Sheet 21: New Experience

1.8K 354 10
                                    

Welcome to The A Class © Fukuyama12Genre : Teenfiction, Slice of Life, PsychologyRate : T+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Welcome to The A Class © Fukuyama12
Genre : Teenfiction, Slice of Life, Psychology
Rate : T+
.
.
.

Sheet 21: New Experience

.
.
.
S

etelah berkata seperti itu, Mr. Oliver pergi meninggalkan mereka dan menuju kelompok penyusun. Raven memikirkan perkataan Mr. Oliver. Ia tak dapat menolak ide itu.

"Soph—" Raven menelan kembali panggilannya. Ia lupa jika Sophia tidak ada dalam kelompoknya. Ia terlalu sering meminta Sophia untuk melakukan hal seperti ini. Jika tidak ada Sophia ia pasti akan meminta Kniga atau Zelts untuk melakukannya. Ia mulai menyadari kebiasaan buruknya itu.

Raven menghela napas. Ia mengambil laptopnya dan mulai menyalakannya. "Aku ingin rancangan dananya saat ini. Aku akan membuat proposalnya. Untuk peralatannya juga. Lalu, aku ingin daftar calon sponsorship-nya. Ah, apa ada yang bisa bertanya pada kelompok penyusun tentang rancangan kegiatannya?"

"Raven." Belum sempat menyentuh laptopnya, Mr. Oliver memanggilnya. Ia dengan cepat menoleh. "Aku sudah memperhatikanmu. Kau selalun lupa mengucapkan kata ajaibnya."

Raven mengernyitkan alisnya heran. Kata ajaib yang diucapkan oleh Mr. Oliver tampak tidak asing, tapi ia juga tak mengingatnya. "Ah?!" Raven berseru saat ia mulai menyadari kesalahannya. Ia berbalik ke arah rekan setimnya dan berkata, "Tolong. Tolong lakukan apa yang aku perintahkan."

Mr. Oliver tersenyun penuh arti. Raven juga dapat melihat senyum disertai tawa kecil pada mulut rekan-rekan setimnya. Setidaknya setelah itu, mereka mulai melakukan apa yang diperintahkan olehnya dan ia juga akan melakukan tugasnya.

Sive menyodorkan kertas yang sudah ia gambar kepada Raven. Setelah melihat sebentar, Raven memintanya untuk merekomendasikan tempat yang cocok. Ia tak menyangka jika Raven akan berkata hal seperti itu.

Dilihat dari luas ruangan yang ada di rumah itu, Sive mulai melingkari beberapa ruangan yang cocok untuk lokasi pengambilan video. Beberapa di antaranya adalah perpustakaan dan ruang tengah. Setelah itu, ia mendengar ucapan terima kasih pada Raven sebelum pemuda itu memberikan kertasnya kepada Zwart dan Aida.

---

Proyek itu akan dimulai setelah dua minggu persiapan. Setidaknya begitulah yang diharapkan. Mencari dana dalam waktu sesingkat itu bukanlah suatu hal yang mudah. Banyak dari mereka yang memberikan barang mereka untuk dijual sendiri, dan hasilnya akan digunakan sebagai tambahan dana.

Bukan satu-dua perusahaan yang melakukan hal itu. Dan Mr. Oliver memanfaatkannya sebagai salah satu praktek berdagang dengan memberi tambahan nilai plus bagi siapa yang berhasil menjualnya lebih cepat. Dengan kelompok tiga orang seperti biasanya, mereka mulai berjualan.

Welcome to Class ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang