Unspoken Love PART 2

1K 116 4
                                    

ARTHIT POV

Sudah seminggu sejak kelas pertama tahun ajaran ini dimulai, dan pekerjaan teman-temanku satu minggu ini adalah menggosipkan satu nama, Kongpob Suthilak. Bukan cuma para siswi tapi juga siswa. Entah apa yang membuat orang itu begitu special hingga teman-temanku terus membicarakannya. Mereka bilang dia tampan, tapi entahlah aku belum pernah melihat wajahnya.

"Memang siapa sih Kongpob Suthilak itu? Aku bosan sekali mendengar semua orang membicarakannya."

"Kau benar-benar tidak ingat?"

Toota tiba-tiba mendekatkan tubuhnya padaku, jangan lupakan wajahnya yang sangat dekat dengan wajahku. Tsk, dia berlebihan!

"Memangnya apa yang harus aku ingat?"

"Kongpob Suthilak adalah anak kepala sekolah kita. Dia datang di acara orientasi kita tahun lalu, dan aku bisa menjamin aku telah mengenalkannya padamu?"

Benarkah? Aku tidak ingat bahwa Toota pernah mengenalkan orang yang bernama Kongpob Suthilak padaku.

"Bagaimana cara kau mengenalkannya padaku?"

"Aku menunjukannya padamu saat kita berada di lapangan untuk mendengarkan pidato kepala sekolah tahun lalu. Saat itu dia berada di depan bersama para guru."

"Itu tidak termasuk mengenalkannya Toota"

Sudah aku duga, aku tidak pernah berkenalan dengan orang yang bernama Kongpob Suthilak. Aku memang tidak seharusnya percaya kata-kata Toota.

"Tetap saja, aku memberitahumu yang mana Kongpob Suthilak itu"

Aku hanya menggelengkan kepalaku mendengarnya. Sudahlah, lebih baik aku kembali belajar daripada ikut-ikutan teman sekelasku yang mengagungkan Kongpob Suthilak. lagipula itu benar-benar tidak penting.

Saat tenggelam dalam buku pelajaranku, tiba-tiba posel yang ku simpan di saku celana bergetar. Tsk mengganggu saja.

From: +82300xxxxx

Hey..

Aku menghela napas dan kembali menyimpan ponselku ke dalam saku celana. Lagi-lagi pesan dari orang yang tak dikenal. Entah apa yang mebuat banyak orang mengirimiku pesan.

Sejak pertama aku masuk sekolah ini, aku mulai mendapatkan pesan dari nomor yang tak ku kenal. Awalnya aku membalasnya, tapi lama kelamaan mereka membuatku kesal. Banyak dari mereka yang tak mengatakan namanya, bahkan setelah berulang kali aku menanyakannya. Mereka malah mengajakku untuk bermain tebak-tebakan tentang nama mereka. Mereka pikir nama mereka penting untukku? Tsk tentu saja tidak! Lebih baik aku tidak membalas pesan mereka lagi.

Ada juga beberapa orang yang mengakui siapa dirinya, tapi tetap saja mereka membuatku kesal. Rata-rata mereka mengirimiku pesan-pesan tak berguna,seperti kau sedang apa, sudah makan apa belum. Tsk membosankan.

Dan yang perlu digaris bawahi adalah yang mengirimiku pesan bukan hanya perempuan, tapi juga laki-laki, bahkan mereka yang sudah memiliki pacar tetap menggodaku, sungguh dunia sudah gila!

Hingga akhirnya hal itu membuatku sering berganti-ganti nomor ponsel. Jangan ingatkan aku untuk memblock nomor-nomor tersebut, karena itu tetap tidak akan membuat mereka semua berhenti! Nomor yang lain akan kembali mengirimiku pesan.

Ponselku kembali bergetar. Kali ini aku mengabaikannya. Aku tahu pasti ini pesan tidak penting lagi.

Lagi, ponselku bergetar. Akhirnya aku putuskan untuk mematikannya. Aku benar-benar ingin belajar dengan tenang.

.

"Arthit, kau mau kemana setelah ini?"

"Pulang" jawabku singkat sambil meletakkan buku-bukuku ke dalam tas.

PERAYA ONESHOTS [BAHASA INDONESIA] (Singto x Krist) (Kongpob x Arthit)Where stories live. Discover now