Chapter 16 - Candu

2.1K 268 11
                                    

Kamu adalah kisah cintanya, bukan cintanya.

*****

"Emang kenapa?" Tanya Salma tersenyum malu-malu.

Entah ada apa, penglihatan mata Noval tiba-tiba terlihat serius, ia mengubah ekspresi yang sebelumnya tertawa senang menjadi serius dan menegaskan rahangnya, laki-laki itu pun memajukan satu langkah mendekat ke arah Salma, lalu dengan sekali hembusan napas, Noval memberanikan diri untuk mengeluarkan suara.

"Gue suka sama lu, Meh."

Deg!

Mendengar pernyataan dari Noval yang sangat mendebarkan dan menimbulkan efek samping pada jantungnya, dahi Salma berkerut dalam, bahkan semua bagian tubuh Salma berubah suhu menjadi sangat dingin.

Pipinya tiba-tiba memerah, entahlah, ia merasakan gelanyar aneh. Sungguh, dari dulu ia sangat ingin berada di situasi ini, dimana cintanya ditembak oleh seorang laki-laki, dan sekarang ia bisa merasakan hal itu. Oh ternyata seindah ini!

"Tapi bohong!" Noval tertawa terbahak-bahak seraya memundurkan langkah menciptakan jarak pada Salma.

Sontak setelah mendengar lelucon aneh dari Noval, pipi Salma yang tadinya memerah karena malu-malu menjadi sebal dan kesal.

Ternyata tadi dia cuma ditipu? Ah harusnya jantungnya tidak berdetak keras seperti tadi!

"Ah dasar PHP!" Gemas Salma memukul dada Noval dan menciptakan tawaan yang menggelikan dari laki-laki jangkung tersebut.

"Muka lu merah banget asli!" Noval menunjuk tempat dimana wajah Salma yang memerah.

"Nggak! Apaansih!" Dengus perempuan IPS itu segarang mungkin.

"Kalau sama Astro bisa ungu kali ya?" Goda laki-laki itu lagi.

Salma tersentak ketika nama laki-laki dingin itu disebut. Benar juga kata Noval, jika Astro yang menembaknya tadi mungkin ia bisa kejang-kejang, sakit jantung, kanker paru-paru, kelenjar getah bening, dan lain-lain.

Eh-- sepertinya dia lebay!

"Kan kan ngebayangin kan?" Goda Noval makin ganas menunjuk wajah Salma.

Salma menepis tangan Noval di depannya lalu menekuk wajah kesal, kenapa coba Noval harus menyebut nama itu?

"Nih ya Meh, kalau Astro yang bilang gitu lu terima nggak?"

Perempuan bertubuh pendek dihadapannya mengetuk-ngetukkan jari telunjuk di dagu berusaha berpikir keras akan jawaban yang barusan dilontarkan oleh Noval.

"Kalau misalnya Astro nembak gue, pasti gue.."

"Gue apa?"

Salma menghentikkan perkataannya ketika suara bariton tiba-tiba terdengar dari belakang, dengan cepat Salma menolehkan kepala dan menatap sumber suara itu sambil meneguk saliva kasar.

"Eh Astro!" Salma menyunggingkan giginya merasa canggung, ia melega dalam hati untung saja Astro tidak mendengar kelanjutan dari perkataannya tadi.

"Ngapain nyebut-nyebut gue tadi? Hm?" Tanya Astro penasaran dengan apa yang diperbincangkan mereka berdua.

"Oh itu Tro, tadi si Ameh berharap ditembak lu!"

"Heh!" Mata Salma membelalak menatap Noval. Apa ia harus sefrontal itu?

Astro mengerutkan keningnya seraya menggelengkan kepala, "apa nggak ada pembicaraan lain lagi?"

"Nggak ada! Itu udah seru banget, ya nggak Meh?" Senyum mengembang terukir di bibir Noval.

AstronomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang