Chapter 34

10 2 0
                                    

*Conflict*

Di pagi buta ini, pria dengan paras yang menawannya telah menyibukkan dirinya sendiri. Ia sibuk melihat kertas-kertas yang berisi lamaran kerja sembari membaca pengalaman dan pendidikan, ia mencari seseorang yang telah berpengalaman dan yang memiliki pendidikan yang bagus. Begitu juga dengan Wonho, ia sibuk dengan email di komputernya, banyak yang mengirimkan surat lamaran kerja tersebut melalu kertas maupun dengan email. Padahal butik tersebut baru saja mereka dirikan. Bahkan masih banyak beberapa barang yang harus mereka beli. Tapi sudah banyak orang yang melamar pekerjaan di butik mereka berdua, bahkan para anak SMA pun ikut bekerja sebagai pekerja paruh waktu.

"Hyungwon-aah, apa kita harus menerima anak-anak yang masih bersekolah? Aku kasihan dengan mereka, mereka harus bekerja sejak dini. Entah itu untuk dirinya sendiri, atau memang karena keluarga, atau orang tua mereka yang menyuruh untuk bekerja untuk apapun itu"Ucap Wonho yang bersender di kursi besarnya itu

"Bukankah itu untuk menambahkan pengalaman mereka? Aku memang mencari yang sudah berpengalaman, tapi kenapa kita tidak menerima yang tidak berpengalaman? Lagi pula jika kita menerima mereka, mereka akan berpengalaman setelah keluar dari sini"

"Maksud mu kita menggunakan sistem kontrak untuk para anak sekolah?"

"Ya hyung benar, dua atau tiga bulan setelah mereka bekerja disini, mereka tidak boleh bekerja lagi disini, ada banyak yang ingin bekerja disini, mereka harus bergantian. Hyung mengerti maksud ku kan?" tanya Hyungwon yang matanya masih sibuk dengan surat-surat lamaran tersebut

"Bukankah kita harus menata butik dulu? Kita bisa lanjutkan ini nanti" Usul Wonho setelah  merenggangkan tubuhnya 

"Aku sibuk, hyung saja kalau mau. Lagi pula badan hyung itukan besar, jadi tidak mudah lelah jika hanya memindahkan manekin-manekin tersebut. Oh iya, baju yang dipajang adalah baju yang kita tampilkan di acara fashion di tahun pertama kita. Oke hyung?"Wonho hanya membuang nafasnya pelan dan mengangguk, mengiyakan ucapan Hyungwon. 

Dia keluar dari ruangan tersebut dan melihat tokonya yang gelap dan masih sangat berantakan. Dari pada hanya duduk di depan komputer dan membaca email tersebut, lebih baik ia membersihkan tokonya dan menata sebaik mungkin. Setelah Wonho memasangkan baju terakhir pada manekin yang ia taruh tepat didepan jendela besar, ia membuka hordeng tersebut sedikit dan melihat suasana luar. Sangat terang dan ramai, orang-orang berlalu-lalang untuk kesana dan kesini. Wonho menelan air liurnya, ia merasa tenggorokkannya sangat kering setelah ia merapikan semuanya. Kemudian ia masuk kedalam ruangan dan mengambil jaketnya.

"Mau kemana hyung?" Tanya Hyungwon yang tidak berpindah tempat sedari tadi

"Aku ingin beli minum, apa kamu ingin nitip?"

Hyungwon mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya melalu mulut, kemudian menaruh kertas-kertas tersebut diatas meja dan berdiri menghadap Wonho 

"Aku ikut, aku butuh udara segar"

Setelah mereka membeli minuman di minimarket. Mereka berdua duduk dan sambil memakan-makanan yang mereka beli. 

"Aku terlalu malas untuk melihat emailnya, jadi aku merapikan butik. Aku juga sudah menatanya dengan baik" Ucap Wonho yang memulai pembicaraan. 

Hyungwon hanya mengangguk sambil menyeruput ramyeon yang masih panas "Beberapa hari lagi kelulusan kita, dan tidak ada yang mengucapkan selamat secara pribadi pada kita, Hyungwon-aah apa menurut mu ayah dan ibu akan kembali ke Korea? Aku ingin mereka kembali secepat mungkin. Kamu sudah memberi tau pada mereka kan kalau kita akan lulus?". 

Lagi-lagi, Hyungwon hanya menganggukkan kepalanya tanpa berbicara satu kata pun "Apa Ramyeon itu sangat enak sehingga kamu hanya bisa menggerakkan kepala mu?" Jawaban Hyungwon adalah sebuah gelengan kepala "lalu kenapa hanya menganggukkan kepala mu? Aku juga bisa seperti itu" Omel Wonho yang kesabarannya telah habis. Hyungwon memutuskan ramyeon dengan giginya dan menatap Wonho dengan wajah datar dan mulut yang mengunyah. 

[COMPLETE] Conflict [Monsta X Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang