Bab Enam

28 12 12
                                    

Mulmed itu adalah lagu yang akan ada di pertengahan bab. Silahkan baca sambil dengerin ya^^

---

Alby tidak keluar dari kamarnya sama sekali sedari tadi malam. Ia bahkan mengunci kamarnya. Fajar beberapa kali mengetok-ngetok kamar Alby, begitupula dengan Melinda. Jangankan dibuka, sapaan yang mereka lontarkan saja tidak dijawab sama sekali.

Alby menghela napas. Memorinya kembali terputar ke beberapa tahun silam. Kembali ke waktu saat semua mulai tidak baik-baik saja.

"Alby, kenapa kamu membuat anak orang nangis?"

Alby menundukkan kepalanya, tidak berani menatap mata Fajar.

Intonasi Fajar mulai meninggi, "Kenapa? Jawab Papa!"

"Anak itu ngelebut boneka Amare. Terus, dia ngaku-ngaku itu boneka punya dia," cicit Alby.

Fajar mengalihkan pandangannya ke arah Amare. Kemudian, ia bertanya, "Benarkah itu, Amare?"

Amare mengangguk, takut-takut.

Fajar melanjutkan pertanyaannya, "Kalau Papa boleh tau, boneka yang mana?"

Amare tersentak. Ia meneguk salivanya, bingung harus menjawab bagaimana. Amare takut bila Fajar marah kepadanya. Karena, sebenarnya itu memang boneka milik anak itu, bukan milik Amare. Amare berbohong kepada Alby, karena Amare begitu menginginkan boneka itu.

Amare mau tak mau berbohong, untuk menyelamatkan dirinya sendiri. "Sebenelnya, bukan gitu kejadiannya, Pa."

Alby langsung menatap adiknya. Sedikit terkejut dengan pengakuan yang dibuat oleh Amare.

"Bang Alby yang ngelebut boneka anak itu, telus dikasih ke Amale."

DEG.

Alby menatap adiknya tak percaya. Fajar menatap Alby lagi, meminta penjelasan, "Alby, kamu bohong?"

Alby mengelak, mengatakan bahwa Amare berbohong. Sayangnya, Fajar tidak memercayainya. Mata Fajar menatap Alby galak, membuat anak laki-laki itu menunduk takut. "Kamu ikut Papa, kamu harus dihukum."

Fajar memegang tangan Alby, membawanya menuju gudang. Alby meronta, menangis, berteriak, tapi tak diindahkan oleh Fajar. Amare hanya menatap Alby dengan rasa bersalah.

---

"Amare, itu lagu apaa dah. Gak pernah denger gue."

Amare tersenyum tipis, hanya menyuruh Via untuk mendengarkannya saja nanti. Hal itu membuat Via seperti mati penasaran. Baru kali ini ia mendengar judul lagu itu, padahal ia sudah menjadi seorang kpopers cukup lama.

Hari ini hari terakhir MOS, kegiatannya hanya pentas seni per kelas. Satu kelas minimal menampilkan dua pertunjukkan. Amare menjadi salah satu orang yang mewakili kelasnya dalam pentas seni. Satunya lagi adalah kelompok dance.

Sejujurnya, Amare tidak mau tampil di pentas seni ini. Cuman, Via serta Leo selalu memaksa dirinya untuk ikut. Mau tidak mau dia ikut, karena bila ia tidak ikut, Via dan Leo pasti akan mengoceh panjang lebar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 24, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Amare (HIATUS)Where stories live. Discover now