4/6

2.6K 408 31
                                    

Akaashi tengah berdiri di halaman camp pelatihan.

Irisnya tak henti-hentinya memperhatikan hamparan bintang dan pulan purnama musim panas di perkampungan Kota Tokyo.

Indah

Irisnya kini teralihkan karena indra pendengarnya yang menangkap sebuah suara langkah kaki.

Tampak seorang gadis tengah berjalan menuju ke arahnya, mengenakan dress peach selutut itu.

Surai yang di biarkan terurai serta senyum manis khas itu menambah kecantikan sang gadis.

Akaashi tersenyum.

"Apa aku membuatmu menunggu terlalu lama?"

Akaashi menggeleng.

"Aku baru saja sampai beberapa menit yang lalu."

(Name) tersenyum. Tangan kanannya ia gunakan untuk menyingkirkan rambutnya ke belakang telinga.

Akaashi masih menatap gadisnya penuh kebahagiaan.

(Name) yang menyadari tatapan Akaashi, terkekeh geli.

"Mau berangkat atau hanya memandangiku seperti ini saja? Aku tau aku cantik."

"Dasar geer."

"Siapa coba yang geer, kamu aja natapnya kelamaan."

Tanpa basa-basi lebih lama, Akaashi segera menarik pergelangan tangan (Name), membawanya berjalan beriringan.

Selama perjalanan Keduanya terus saja bergurau.

Padahal hanya akan melakukan makan malam sederhana dan yah sebuah kencan kecil di pedesaan kota tokyo.

Dan tentu saja mereka akan membeli peralatan untuk besok yang merupakan hari terakhir camp pelatihan.

Beberapa peralatan untuk pesta bbq.

Awalnya (Name) menolak untuk diantar Akaashi, tapi Akaashi terus memaksanya dengan alasan "tidak baik seorang gadis berjalan di malam hari"

Padahal tadinya (Name) akan bersama Kyoko.

Dan berakhir seperti sekarang, Akaashi terus menggomel.

"(Name) sayuran itu buruk, jangan ambil yang itu."

"Tidak (Name), kamu mau bikin anak-anak voli sakit perut dengan saus yang hampir kadaljarsa itu?"

"Ketuk dan dengarkan suaranya."

"Lihat, seperti jni seharusnya mereka terlihat."

"Jangan pilih yang terlalu tua."

"Lemaknya terlalu banyak."

(Name) benar-benar tak percaya, pemuda itu lebih tau tebtang makanan dari pada gadis ini.

Dan lagi, (Name) lelah mendengar ceramah Akaashi tentang makanan yang akan mereka masak besok.

"Keiji," Akaashi yang sibuk memilik brokoli menenggok kebelakang, menatap sang gadis.

"Aku lelah, aku ingin duduk." Akaashi tersenyum.

"Duduklah, aku akan meneruskan belanjaan ini."

(Name) hanya manggut-manggut dan duduk di salah satu kursi di ujung. Cukup sepi disini.

Hanya ada (Name), 3 orang pemuda dan seorang gadis lain yang sedang menyantap ramen.

Tak lama Akaashi sudah datang dengan troli yang berisi semua keperluan untuk besok.

Tapi maniknya melebar ketika melihat gadisnya di pandang oleh 2 orang pemuda di sebelahnya.

"Cantok bro."

"Yaudah sono pepet."

"Jual mahal nggak ya?"

"Coba aja, bodynya oke  tuh bro."

Tentu saja Akaashi tak suka. Dia segera menarik pergelangan tangan gadisnya. Tak peduli dengan beberapa pertanyaan yang meluncur mulus dari mulut (Name).

Sampai saat di depan kasir akaashi melepas jaketnya dan memberikannya pada (Name).

"Nggak usah pakek pakaian kek gini lagi deh, aku nggak suka kamu jadi diliatin cowok lain. Cukup aku aja yang tau. Ngerti?"

Summer holidays 🌞 Akaashi Keiji X ReaderWhere stories live. Discover now