06

51 3 0
                                    

(Jinhwan's POV)

"Apakah kita bercerai saja?"

Pertanyaan Soolna seketika membuatku membeku, lidahku kelu dan hanya bisa terdiam tanpa jawaban.

"Kau... mungkin seperti yang kau bilang dulu kalau ini semua rasanya menykitkan untuk satu sama lain" Soolna kembali berujar dan masih tidak mendapatkan respon dariku.

Aku menarik tangan Soolna dan mengelusnya lembut, jujur rasanya aku tidak akan pernah sanggup hidup tanpa Soolna, ia telah menjadi bagian hidupku dari kecil.

"Soolna-ah aku telah benar-benar menghentikan semuanya dengan Haeun, aku benar-benar tak mau menyakiti siapapun lagi" aku berujar masih sambil memegang tangan Soolna. "Kali ini aku akan memimpimu, entahlah kearah mana tapi aku akan mencoba"
.
.

(Author's POV)

Soolna dan Jinhwan sekarang benar-benar menikmati kesunyian yang rasanya akan membunuh mereka, terlalu lelap dalan pikiran mereka.

"Jinhwan-ah aku rasa kita benar-benar bodoh dan gila saat menyetejui semua ini terjadi" Soolna berujar sambil menatap langit-langit kamar Jinhwan, mengingat kembali bagaimana mereka dapat terikat dalam tali pernikahan.
.
.
.

#FLashback

"Halmonie aku sudah sampai!" Soolna yang baru pulang dari kampus masuk ke rumah orang tuanya, ah lebih tepatnya nenek dan kakeknya, selama ini Soolna dirawat oleh nenek dan kakenya karena orang tua kandungnya telah bercerai dan terlalu egois untuk merawat Soolna sehingga nenek dan kakenyalah yang berperan sebagai orangtua baginya.

"Lama sekali! Pasti habis beli baju kan? Selalu saja begitu" neneknya memarahi Soolna walau sambil bergurau, "Duduklah uri aegi".

Soolna terlihat bingung karena bukan hanya nenek dan kakenya yang menunggunya pulang tapi ada Jinhwan berserta keluarganya yang juga ikut duduk di ruang tamunya dan terlihat begitu serius.

"Ada apa? Apa semua baik-baik saja?" Soolna menjadi cemas melihat keadaan dirumahnya.

"Soolna-ah" Jinhwan memanggil Soolna ragu, "Aku...".

"Soolna, jadilah menantu kami" Ibu Jinhwan memotong ucapan Jinhwan cepat, "Menikahlah dengan Jinhwan".

Soolna tertawa kencang, lucu, apa mereka sedang melakukan prank sekarang. "Boleh saja? Kau mau kan Jinhwan-ah?" Soolna menanggapinya dengan bercanda.

"Soolna-ah jangan bercanda" Kakek Soolna memberikan pukulan kecil pada kepala Soolna.

Perjodohan mereka terjadi karena nenek dan kakek Soolna yang khawatir dengan Soolna karena usia mereka yang sudah lanjut membuat mereka sulit untuk menjaga Soolna, bak gayung bersambut, Ibu Jinhwan meminta Soolna untuk menikah dengan Jinhwan karena selama ini Ibu Jinhwan selalu melihat Soolna sebagai gadis yang bisa mengganti rasa kehilangan terhadap kakak Jinhwan.

"Apa-apaan ini?" Soolna berteriak kencang mengagetkan semua orang. "Tidak akan pernah!."

Tiba-tiba ibu Jinhwan menangis kencang sambil terduduk didepan Soolna, meminta Soolna untuk menerima semua ini, rasanya hati Soolna luluh, ibu Jinhwan merupakan salah satu orang yang memberikan Soolna kasih sayang saat orang tua aslinya tak pernah peduli padanya.

"Soolna-ah apakah lebih baik kita setuju dengan semua ini?" Jinhwan berujar dengan muka sedih, melihat ibunya menangis membuatnya sakit.

"Kapan kita menikah?" Balas Soolna dengan wajah datar.

#Flashback End
.
.
.

Soolna dan Jinhwan telah kembali ke Seoul, kembali sibuk dengan aktivitas masing-masing yang melelahkan.

"Hari ini aku syuting di Busan, mau aku bawakan sesuatu?".

"Tentang itu... apa jawabanmu?" Soolna malah mempertanyakan kembali hal yang sudah lama ia tunggu, iya, perceraian mereka.

"Jadi mau apa?" Jinhwan menghiraukan pertanyaan Soolna, "Ah, apa mau aku bawakan cumi segar?"

Soolna menggeleng pelan, percuma saja berbicar dengan Jinhwan yang selalu menghindar. "Pergi saja! Tak usah bawa apa-apa! Aku bersumpah jika kau membawa sesuatu kau akan babak belur!" Teriak Soolna kesal sambil meninggalkan rumah.

"Ya! Hati-hati!" Balas Jinhwan, ternyata memenangkan hati Soolna dangat sulit pikirnya dalam hati.
.
.
.
.

Syuting Jinhwan di Busan berlangsung hingga tengah malam dan menbuatnya tak dapat pulang kerumah.

"Kenapa Soolna tidak mengangkat telepon"

"Hyung ayo kita jalan-jalan cari makan" Chanwoo meneriaki Jinhwan yang belum juga masuk ke van.

"Ya! Jinhwan hyung cepat" Bobby lanjut memanggil Jinhwan.

"Ah ayo! Mian!"

Semua member IKON dan staff sampai disebuah restoran cukup besar dipinggiran kota Busan.

"Aku mau udang, ikan, dan daging panggang" Donghyuk bersemangat memesan seluruh makanan yang ada, "Jangan lupa kimchi lobak yang banyak ahjumma" Yunyheong menimpali.

"Satu lagi! 50 botol soju!" Junhoe tertawa kencang setelah menyebutkan pesanannya.

"Hyun kenapa sih? Daritadi seperti menahan kentut, wajahmu terlihat sengsara" Tanya Bobby jahil, "Cepat pergilah ke toilet" Bobby malah mendapatkan jitakan dari Jinhwan.

"Memang dasar kelinci tidak sopan!".

Jinhwan yang hendak lanjut menjitak Bobby berhenti seketika, dari dalam jendela restoran ia bisa melihat Soolna yang terlihat cukup mabuk dan sedang berjalan bersama seorang pria. Ia menatap gadis yang mirip istrinya itu lekat, memastika apakah benar itu Soolna atau tidak, harapannya bahwa gadis itu bulan Soolna ternyata salah, Jinhwan bisa memastikan bahwa itu istrinya dari tas yang dikenakan gadis itu.

"Kenapa dia bisa sampai Busan" Jinhwan bertanya pada dirinya.

"Siapa hyung? Ya bisalah kita kan kesini menggunakan van kita." Hanbin menjawab Jinhwan dengan heran. "Kau ini sebenarnya kenapa hyung? Ayo minum!"

"Hanbin-ah aku keluar sebentar, mungkin benar kata Bobby aku butuh udara segar" Jinhwan keluar tanpa peduli yang lain melihatnya dengan heran.
.
.
.

Jinhwan mengikuti Soolna yang sekarang sedang digendong oleh pria yang entah kenapa wajahnya sangat familiar.

Setelah cukup lama berjalan, Soolna dan pria itu berhenti disebuah cafe kecil, Jinhwan bisa melihat temannya Lany sedang duduk di cafe itu.

"Ya! Kenapa bisa mabuk begini sih?" Lany membantu Soolna duduk di sofa cafe tersebut.

"Tadi aku menjemputnya sudah mabuk begini, padahal ia ada tugas kerja disini malah mabuk-mabukan" jawab pria yang tadi menggendong Soolna. Tunggu, sepertinya Jinhwan tau siapa pria itu, ia adalah teman Soolna yang bekerja sepagai reporter, Jisub.

Jinhwan memutuskan untuk duduk berjarak dua bangku dari Soolna dan temannya.

"Ya! Lany-ah, Jisub-ah" Soolna berseru cukup kencang hingga Jinhwan bisa mendengarnya. "Aku akan menjual cerita!"

"Kau mabuk! Masa mau mejual cerita" Lany menanggapi Soolna dengan santai.

"Jisub kau wartawan kan? Ah bukan reporter? Kau bisa membantuku kan? Cerita ini kisah hidupku" Soolna hanya dapat balasan gelangan dari Jisub.

"KAU TAU AKU MENIKAH DENGAN SEORANG IDOL, NAMANYA KIM JINHWAN!" Teriakan Soolna memenuhi ruangan cafe itu.

"Sekarang dia duduk disana, kau kira aku tidak tau sedang diikuti" Jari Soolna menunjuk Jinhwan yang masih syok dengan ucapan Soolna.

Rasanya tubuh Jinhwan kaku.

"Yeobo mari kita bercerai, aku mohon" Sekarang Soolna berdiri tegap dan menatap Jinhwan sambil berurai air mata, "Aku mohon".

Jinhwan akan melangkah mendekati Soolna dan menarik istrinya untuk pulang, sebelum sebuah jepretan kamera mengarah kepadanya.

Cekrek
Click

.
.
.
.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 01, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WifeWhere stories live. Discover now