BAB 37: Berbeda dari yang lain

18.6K 1.8K 511
                                    

‼️SUDAH TERBIT‼️

SEBELUM BACA, PENCET BINTANGNYA DULU SEBAGAI VOTE⭐️

APA ALASAN KALIAN MASII
LANJUT BACA CERITA INI? 👉🏻

JANGAN LUPA KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA YAA BIAR AKU SEMANGAT UPDATE❤️‍🔥

•••

All is a destiny__

•••

Sheva diam, sambil sesekali tersenyum menanggapi ucapan sahabatnya yang tengah bercerita yang dia tidak ketahui apa, karena dia sendiri sibuk dengan dunianya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Sheva diam, sambil sesekali tersenyum menanggapi ucapan sahabatnya yang tengah bercerita yang dia tidak ketahui apa, karena dia sendiri sibuk dengan dunianya.

"Sumpah ya Nil gue kesel banget sama lo tau nggak! Kenapa sih lo nggak bilang dari dulu kalau lo adiknya kak Vano!" keluh Amanda yang membuat Nila bosan ketika mendengarnya.

"Lo udah ribuan kali bilang gitu, dan gue bosen dengernya."

"Ya gimana sih ya. Orang gue masih kesel sama lo."

"Btw nanti kalian pada nonton pertandingan basket nggak?" tanya Lena yang tengah memoles kukunya dengan kutek. Katanya sih, mau ngisi nyanyi di acara hajatan tetangganya di komplek rumahnya.

"Liat dongg. Kak Vano ngajakin gue buat nonton. Seneng banget gue," pekik Amanda.

"Perasaan bang Vano itu jelek deh Nda. Kenapa bisa sih lo suka sama abang gue?" heran Nila.

Amanda menghedikkan bahunya acuh. "Udah kecantol gue sama dia. Baik banget orangnya. Makin lope dah. Nanti gue jadi kakak ipar lo deh La."

"Iya tapi masih di gantungin kek jemuran basah!" ucap Lena.

Nila terkekeh mendengar ucapan Lena. "Nggak sudi gue punya kakak ipar kayak lo, Nda."

"Ih kalian jahat deh ke Ndanda."

"Ndanda? Janda maksudnya?" ucap Lena yang kemudian bertos ria dengan Nila karena berhasil membuat Amanda kesal.

"Harusnya tuh lo sebagai sahabat sekaligus cadekpar gue yang baik, bantuin gue kek biar kak Vano nembak gue gitu. Kesel tau TTM-an terus. Mau marah tapi nggak ada hak," curhat Amanda.

"Males gue. Urusan trigonometri aja gue belum kelar, kok malah disuruh ngurusin orang lain," sahut Nila sambil memakan timus yang di bawanya dari rumah kemarin.

"Yaelah rumus aja dipikir. Kayak nanti mau dipake buat kerja aja," ucap Lena yang telah selesai dengan acara mengurus kukunya.

"Pikiran kalian kok sempit sih? Bukannya pelajaran yang dipikir malah mikirin cowok terus. Harusnya tuh kalian mikir ke depannya nanti mau gimana ...." dan blabla, ceramah panjang dari Avel si murid pintar dan ambisius dengan segala macam teori dari berbagai pelajaran. Avel ini hidupnya terlalu kaku, karena digunakan untuk mengurusi segala hal tentang teori dasar akademik dan juga rumus-rumus bejibun yang bukunya cocok dijadikan bantalan tidur.

SHERENA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang