6/6

3K 409 52
                                    

"Keiji, aku ingin boneka itu."

(Name) menunjuk ke arah stand permainan di dihadapan mereka. Akaashi ikut menghadap ke arah yang di tunjuk gadisnya.

Sebuah permainan menjatuhkan kaleng.

"(Name), permainan itu menipu orang. Tidak akan ada yang berhasil jika memainkan itu."

"Tidak, pasti bisa. Kamu enggak mau coba? Ya udah aku coba sendiri."

Akaashi hanya mengangkat sebelah alisnya, menatap punggung gadisnya yang. Kemudian tersenyum singkat.

"Baiklah, coba kita lihat apa noba cantik ini bisa mendapatkannya."

(Name) menatap Akaashi tak suka, sementara Akaashi hanya menanggapinya dengan senyuman.

Dan yak, gagal. Tak satupun kaleng yang jatuh.

Tentu saja gadis ini semakin kesal. Apa lagi Akaashi tengah mengejeknya sekarang.

Rasanya dia ingin memukul kekasihnya yang satu ini.

Gadis ini berbalik dan pergi meninggalkan stand tersebut, namun tangannya segera ditarik oleh Akaashi.

"Tidak mau melihat aku mencobanya?"

(Name) menatap Akaashi, kemidian tersenyum.

"Katanya tidak mau."

"Apa salahnya mencoba?"

"Paling juga nggak bisa."

"Liat dulu, nanti kalo bisa. Terus dapet boneka awas ya. Nggak aku kasih kamu."

"Ya udah, paling juga gagal."

"Liat dulu sayang."

Akaashi segera melempar bola itu dan yah semua kalengnya terjatuh.

(Name) menatap tak percaya kearah Akaashi. Semudah itu? Hanya sekali coba?

Gila.

"Bagaimana nona?"

Lamunan gadis ini buyar karena Akaashi menatapnya dengan membawa sebuah boneka yang ia inginkan.

"Mau?"

Akaashi menyodorkan boneka ditangannya. (Name) berbinar senang. Dan mengambil boneka tersebut.

Belom sampai boneka itu berpindah ketangan (Name), Akaashi segera menarik tangannya ke atas. Mengangkat boneka itu tinggi-tinggi.

"KEIJI!"

"Apa sayang?"

"YAK!!"

Akaashi terkekeh. Kemudin kembali menurunkan boneka itu dan menaruhnya di atas tangan gadisnya.

"Untukmu, apapun akan kulakukan. Sesulit apapun itu, aku pasti akan berusaha melakukannya."

****

"(Name), mau permen apel?"

"Boleh."

"Baiklah tunggu disini."

(Name) mengangguk tanda dia menyetujui perkataan Akaashi.

Gadia ini duduk di dekat pohon, tampak beberapa orang berlalu-lalang di hadapannya, cukup lama ia menunggu Akaashi, namun pemuda itu belum juga datang.

"Hai."

Dua orang pemuda menyapanya. Gadis ini berdecit pelan.

"Sendirian? Mau kami temani?"

"Maaf, aku kesini dengan kekasihku."

"Dimana dia? Meninggalkanmu? Ah, sungguh jahat. Lebih baik nona sama kami aja."

"Pergi!"

Kedua pemuda itu bertatapan, kemudian terkekeh.

"Nona, jangan marah seperti itu kau terlihat begitu manis."

"Aku bilang pergi! Atau kalian mau aku berteriak?"

Keduanya kembali terkekeh, salah satu dari mereka mendekat dan mencoba menyentuk wajah (Name).

Namun tangannya segera di tepis oleh seorang di samping (Name).

"Apa kalian tuli? Gadis ini menyuruh kalian pergi."

"Hei bung, apa urusanmu?"

"Dia kekasihku! Jadi ini urusanku."

Kedua pemuda itu tampak sebal mendengar perkataan Akaashi. Mereka berdecit pelan dan pergi meninggalkan (Name) yang sekarang entah bagaimana telah berada dalam pelukan Akaashi.

"Kamu baik-baik saja?"

(Name) mengangguk.

Akaashi bernapas lega. Kemudian memberikan sebuah permwn apel pada gadisnya ini.

"Maaf karena membiarkanmu sendirian. Lain kali aku tidak akan melakukannya lagi.

Padahal aku sudah berjanji akan melindungimu. Aku akan terus disampingmu.

Karna aku mencintaimu (Full Name)."

Summer holidays 🌞 Akaashi Keiji X ReaderWhere stories live. Discover now