BAB 18: BASI! (Bahagia dan Sakit)

32.4K 2.9K 1.4K
                                    

⁉️WARNING SEGERA TERBIT⁉️

CERITA INI SEDANG DIREVISI DENGAN VERSI TERBARU YANG LEBIH SERU. SO, JANGAN TANYA KENAPA PARTNYA CUMA SEGINI!

Buat silent readers,
kenapa kalian diem ngga pernah kasi feedback?💭

🍻 Call me with momsey🍻

Sebelum baca, ayo spam emot 🐬 dulu biarr semangatttt 🔥

•••

Playing on mulmed.




Bahagia dan sedih itu beriringan. Saat kamu merasakan bahagia hari ini, bukan tidak mungkin di sisi lain juga dapat merasakan kesedihan.


Mengabaikan Ghani sejenak dengan diliputi perasaan bersalah, Sheva mengikuti Rey yang ingin berbicara dengannya namun ternyata lelaki itu justru membawanya  menuju alun-alun kota

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Mengabaikan Ghani sejenak dengan diliputi perasaan bersalah, Sheva mengikuti Rey yang ingin berbicara dengannya namun ternyata lelaki itu justru membawanya  menuju alun-alun kota. Sheva menghembuskan nafasnya sedikit kesal. Tepatnya, sedikit menyesali mengapa dia dengan mudahnya terbujuk oleh Rey dimana sekarang mereka berdua menjadi sorotan publik. Namun Sheva rasa, objek publik yang sesungguhnya itu Reynand.

"Lo mau makan dulu?" tawar Rey ketika melihat penjual kaki lima.

Dalam hati Sheva bertanya heran, mengapa Rey seperti murid pada umumnya melihat status sosialnya yang merupakan anak konglomerat. Apakah lelaki itu tidak risih memilih tempat  makan di keramaian seperti ini? Atau karna lelaki itu malu bersamanya yang membuatnya memilih tempat ramai seperti ini? Memikirkannya, membuat Sheva sedikit kesal. Bukannya dia matre karna sebenarnya dia sendiri pun lebih menyukai makanan pinggir jalan seperti ini. Namun bersama Rey rasanya aneh saja. Pemikiran random yang membuatnya terganggu sungguh.

"Sheva?"

"Kalau dibayarin ya mau," balas Sheva bersikap cuek padahal banyak pertanyaan yang hadir dan ingin segera diluapkan untuk menemukan jawaban yang sebenarnya. Bodo amat dengan image, Rey bukanlah Leon dimana Sheva harus bersikap lembut dan baik agar terlihat menarik di matanya.

"Emang gue minta duit lo? Kali ini, gue traktir lo bebas pilih sepuasnya," balas Rey terkekeh pelan. Merasa gemas dengan gadis di depannya.

"Bagus, aku mau borong semua makanan," balas Sheva senang. Gadis dengan seragam sma dan rambut dikucir kuda itu segera berlari menghampiri setiap stand makanan yang menurutnya enak dan pas di lidahnya. Hingga lngkah kakinya terhenti, di samping gerobak penjual telor gelung. Bukan makanan favoritnya, namun dia hanya suka karna rasanya enak saking pemilihnya dia dengan makanan.

Tanpa sadar di belakangnya, Rey tersenyum gemas. Sejenak, melupakan  kekesalan dan rasa bencinya terhadap gadis itu.

"Waduh si bule ganteng pisan euy," ucap penjual telor gulung.

SHERENA (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now