58. Tega.

3K 444 139
                                    

Yuk tinggalkan jejaknya dengan vote+komen. Jangan jadi silent readers ya, author akan terus ngingetin ini karna masih banyak silent readers yang diem-diem baca cerita ini. Mohon hargai sedikit ya, cuma vote kok, nggak lebih. Trimakasih buat yg udh votement❤.

Mingyu memarkirkan mobilnya di garasi rumah Lisa. Ia turun dari mobil dan membantu Lisa berjalan ke dalam mengingat tubuh gadis itu masih sangat lemah.

Saat mereka baru saja menginjakkan kaki di ruang tamu, Lisa dan Mingyu dikejutkan oleh kehadiran Helena yang sudah duduk di sofa sembari menyilangkan tangannya didepan dada.

Aksi nekat Lisa untuk masuk ke sekolah ternyata ketauan. Kini Helena menatap tajam ke arah anaknya yang membuatnya menunggu dengan cemas.

“E-eh ada mama tercinta. Dari kapan mama ada disini?” tanya Lisa basa-basi sambil terkekeh.

“Duduk kamu.” perintah Helena membuat Lisa menelan ludahnya dalam-dalam.

Mingyu hendak membantu Lisa jalan menuju sofa namun Lisa menolaknya. “Udah, gue bisa kok. Mending lo balik ke sekolah. Makasih ya, Ming.”

Mingyu mengangguk, “Gue pamit ya, Lis.” tatapan Mingyu beralih pada Helena, “Tante saya__”

“Iya, langsung pulang aja.” perkataan Helena membuat Mingyu mengurungkan niat untuk menjabat tangannya dan akhirnya Mingyu keluar tanpa sepatah kata lagi.

Sekarang Helena beralih pada putrinya. Ia menatap lurus ke arah Lisa membuat suasana mendadak berubah menjadi tegang.

“Siapa yang nyuruh kamu ke sekolah? Kan mama udah bikin surat ijin, hari ini mama akan antar kamu ke dokter.”

“Mama mau antar Lisa ke dokter? Mama bukannya tadi pagi udah nggak ada ya? Bibi bilang, mama ada tugas ke luar kota. Ya mending Lisa sekolah, bisa ikut ulangan daripada dirumah.” Jawab Lisa tak mau kalah.

Helena bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan mendekati Lisa dengan wajah sendu yang tak seseram dan semenakutkan tadi.

“Sayang, mama akan lakukan apapun untuk kamu. Memang tadi pagi mama nggak ada, mama baru ijin ke kantor untuk nggak ikut tugas karna mau ngantar kamu ke dokter. Tapi pas mama pulang, kamu justru nggak ada.” Helena mengusap kepala Lisa dengan lembut.

Mendengar penjelasan mamanya, Lisa menjadi merasa bersalah telah salah sangka.

“Maafin Lisa ya, Ma. Bukannya Lisa mau ngebantah, tapi Lisa ke sekolah karna mau ikut ulangan. Lisa cuma nggak mau susulan sendiri nanti.” sesalnya memeluk tubuh Helena dari samping.

Helena tersenyum dan membalas pelukannya, “Iya, nggak pa-pa. Kita bisa ke dokter sekarang kan? Mama nggak mau nanti kondisi kamu jadi semakin buruk.”

Lisa melepas pelukannya secara tiba-tiba membuat Helena mengerutkan kening kebingungan.

“Lisa udah ke dokter, Ma. Tadi sama Mingyu. Dia yang antar, dan ini obatnya Lisa udah dapet. Kita nggak perlu kesana lagi hehe.” Lisa menunjukkan plastik putih berisi obat yang ia genggam sedari tadi.

“Tunggu, kenapa Mingyu yang antar kamu? Kenapa bukan Jungkook?” Lisa terdiam beberapa saat. Sudah diduga nanti ujung-ujungnya Helena akan menanyakan soal Jungkook.

Memang aneh sebenarnya. Jungkook adalah tunangannya, dan kalau yang mengantarnya ke dokter justru Mingyu yang notabenenya hanya teman, bukannya patut untuk dipertanyakan?

“Eum, anu__Jungkook, Jungkook tadi..” Lisa terbata-bata sembari memikirkan alasan yang tepat untuk menutupinya.

“Anu apa? Kalian nggak lagi berantem kan?” Helena menaikkan alisnya.

Mine ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora