Chapter 25 - Tanda tangan

1.7K 240 9
                                    

"Kesakitan itu bukan di nikmati, tapi di jalani."

*****

Ting!

Suara lift berbunyi menandakan mereka sudah sampai di lantai atas, membuat kedua orang yang di dalamnya sedikit terkejut dari lamunan masing-masing.

Astro menatap Salma untuk memastikan apa benar perempuan itu baik-baik saja, jujur, ia sangat takut melibatkan Salma di permasalahannya, apalagi jika nanti ia sampai terluka. Tapi mau seperti apapun menghentikannya, perempuan ini masih saja kukuh untuk menyelamatkan Bulan dan Bintang.

Salma yang merasa diperhatikan, ikut menatap Astro, ia menyadari pasti ada sebuah tanda tanya besar di pikiran Astro pada dirinya. Berusaha mengerti apa yang dipikiran Astro, Salma mengangguk lalu tersenyum mantap untuk menjawab semua isyarat yang dilayangkan Astro padanya.

"Ayo?" Ucap Salma menyadarkan Astro.

Astro menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menetralisir semua opini yang ada di kepala, sampai tidak sadar ia memegang tangan Salma dan menariknya keluar dari lift.

"Ha?" Salma agak terkejut menerima perlakuan Astro, namun dengan cepat ia menghilangkan perasaan itu ketika Astro berhenti tiba-tiba.

"Nggak papa, ayo!" Salma tersenyum lagi lalu menarik tangan Astro untuk kembali berjalan.

Tetapi, disaat Salma berjalan ke depan, tangan yang digenggamnya terasa berat dan ditahan. Ia menoleh ke belakang lalu menaikkan alis tidak mengerti.

Astro menaikkan alis juga dengan tatapan datarnya.

Salma yang tidak mengerti bahasa isyarat dari laki-laki tersebut mengerutkan kening.

Yang dijawab mendesah sebal, ia menarik tangannya dari genggaman Salma, dan membuat keduanya terlepas.

"Lah? Kok dilepas?" Spontan Salma mengatakan pertanyaan itu yang membuat ia merasa tidak enak dan memukul keningnya sendiri.

"Bodoh! Dasar modus!" Astro mendorong kepala Salma seenaknya.

"Dih! Apa lu bilang?" Yang dijitak tentu saja marah.

"Nggak usah pegang-pegang tangan segala!" Dingin Astro dengan tatapan khas miliknya.

Salma membuka mulutnya lebar-lebar, "lah? Tadi siapa yang megang duluan!??" Ujarnya memegang kedua pinggang dengan gaya memojokkan.

"Gue cuma.." Astro mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Salma menganggukkan kepala seolah mengerti, ia melipat tangannya di dada lalu tertawa sendiri.

"Kenapa?" Tanya Astro singkat.

Perempuan di hadapannya menunjuk wajah Astro, "lo-- lo-- khawatir kan sama gue? Takut gue kenapa-napa kan? Harus dibilangin beberapa kali lagi sih, gue itu berani! Nggak usaha khawatirin gue gitu, nanti kalau lu suka sama gue gimana? Terus kalau lu nembak gue gimana? Nanti kan... jadi enak."

"Bacot!"

Salma memutar bola matanya malas, "bacot!" ia tertawa ketika mengikuti nada suara Astro dengan sengaja dijelek-jelekkan.

Dorrrrr!!!

"ASTRO!!!!!" Salma meloncat begitu saja lalu lari ke belakang Astro ketika suara tembakan terdengar ke arah langit, sungguh, suara yang sangat mengerikan, Salma tidak pernah mendengar suara sekencang ini.

"Siapa tadi yang bilang berani?" Tanya Astro kepada orang yang sedang berlindung di belakangnya.

Salma menampakkan wajah tidak enak, ia segera berdiri tegap lalu berpindah ke samping Astro, "nggak kok, gue berani! Tadi cuma kaget doang!"

AstronomiWhere stories live. Discover now