[2] The Origin | NCT✔ [Open PO]

The Origin (DW): 17

Warn!
Chapter ini dipenuhi teori
Trims😊

Jangan lupa vote dan komen karena itu adalah semangatku untuk lanjut cerita ini.

Jaehyun mematung, matanya terbuka lebar. Tatapannya lurus melihat Mark yang sedang tersenyum lebar. "Mark, kamu mengingatnya?"

Senyuman lebar di bibir Mark tiba-tiba menghilang, wajah Mark berubah datar. "Maksud Hyung?"

"Mark, tadi kamu baru saja bilang terima kasih padaku."

"Hm? Kapan? Kapan aku bilang terima kasih hyung?"

"Tadi."

"Mmmh." Mark mengusap tengkuknya. "Kapan ya? Dan untuk apa?"

Jaehyun menggelengkan kepalanya setelah melihat tingkah Mark. Jeno bilang Mark tidak boleh dipaksa mengingat masa lalunya atau ia akan merasakan sakit yang luar biasa, jadi Jaehyun tidak akan menanyakan lebih jauh kepada Mark.

"Hyung?" Jisung memasuki kamar rawat Mark.

"Eh? Sudah kembali? Mana rotinya?"

Jisung menggeleng. "Aku tidak jadi beli roti, kata Mommy hyung harus memakan makanan yang ada."

Mark menghela nafas lelah. "Baiklah, aku akan makan makanan rumah sakit saja."

Mark mulai makan. Jaehyun dan Jisung memperhatikan Mark menghabiskan makanannya, sesekali mereka saling lirik satu sama lain.

"Ekhem." Jisung berdehem, menarik perhatian dua orang yang lebih tua darinya.

"Kenapa Ji?" Mark menghentikan makannya, fokus menunggu jawaban Jisung.

Jisung menggeleng, tangannya menarik ujung baju Jaehyun, membuat sang empu menoleh padanya. "Hyung."

"Hm?"

"Bisa kita bicara sebentar? Ada yang mau aku omongin."

Jaehyun mengangguk, mengikuti Jisung yang sudah menariknya keluar dari kamar rawat Mark.

Mark menghentikan makannya setelah melihat pintu kamar rawat ditutup dari luar oleh Jaehyun. Helaan nafas keluar dari bibirnya, satu tangannya mengusap dada. "Hampir saja."

.
.
.

Renjun kebingungan begitu Taeyong menyuruhnya turun dari taksi, membawanya masuk ke sebuah rumah kecil di dekat laut.

"Hyung, kita tinggal di sini?"

"Iya Renjun, untuk sementara. Aku tidak ingin membahayakanmu." Taeyong menuntun Renjun memasuki rumah sederhana yang menghadap ke laut. Rumah ini cukup asri dan sejuk dengan beberapa pohon tumbuh di halaman rumah.

Renjun merasa nyaman berada di rumah ini, jadi ia hanya mengangguk setuju dan mengikuti Taeyong memasuki rumah.

"Hyung, mereka siapa?" Renjun bertanya setelah Taeyong duduk di sofa di depan Renjun.