20-BINGUNG

117 6 0
                                    

Jangan memberi harapan, jika tak ingin mengabulkan.

Bulan memandang langit malam yang nampak sangat cerah. Rembulan bersinar terang tanpa ada satu awan pun yang menghalangi.

Ia mendesah. Di pikarannya sejak tadi hanya ada Angga saja. Bagaimana ini?, ternyata Move on itu terlalu susah.

Gadis itu mengacak-acak rambutnya frustasi, bahkan karena hal itu ia menjadi tidak napsu makan padahal sebelumnya ia tak pernah seperti ini.

"Lagi mikirin apa lo? ". Ari secara tiba-tiba datang dan berdiri di sebelahnha yang sedang berada di balkon lantai 3.

"E-enggak, cuma ujian yang bentar lagi".

"Kalo cuma ujian, gak mungkin sampe makan cuma setengah piring kan? ". Tanya Ari.

Gleekk..

Bulan mendesah-lagi-. Ia menghadap pagar balkon dan bersandar sambil menatap langit kembali. "Ternyata, ketauan ya. Gue emang gak bakat buat boong".

Ari melakukan hal yang sama dengan Bulan. "Biar gue tebak, tentang Angga dan ada kaitannya dengan putusnya lo sama dia".

Bulan mengangguk. "Ya.. Bisa di bilang begitu". Ia tersenyum miris lantas menunduk. "Bagaimanapun juga, gue udah suka kak Angga dari awal MOS, jadi, gak mudah buat gue untuk ngelu-".

"Bulan!! ". Ari memegang ke dua bahu gadis itu. Bulan terkejut. Ia menatap Ari. "Gue-gue suka sama lo! ".

"EEEHHH??!!!! ". Bulan tertawa. Entah tertawa karena apa. "Lo-lo kalo becanda jangan kebangetan deh".

"Gue gak lagi bercanda! ". Tegas Ari. Mata gadis itu mulai berputar. Mencari hal lain yang bisa ia tatap.

"A-a-anu, kan udah malem. Gue mau tidur dulu". Bulan melepaskan tangan Ari dari bahunya. "Selamat malam". Bulan berlari menuju kamarnya dengan terburu-buru.

Ternyata, kecepetan. Batin Ari.

Braakk..

Bulan menghela napas berkali-kali. Ia bersender pada pintunya. Gadis itu menampar pipinya. "Bukan mimpi. Kalo begitu... MAMPUS GUE!! ".

Aduh.. Gimana nih besok Ari pasti minta jawabannya dan gue gak bisa jawab. Lagian, gue juga baru putus nanti kata yang lain pasti gue keganjenan. Bulan berjalan mondar-mandir sambil menggigiti kukunya lalu ia menjambak rambutnya sendiri. Gimana dong??, masalah kak Angga belom selesai. Ada masalah Ari sekarang.

Kliikk..

Oh iya, kan gue punya Nada. Bulan mengambil Handphonenya yang berada di atas kasur. Ia menelpon Nada.

(Halo?, kenapa lo gue lagi bel-)

"Nada..!! ".

(Lo kenapa, lan? Baik-baik aja kan? Atau Ari ngapain-ngapain lo?)

"Bukan". Ujarnya dengan nada sedih.

(Trus, lo kenapa?)

"Ari nembak gue.. "

Sun And Moon(COMPLETED) Where stories live. Discover now