10 Juli, 2019

2 0 0
                                    


Hari ini dimulai perjuangan baru bagi saya dan keluarga. Setelah banyak kegagalan kami beberapa waktu yang lalu. mulai dari saya yang belum berhasil masuk PAPK TNI dan juga bapak yang belum berhasil menjadi anggota DPRD.

Empat tahun perjuangan saya untuk menjadi serdadu lenyap. Saya mempersiapkan fisik dan latihan psikologi sejak awal masuk perkuliahan. Sebelum kuliah saya sempat mendaftar taruna empat kali, namun juga belum di berikan kesempatan untuk bergabung. Singkat cerita, saya mempersiapkan diri selama di bangku perkuliahan untuk mendaftar lagi menjadi perwira setelah lulus kuliah. Namun, hal yang tidak terduga terjadi. Hasilnya membuat saya tidak dapat berpikir secara logis. Sejak saat itu saya tidak lagi optimis untuk mendaftar di tahun selanjutnya.

Bapak adalah seseorang yang tegar. Sejak saya kecil, bapak adalah laki-laki yang tidak pernah mengeluh seberapa beratpun beban dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Ia selalu menebar senyum untuk keluarganya. Dan ajaibnya, beliau selalu dapat meyakinkan anggota keluarganya bahwa hidup baik-baik saja. Saya yakin, tidak ada satupun orang di dunia ini yang tahan dengan penderitaan. Seseorang membutuhkan pelampiasan untuk menghilangkan bebannya. Ada yang melampiaskannya dengan berlibur, ada yang bercerita dengan teman, ada yang minum-minum, ada yang berdoa, dan ada juga yang seperti Bapak, Merokok. Setiap orang butuh pelampiasannya masing-masing, tinggal bagaimana cara kita membawa masalah kita kepada hal yang baik atau justru malah menjurus ke hal yang buruk.

Saya bukan seseorang yang baru pertama kali merasakan kegagalan. Namun, kegagalan kali ini seakan menghilangkan harapan saya. saya tidak tahu lagi harus kemana setelah ini. Mimpi terbesarmu dalam hidup, lenyap begitu saja. Tanpa pernah kita siap menerima sebelumnya, tanpa pernah pandang bulu kapan kita dapat setuju terhadap semua hasilnya. Semesta saya berantakan, seluruh waktu saya selama ini seakan tidak ada artinya.

Saya melampiaskan segala keluh kesah saya dengan mendaki gunung di akhir tahun 2018. Pikiran saya sudah terlalu penat. Pikiran saya tidak dapat lagi fokus pada apapun. Yang terpikir hanya "mau jadi apa setelah ini?" apa sesuai dengan tujuan saya selama ini?" lalu "untuk apa saya di lahirkan ke bumi?." pikiran yang tidak ringan, selalu melintas di kepala saya.

Untuk bangkit kembali tidak mudah. Berbulan-bulan saya tidak tahu harus kemana. Saya melamar di beberapa perusahaan sesuai dengan ijazah saya, namun belum ada yang di panggil. Saya mencoba usaha juga belum berhasil karena terbentur dengan modal. Pertanyaan itu makin menguat "untuk apa saya di ciptakan?." Saya adalah orang yang idealis, dan kalau kau bertanya apakah nyaman menjadi orang yang idealis? Jawaban saya, tidak. Kita yang idealis terlalu menginginkan dunia yang sempurna, itu memang tidak salah. Tapi, tidak sepenuhnya benar. Ketika kita mengharapkan dunia untuk sempurna maka yang terjadi kita tidak akan pernah menemukannya seumur hidup kita. dunia ini abu-abu dengan segala sisi baik dan buruknya. Mereka yang idealis juga terkadang memikirkan hal-hal secara mendalam bahkan terkadang pikiran-pikiran itu masih mengelilingi pikiran hingga malam, bahkan hingga tidur. padahal tidak jarang permasalahan yang di pikirkan itu sebenarnya tidak ada sangkut pautnya terhadap kita.

Hingga pada pertengahan 2019, saya memberanikan diri untuk kembali memulai latihan fisik. Desir angin membawa pikiran saya kembali jernih, darah saya serasa kembali mendidih. Tatkala, pikiran saya mengarah pada pendaftaran jaksa yang beberapa bulan lagi di buka. memikirkannya saja sudah membuat saya senang. tujuan saya kembali ada. Walaupun kapal mimpi saya akan merubah haluan. Namun itu lah yang membuat saya kembali bersemangat. Dan kata seorang kawan, apabila ada sebuah mimpi yang membuat darahmu kembali mendidih, perjuangkan!. Saya kembali berdiri dari keterpurukan. Saya tidak tahu akan berhasil atau tidak. Yang pasti saya ingin memperjuangkan apa yang saya yakini. Dan saya yakin bahwa usaha yang di imbangi dengan doa dan ridho dari orang tua, hasilnya tak pernah mengecewakan.

Dan kalau boleh saya berbagi mimpi dengan kalian semua, di 2019 saya ingin masuk jaksa, membanggakan keluarga dan membuat perpustakaan atau taman baca yang nyaman untuk anak-anak dan remaja di kampung halaman saya, Bojonegoro. Dimana mereka dapat bebas memilih buku yang mereka suka dan membacanya di tempat yang nyaman tanpa di pungut biaya apapun. semoga bisa terwujud.

Dan soal Bapak. hari ini adalah pengumuman bagi peserta snmptn yang lulus atau tidak masuk ke perguruan tinggi yang di pilih. Ada salah satu orang tua anak yang menghubungi bapak. orang tua anak tersebut adalah teman dari kenalan Bapak. beliau meminta untuk memasukkannya dengan membayar. Beliau bertanya, harus bayar berapa pak? Kalo memang bayar. Saya harus menghubungi siapa?. saya menyimak cerita dari bapak sembari memasak mie goreng. Dari pertanyaan seperti itu saja saya paham bahwa orang tua itu menginginkan jalur belakang. Mungkin putus asa karena anaknya belum juga lulus. Dan cerita Bapak yang kedua di hari itu adalaah ada seseorang yang memintanya untuk memasukkan orang yang ingin melamar kerja. Namun, calon pegawai yang melamar kerja tersebut harus di mintakan uang sejumlah harga motor ninja 250 cc. Beliau bimbang, himpitan ekonomi yang kami alami membuat akal sehat menjadi tak sehat lagi. kedua permasalahan ini merujuk kepada uang yang tak halal.

Hampir saja Bapak menerimanya, namun saya segera mengingatkannya. "orang boleh jahat, tapi kita jangan pak. Kita sudah melihat betapa jahatnya beberapa orang harusnya menjadikan kita lebih bijak lebih waspada dan tidak melakukan apa yang orang itu lakukan, karena kita tahu rasanya di curangi seperti apa."

Bapak diam sejenak. Pikirannya kembali jernih. Beliau tersenyum. Bapak menepuk bahu saya. lalu keluar pergi untuk bertemu dengan kawan kerjanya. 

Buku Ini Belum LunasNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ