Thirteen

4.7K 615 45
                                    

Kai dengan perasaan gusar menggendong Jennie yang sudah tidak sadarkan diri kedalam IGD.

Kai juga ikut panik melihat Jennie yang memucat dan tidak sadarkan diri badannya juga dingin.

"Ia bisa pulang jika infusnya sudah habis"Kata sang dokter menunjuk kearah infus yang baru saja terpasang. Goresan yang cukup dalam di lengan Jennie juga sudah di atasi dengan baik.

Kai mengangguk dan membungkuk sampai sang dokter tidak terlihat lagi.

Kai menghela nafas lalu mendudukkan dirinya di kursi pengunjung tepat samping brankar.

Kai terlihat menghubungi seseorang.
"Temukan siapa orang itu"Kata Kai dengan singkat lalu menutup panggilannya.

"Yebseo"Sapa seseorang disebrang sana yang baru saja Kai hubungi.

"Ah, hyung bisakah kau menjaga Ella dulu?"Tanya Kai dengan sedikit ragu.

"Tentu saja. Dimana kau?"Jawab Suho dengan cepat.

Kai melirik Jennie yang masih belum sadarkan diri.
"Aku- di rumah sakit"

"Bagaimana Jennie?"

"Baik-baik saja"

Suho terdengar berdehem.
"Kabari aku jika kau membutuhkan sesuatu"

"Kau sudah sadar?"Tanya Kai lembut melihat Jennie yang baru saja membuka matanya.

"Kau dirumah sakit"Tambah begitu melihat Jennie yang nampak kebingungan.

"Kau juga terluka"Kata Jennie menunjuk luka yang nampak di wajah Kai.

Kai yang sadar dengan itu hanya mengangguk.
"Aku bisa mengobatnya dirumah, lagipula ini tidak separah lukamu"

"Istirahatlah, kau bisa pulang saat infusnya sudah habis"Lanjut Kai lagi sambil menunjuk infus.

"Kau bisa pulang"Kata Jennie, ia tidak enak jika Kai tetap ada disini.

Kai menggeleng.
"Aku akan disini"

"Bagai-"

"Ella sama Irene sudah aman dengan Suho"Potong Kai, ia tahu Jennie akan menanyakan perihal dua gadis yang menjadi korban penculikkan itu.

Jennie Mengangguk cukup melegakan mendengar kabar itu.

"Apa aku harus menjelaskan ini pada Appamu?"Tanya Kai melihat Jennie. Ia sudah membahayakan anaknya dan sepertinya Kai harus mempertanggung jawabkan hal itu.

Jennie menggeleng dengan cepat.
"Biar aku yang menjelaskannya".

"Mianhae"Ucap Kai, ia tidak enak melibatkan Jennie dalam hal ini.

"Kau harusnya tidak terlibat dengan ini"Kata Kai.

Jennie hanya tersenyum.

"Apa itu sakit?"Tanya Kai melihat Jennie sedikit meringis saat ia berusaha untuk duduk.

Jennie tiba-tiba memencet tombol panggilan yang berada di samping ranjangnya. Membuat Kai juga ikut panik berselang benerapa menit datanglah seorang dokter dan dua suster kedalam ruangannya.

Kai menatap bingung Jennie.

"Tolong obati dia, ia juga terluka"Kata Jennie pada sang dokter. Kai nampak tidak percaya ia bahkan sudah panik takut jika Jennie kenapa-napa.

"Kamshamnida"Ucap Kai saat sang dokter sudah memberikan pengobatan untuk lukanya dan beranjak keluar.

Jennie melirik Kai.
"Maaf menghambat rapatmu"

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang