3/6

2.8K 427 32
                                    

Hari ketiga kami berjalan seperti biasa,



"Kuroo-san, dimana (Name)?"

Akashi memandang sekeliling, mencari tau keberadaan sang gadis.

Kuroo yang di tanya hanya mendengus dan menunjuk ke arah halaman gym.

"Gadis itu bilang mau istirahat, capek katanya. Padahal aku lebih capek."

Akaashi terkekeh kecil mendengar perkataan Kuroo. Padahal memang benar, pemain lebih lelah dari pada manager, tapi kebiasaan buruk (Name) memang sulit di ubah.

Dasar gadis pemalas

Akaashi menghampiri gadisnya, menyapanya kemudian duduk di sampingnya.

Manik sang gadis masih belom teralihkan dari pandangan di hadapannya.

"Apa sebegitu menariknya pedesaan kota Tokyo?"

Akaashi yang merasa keberadaannya di abaikan mulai angkat bicara.

Gadis itu menatap ke arah sang empu, tersenyum kemudian mengangguk.

"Keiji, aku sangat jarang bisa menghabiskan waktu seperti ini. Aku merindukan suasana tenang."

Akaashi tersenyum, pandangannya kini tertuju pada apa yang di kagumi oleh sang gadis.

"Apa sesulit itu menjadi primadona sekolah?"

Sang gadis terkekeh.

Mengubah posisinya dari duduk menjadi terlenatang di bawah pohon dan di hamparan rumput halaman belakang.

"Aku tak sepopuler itu,"

(Name) menjeda perkataannya, kemudian menaikkan tangannya untuk menutupi sebagian wajahnya.

"Kamu sendiri juga seorang pangeran sekolah, pasti mengerti bagaimana sulitnya hidup tenang di area sekolah tanpa ada yang berbisik ini itu tentangmu."

Akaashi tersenyum menatap gadisnya. (Name) tak pernah berubah.

"Lau apa yang nona (Last Name) inginkan?"

Cukup lama Akaashi menunggu jawaban dari sang gadis.

"Apa yang aku inginkan? Aku tak menginginkan apapun lagi. Kurasa."

"Benarkah?"

Tampak jelas raut wajah bingung tergambar di wajah tampan Akaashi.

"Ya, aku sudah bersyukur dengan apa yang aku miliki sekarang."

Akaashi masih menatap gadisnya.

Tak ada tanggapan dari sang pemuda membuat sang gadis menjauhkan tangannya dari wajahnya.

Ia terkekeh.

"Apa-apaan itu? Kamu gak paham ya?"

Akaashi hanya terdiam.

Lagi-lagi (Name) terkekeh.

"Keiji, kau tau kan aku hidup berkecukupan, kedua orang tuaku menyayangiku, aku dikelilingi teman dan sahabat yang baik, dan aku memilikimu."

Manis

Gadis ini tersenyum begitu manis kearah sang pemuda. Sementara Akaashi terkekeh kecil.

Detik selanjutnya tangannya bergerak menutupi indra penglihatan sang gadis.

Chup

Akaashi mencium kening (Name).













Dia membuatku gemas.

Summer holidays 🌞 Akaashi Keiji X ReaderWhere stories live. Discover now