Pertemuan

2.4K 67 7
                                    

Sebuah rumah mungil dengan suasana yang cukup nyaman, membuat seorang gadis cantik bernama Gea Aleesya tidak beranjak dari tempat tidurnya. Sampai ia terbangun karena dering handphone-nya yang terus mengusik mimpinya.

"Ya ampun, ini jam berapa sih?" racaunya sembari mencoba mengambil handphone-nya yang berada di meja samping tempat tidurnya. Dengan mata yang belum sepenuhnya sadar. Ia melihat alarm itu menunjukkan pukul 6.30. Ia pun kembali menaruh handphone-nya dan hendak melanjutkan tidurnya.

 Ia pun kembali menaruh handphone-nya dan hendak melanjutkan tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh, tadi jam 6.30? Gue kan hari ini harus ke kantor baru kemaren? Dan disitu tertulis tepat pukul 7. Oh Tuhan...." dengan cepat ia bergegas ke kamar mandi. Tak butuh waktu lama, ia sudah selesai dalam waktu 15 menit. Dengan menggunakan hem lengan panjang berwarna peach yang dipadukan dengan rok hitam selutut serta rambut yang dibiarkan tergerai dan juga make up sekilas, Gea segera pergi ke kantor barunya.

*****

Gea POV

Sebuah gedung dengan arsitektur modern membuatku menatap takjub gedung ini. Terlihat sebuah tulisan dengan gagahnya 'GNA GROUP'. Perusahaan yang cukup terkenal dibeberapa negara. Dan aku? Beruntung sekali bisa bekerja di sini. Hari ini, hari pertamaku bekerja. Semoga saja bosnya tidak galak. Aku dengar bos perusahaan ini masih muda dan juga tampan. Semoga saja dia juga baik.

"Pagi, saya Gea Aleesya yang kemarin melamar pekerjaan, kira-kira saya ditempatkan di bagian apa ya?" ucapku pada salah satu receptionist di perusahaan itu.

"Oh, kalau begitu saya panggilkan Pak Alex dulu, silakan tunggu sebentar," ucap receptionist itu sembari menelpon seseorang di seberang sana.

"Mbaknya bisa langsung ke lantai 12 saja, nanti disana akan ada Pak Alex yang mengarahkan anda,"

"Ah ya, baik, terimakasih." Akupun melanjutkan langkahku menuju lift untuk sampai di lantai 28. Lantai 28 ini adalah lantai tertinggi diperusahaan. Meskipun hanya sampai lantai 28, tapi perusahaan ini sungguh benar-benar bagaikan istana. Sekali lagi aku kembali bersyukur. Akhirnya aku sampai di lantai 28. Akupun memandangi setiap sudut kantor itu, aku tidak tahu harus kemana. Rasanya aku seperti orang bodoh saja. Bayangkan saja, kalian berada di tempat baru dan tidak tahu pasti letaknya, sedangkan orang di sekitar sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

"Permisi? Kamu yang melamar kerja kemarin?" ucap seseorang mengagetkanku. Untung saja lumayan tampan. Jika tidak, maka akupun juga tidak kenapa-napa.

"Ah iya, saya Gea Aleesya," ucapku meperkenalkan.

"Saya Alex Chandra, kalau begitu ikut saya menemui bos kita,"

"Baik Pak," akupun mengikutinya dari belakang. Kami menuju sebuah pintu yang cukup besar, bahkan lebih besar dari pintu rumahku.

"Gerald, ini Gea, dia yang akan menjadi sekretaris barumu," ucap Alex pada bos baruku itu. Bos itu menghadap membelakangi kami. Mataku berusaha mencuri pandangnya. Bukan apa-apa, aku hanya ingin melihat wajanya. Lalu, kursi itu berputar dan tampaklah wajah bos baruku.

DATAR

Kata pertamaku saat melihatnya. Sungguh, ku akui dia tampan. Tapi wajahnya datar tanpa ekspresi senang. Yang benar saja, mungkin hanya perasaanku saja.

"Hmm, kau bisa pergi lex," Alex pun sedikit mengangguk dan berlalu pergi. Pintupun tertutup, menandakan keberadaanku yang hanya berdua dengan bosku ini.

"Jadi siapa namamu tadi?" suara baritonnya membuatku gugup setengah mati. Aku sedikit gelagapan. Sebelum menjawab pertanyaannya, aku menelan ludahku sendiri.

"Saya Gea Aleesya, Pak."

"Saya sudah melihat berkasmu dan ya lumayan." ucapnya enteng seenak jidat. Dia bilang 'lumayan'. Oke, sabar, ini hari pertama. Sabar Ge, kamu bisa. Ini hanya menguji mental. Bayangkan saja kamu sedang diospek. Tidak akan lama, hanya akan sebentar. Sabar. Titahku dalam hati berusaha menyemangati diriku sendiri.

"Sekarang buktikan jika kamu pantas bekerja di perusahaan saya," ucapnya dengan nada yang sedikit meremehkanku.

"Saya akan berusaha Pak," jawabku tegas. Walaupun di dalam lubuk hati yang paling dalam, sedikit gugup. Tapi harus tenang. Dia juga manusia dan aku juga manusia. Tidak boleh takut. Semangat. Titahku yang lagi-lagi menyemangati diri.

"Bagus, sekarang tolong buatkan saya laporan beberapa data yang sudah ada di komputer kamu di sebelah sana, siapkan semuanya dalam waktu 10 menit." ucapnya dengan santai sembari menatapku yang sudah melotot menatapnya. Aku masih menganga dibuatnya.

"se-sepuluh menit pak? Apa itu-" belaku berusaha meminta penjelasan lebih. Tapi terpotong dengan ucapannya yang tiba-tiba dengan nada sedikit ditinggikan.

"Baik, waktumu berkurang 2 menit."

"Ta-tapi Pak-"

"Waktumu hanya 5 menit." tanpa berpikir panjang aku langsung menuju mejaku yang ditunjuknya tadi. Ternyata dia menyebalkan sekali. Yang benar saja memotong waktu seenak jidat. Dasar Bos gila!

Dengan rasa sebal aku berusaha fokus mengerjakannya. Tidak banyak memang, tapi aku baru di sini.  Aku butuh adaptasi waktu sedikit lebih lama. Belum 1 jam saja aku berada di kantor ini, aku sudah banyak komat-kamit. Jangan salah, bukan doa yang kubaca saat ini. Justru aku ingin sekali mengutuk lelaki tampan nan datar itu. Sayangnya, jika dia aku kutuk jadi kodok, siapa yang akan menggajiku? Baiklah, aku akan buktikan bahwa aku bisa.

"Semangat, Ge!" Sekali lagi aku menyemangati diriku. Tanganku sudah dengan cepat mengetik data-data itu. Sungguh, mataku menatap serius kenarah laptop itu. Bahkan aku merasa mataku hanya berkedip sesekali saja.

"Aduh, ini yang mana ya..." Ujarku sendirian. Aku berusaha mengotak-ngatik laptop di depanku. Sungguh, rasanya seperti sedang lari maraton. Tapi bukan kakiku, hanya saja tangan, otak, dan mataku. Bayangkan saja berapa lama waktu yang diberikan si bos datar padaku. Tak bisa kubayangkan, sudah berapa sekretaris yang disiksanya? Sungguh kejam. Andai saja aku punya sihir, ingin sekali kusihir dia menjadi kucing. Setidaknya kucing terlihat lucu neskipun datar.

Bersambung...

Lanjut?
Ini hanya sebatas hobiku di waktu libur. Selamat membaca teman-teman.

Jangan lupa baca cerita baru aku ya, judulnya "Bisakah Aku Bahagia" dikhususkan bagi yang bermental baja...

Terimakasih.

Yes Bos!  (Proses Revisi+Cerita Masih Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang