Satu

17.5K 835 29
                                    

Marshella kembali menghentakkan kakinya untuk kelima kalinya. Bukan kebiasaannya untuk menjadi pemarah dan tidak penyabar seperti ini. Tapi menurutnya, sekarang sudah keterlaluan. Banyak alasan yang menyebabkan Marshella Anindira, model dengan 75M followers di Instagram ini menjadi uring-uringan. Padahal matahari bersinar cerah, langit biru terlihat begitu cantik, suasana taman yang menyejukkan, transferan dari agensi sudah diterima melebihi yang dia hitung, dan perut yang kenyang berkat pancake with maple syrup.

So, what?

Alasan pertama:

Kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah ke Palembang. Bayangkan! Keputusan mereka berdua benar-benar sangat random dan menurut Marshella, tidak masuk akal. Setelah tumbuh besar dan berkarier di Jakarta, ayahnya memutuskan ingin pensiun dini dan berbisnis saja. Marshella masih bisa menerima kalau ayahnya bermaksud berbisnis di Jakarta. Kenyataannya, ayahnya memilih pulang ke Palembang!

"Ibun dan keluarganya kan dari Palembang. Jadi Dad memutuskan di sana saja," kata Leandro tadi pagi. Tadi pagi!

"But Dad," Tanpa sadar Marshella menusuk pancake-nya dengan lebih keras. Menimbulkan bunyi duk yang membuat ibunya kaget. "You can have business here! You grew up here. Everything you have is here!"

"I know," kata Leandro lagi. Kemudian dia melirik istrinya. "Tapi Dad mau pensiun lebih cepat dan pulang ke kampung halaman sepertinya pilihan terbaik."

"WHAT?! Retire?! Do I hear it right?" Marshella memandang kedua orang tuanya bergantian.

Driana mengangguk. "Mama dapet kerjaan ngajar di Palembang. Dad mau lebih dekat dengan makam Ibun. Jadi ya... kita putuskan untuk pergi ke sana."

Marshella menggeser piring berisi pancake yang tinggal dua potong itu. Perutnya mendadak kenyang. "Dan kalian akan berangkat..."

"Next month," Leandro menjawab mantap.

"Next month!" Marshella mengulangi, namun dengan emosi yang lebih meluap. "This is very huge decision! And you don't even talk to me about this? To me? Your only daughter?"

Driana berpindah tempat duduk ke samping Marshella. Dielusnya rambut putri satu-satunya itu dengan lembut. "Mama minta maaf ya."

Marshella membalas hanya dengan mendengus.

"Sebenarnya tahun ajaran masih dimulai tiga bulan lagi. Tapi Mama perlu ikut untuk bahas kurikulum selama liburan ini. Dad juga perlu survey beberapa tempat dulu."

"And how about me? I'm going to stay here alone?" Marshella menatap kedua orang tuanya bergantian.

Sebelum menjawab, Driana menatap Leandro dulu. Leandro tidak mengubah ekspresinya. Driana akhirnya kembali menatap Marshella.

"Ya. Kamu kan sudah lulus kuliah, Sayang. Untuk hidup mandiri..."

"Ergh, whatever, Mam, Dad," Marshella mengibaskan tangannya, mengambil tas, lalu melangkah keluar dari rumah. Dia sengaja melupakan ritual sejak kecil, mencium tangan kedua orang tuanya sebelum berangkat dari rumah.

Alasan kedua:

"Maaf, Kak. Masih gak diangkat," ujar salah seorang kru kepada MArshella. Tangannya menunjukkan layar ponsel yang masih tidak menunjukkan tanda-tanda akan diangkat oleh orang yang dituju. Wajah kru tersebut benar-benar ketakutan sekarang. Marshella biasanya ramah, murah senyum, sering tertawa. Kalau sekarang dia terlihat seperti siap memakan ayam secara utuh, berarti ada yang tidak benar. Keterlambatan partner syutingnya bisa jadi memicu kekesalan lainnya.

"Uh, dasar gak profesional!" Marshella menggerutu. Kru tersebut langsung mengkerut. Cepat-cepat Marshella mengibaskan tangannya. "Bukan kamu. Itu yang kamu telepon. Biar aku yang telepon."

Kilatan Kisah Kita - END (CETAK)Where stories live. Discover now