.

"Semua orang yang ingin menjenguk Shiina aku perbolehkan, kecuali kau, Gaara. Aku tak mengizinkan kau menjenguknya!" Suara tinggi Naruto membuat segelintir orang di sana menoleh.

Gaara kembali menengok, matanya terbelalak.

"Apa? Kau ingin protes? Terlambat! Kalian sudah resmi bukan tunangan lagi." Naruto berjalan ke samping untuk meninggalkan Gaara.

"Tunggu, Naruto!" Gaara segera mengejar pemuda rambut kuning.

Naruto merasa risih dan mempercepat laju jalannya.

"Naruto ... Naruto aku mohon! Maafkan aku, aku—!"

"Sialan, kau, Gaara!" Naruto berhenti tepat setelah berada di luar rumah sakit. Berteriak kepada matahari yang terbit. "Aku akan mengatakan hal itu pada Shiina, tapi Shiina malah menangis melihat cincinnya hancur!"

Gaara terdiam mendengar itu. Naruto masih berwajah sebal.

"Dasar! Kenapa adikku itu jatuh cinta pada pemuda tak bertanggung jawab, sih?! Kau dengar, kalau kau begitu lagi pada Shiina, akan aku patahkan kakimu!" Naruto menunjuk Gaara. Dia memarahi Gaara dengan rasa sebal yang naik memenuhi ubun-ubun.

"Kau ... memaafkanku?"

"Tentu saja tidak! Aku akan pergi makan. Kalau kau mau aku maafkan, traktir aku sampai puas!" Naruto masih berteriak di halaman rumah sakit.

Gaara diam termangu. Naruto mengeraskan rahang, giginya saling bertemu antara atas dan bawah. Kemudian, Naruto pergi untuk memenuhi rasa lapar yang meraung-raung.

"Gaara, apa yang kau tunggu? Dia akan jadi kakak iparmu nanti. Cepat buat dia percaya lagi padamu!" Temari datang secara tiba-tiba.

Gaara menoleh, berpikir sejenak, kemudian mengangguk dan mengejar Naruto. Temari menghela napas melihat hal itu. Kankuro tak jauh dari sana segera mengajak kakaknya untuk menunggu di depan kamar di mana Shiina dirawat.

Untuk Sasuke dan Kurui, keduanya telah berada dalam perawatan ninja medis. Bahkan, pagi-pagi sekali Omoi dan Karui datang menjemput Chuunin desa mereka.

"Mari kita jemput Kurui dengan benar, Omoi." Karui berkata sebelum memasuki ruang di mana Kurui dirawat. Omoi mengangguk sekuat tenaga pada ajakan Karui.

.
.
.

***

.
.
.

Karena Sasuke diurus Sakura saat berada di rumah sakit, ia pun lapar dan pergi sendirian ke tempat makan yakiniku. Di sana tampak ramai, Sasuke mendekat ke arah pusat keramaian. Yakni tempat Naruto, Gaara, Shikamaru, Chouji dan Kiba berkumpul.

"Oh! Sasuke! Ayo gabung!" Kiba yang pertama kali melihat kedatangan Sasuke.

Sasuke menghampiri, dia belum duduk melihat bagaimana keributan di antara Naruto dan Gaara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Naruto no Imouto (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang